A WHOLE NEW WORLD

You do not become good by trying to be good, but by finding the goodness that is already within you, and allowing that goodness to emerge
Eckhart Tolle

Saya terdiam pada saat tulisan itu dicerna oleh mata dan disambungkan ke otak saya lalu turun ke hati. Tidak lagi saya lanjutkan membaca, tapi saya mencari stabillo agar saya dapat memberi tanda pada kalimat yang membuat saya terperangah mencernanya.

Kalimat itu cukup sederhana, tapi terasa hingga kedalaman hati yang terdalam. Terasa seperti tertampar dengan cukup kencang, hingga jantung saya berdegup tidak karuan. Seperti perasaan sumringah pada saat dijemput oleh seseorang yang disayang, seperti mendengar bisikan mesra dari orang terkasih, rasanya seperti pada saat mencapai puncak orgasme. Pernahkah Anda alami? Jika belum pernah, silakan mencoba. Maka Anda akan tau apa yang sedang saya alami. :)

Sebuah buku yang luarbiasa inspiratif bercerita tentang sebuah dunia baru yang penuh dengan pelajaran tentang bagaimana caranya hidup didunia ini tanpa mendahulukan ego. Bisakah? *Kapankapan akan saya ceritakan soal buku ini*

Pada sebuah kesempatan saya sempat bertanya pada seorang teman,
‘mungkinkah kamu menjalani hidup ini tanpa menggunakan ego-mu?’
‘ha?’

Itu reaksi pertama yang saya dapatkan, lalu saya kembali mengulang pertanyaan itu agar dapat dia cerna dengan baik. Tidak beberapa lama dia menjawab,

‘kayaknya cuma manusia setengah dewa atau dewa deh yang bisa keq gitu’

Saya hanya tersenyum mendapatkan jawaban itu.

Ternyata memang banyak orang yang masih belum bisa menyadari potensi diri mereka sendiri. Padahal kalau saja sebagian dari kita mau sedikit berjalan dengan santai, berbagai pemandangan indah dan kejadian menarik terpampang dihadapan kita loh! Selama ini, sepertinya banyak orang yang tidak sadar dengan keadaan sekitar yang sebenarnya begitu indah, hanya karena sibuk berlari maka tidak pernah lagi melihat pemandangan tersebut. Bahkan untuk sekedar menikmati udara yang terhirup *walau debu bertebaran* pun sudah tidak mampu lagi.

Sama seperti halnya dengan berbuat baik. Sudah sangat wajar jika berbuat baik semakin jarang terasa dan terjadi ditempat Anda berada, terutama di kota ini. Kota yang kata sebagian orang yang hidup didalamnya terasa begitu kejam dan menyakitkan. Kota yang semakin sumpek dan egois. *maafkan saya, Jakarta!* Marahkah Anda? Jika saya katakan bahwa semua hal tersebut terjadi karena perbuatan Anda? Semua itu terjadi akibat dari masa bodoh, tidak perduli dan egoisme Anda yang menjadikan kota dan dunia kita seperti sekarang ini? Semoga tidak. :)

Karena memang itulah kenyataan yang terjadi.

Jujurlah pada diri sendiri sekarang, pejamkan mata dan lihat kedalaman hati Anda, dan tanyakan;
Sudahkah saya berbuat baik hari ini?
Jangan remehkan senyum dan tawa yang Anda tularkan, karena itu adalah bagian dari berbuat baik. Karena dengan memberikan senyum dan membuat orang lain tertawa, Anda sudah berbuat sesuatu dalam hidup orang lain.

Berbuat baik dengan tulus tanpa pamrih dan ikut campur tangan ego. Saya ulang, berbuat baik dengan tulus tanpa pamrih dan ikut campur tangan ego. Sepertinya gampang yah? Semudah menuliskannya dan membacanya. Tapi, cobain deh :D

Coba untuk dipraktekkan, pertama dalam rumah dengan melakukan sesuatu hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya dengan makan satu meja makan dengan seluruh keluarga. Bercengkrama mesra dengan anak, istri dan suami di ruang keluarga. Memberikan pelukan atau kecupan di kening pada ayah atau ibu sebelum pergi beraktivitas. Semua itu adalah bagian dari berbuat baik yang terasa dihati. Mungkin akan aneh pada pertama kali melakukannya, tapi semua hal di dunia ini perlu latihan agar semakin terbiasa. Ya kan?

Percayalah, pada saat kita berusaha merubah diri kita secara sadar demi kebaikan orang lain, maka seluruh dunia disekeliling kita akan berubah karenanya.

Maukah Anda membuat dunia ini menjadi LEBIH baik?
Maukah Anda berhenti sejenak dan melihat sekeliling?
Maukah Anda bergandeng tangan memberikan yang TERBAIK bagi dunia?
Maukah Anda menanamkan benih kebaikan pada generasi yang akan datang?
Sehingga dapat kita ceritakan pada mereka nanti dunia indah yang sudah kita ciptakan bagi mereka.

Mau yah? :)

Saya tutup tulisan yang *bagi saya* cukup emosional ini dengan kalimat dari Kahlil Gibran yang disarikan oleh Paolo Coelho, katanya:

…And know that a friend is not by your side to help you kill the time, but rather to help you enjoy life in all its fullness…

Share:

4 comments

  1. mau..mau..tapi ah ini yah ada itu lagi, yah gimana dong

    BalasHapus
  2. no waaay..youre flattering me again, mungil :">

    yoi sebenernya kita itu sering terjebak dengan 'blaming'(oke, ini tipe blaming saya yang terakhir)
    yang menutup potensi diri kita... yang ujung2nya bener jg loe, yaitu dalam rangka menyelamatkan ego kita masing2 ya.

    btw ada ga si terapi 'meruntuhkan ego' untuk kemudian dibangun kembali dengan bentuk yang bisa mendukung kita agar lebih positif? coba dong riset ttg ini ya ;) trus tulis disini... ntar gw jg pengen liat2 dunia jg ah..

    BalasHapus
  3. Maukah Anda membuat dunia ini menjadi LEBIH baik?
    Maukah Anda berhenti sejenak dan melihat sekeliling?
    Maukah Anda bergandeng tangan memberikan yang TERBAIK bagi dunia?
    Maukah Anda menanamkan benih kebaikan pada generasi yang akan datang?
    Sehingga dapat kita ceritakan pada mereka nanti dunia indah yang sudah kita ciptakan bagi mereka

    MAUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU

    BalasHapus
  4. @Leon
    gyaaa...hahaha...1 - 0 :D

    Sebenernya udah ada bentuk tulisan beberapa waktu lalu dalam hal meruntuhkan ego itu, dan jelas sekali ditulis dalam buku si master Eckhart itu, but then I'll write it again for you to read :)

    @nn
    thanks yah! ajak yang lain juga :)

    BalasHapus