BOOK REVIEW

Masih ada 2 buku yang tertunda, untuk dibaca. Saat ini saya masih belum mendapatkan versi buku aslinya. Hanya bisa mendapatkan dari buku elektronik. Walau begitu pun saya tetap terus membacanya, walau hanya mampu di cetak bab per bab. Mencoba menghayati tulisan mereka berdua, seperti tertampar berkalikali.

Pikiran orang kaya, mungkin itulah terjemahan secara asal yang saya dapatkan. Tapi, pada saat Anda mencoba membacanya, isinya benarbenar beda dengan apapun yang sudah Anda pikirkan. Karena didalamnya Anda juga disindir secara langsung, beberapa kalimat yang ditulisnya, terus terang menyindir dan membuat saya kembali berpikir.

Salah satu yang sedang saya coba lakukan adalah dengan mencoba untuk tidak mengeluh selama seminggu. Dalam hal apapun. Satu hari saya mencobanya, ternyata memang masih susah. Harus dibiasakan untuk tidak mengeluh. Semakin saya mencobanya, perasaan saya semakin ‘awas’ dalam memilih dan menyikapi suasana hati yang biasanya dipakai untuk mengeluh.

Banyak alasan yang dapat dipakai orang lain untuk bicara dan berpikir jelek tentang orang lain, tidak mungkin, saya pun begitu adanya. Tapi dengan membaca tulisan dalam buku ini membuat saya kembali berpikir dengan segala hal yang memang sudah saya lakukan dan pikirkan, begitu jelas terbaca didalamnya, dan saya tertohok membacanya, bahkan sempat berkacakaca karena merasa bersyukur sudah diingatkan untuk bersikap lebih baik lagi.

Mari kita belajar untuk tidak mengeluh selama seminggu, sanggup terima tantangan ini? :D

Satu buku lagi adalah buku elektronik yang membuat si penulis menjadi terkenal seperti sekarang. Ia mengajarkan tentang menulis yang menghipnotis. [HYPNOTIC WRITING]

Seperti apakah?

Secara sederhana bisa dibilang bahwa tulisan yang menghipnotis adalah sebuah tulisan yang membuat pembacanya terus ingin membaca tanpa ingin melepaskan matanya dari susunan kalimat yang terangkai di dalam sebuah tulisan.

Saya menemukan beberapa rekan blogger yang sudah memiliki tulisan seperti ini. Sebenarnya tidak perlu juga membaca buku ini, jika memang Anda sudah tau bagaimana menulis dengan jiwa dan hati. Karena, apapun yang tertulis pasti ‘terasa’ oleh pembacanya.

Salah seorang kawan penulis pernah bilang bahwa monitor adalah altarnya. Sehingga, apapun yang terjadi disekelilingnya pada saat dia menulis terutama jika sedang ada tenggat waktu, maka tidak akan dia gubris.

Meski ada penari telanjang menggodamu? Saya bertanya, penasaran.

Dengan santai dia menjawab, iya.

Dari jawaban yang terlontar saat itu saya hanya bisa menilai, bahwa dia adalah seorang professional sejati. Walau dalam kenyataan jika memang itu terjadi, lelaki tetaplah lelaki :D jika ada yang menggoda tanpa kata, tapi dengan tindakan maka ‘altar’ pun akan dihiraukan, karena ada yang menyedot perhatiannya.

Begitu bukan?

Maaf, jika saya tidak bisa menyebarkan kedua buku itu disini, karena disitu jelas tertulis saya tidak berhak memberikan dan menyebarkannya kembali untuk orang lain. Jika Anda menginginkannya, buku itu mudah ditemukan, karena memang awalnya dibuat untuk dapat di dapat orang dengan mudah.

Selamat mencari dan membaca.
Mari kita kembali menulis indah! :)

Share:

3 comments

  1. ajari aku menulis indah, Senja!!
    beri aku inspirasi. cukup inspirasi.

    BalasHapus
  2. hmm...lihat saja senja, mungkin bisa memberimu sedikit inspirasi :D

    wartawan koq tiba2 gak isa cari inspirasi, kampungmu dimana toh, dik?
    bwahahahah...:D

    BalasHapus
  3. bwakahakakaakakaka..

    *timpaaaaa.....

    BalasHapus