NATIONAL POEM DAY

Konon beritanya, hari ini ditetapkan sebagai hari Puisi Nasional, karena bertepatan dengan hari meninggalnya salah satu pujangga terkenal, Chairil Anwar. Karena bengong pada hari Sabtu, dan ada koran tergeletak di meja itu, maka saya pun membacanya. Tumben. Benar sekali. Tumben jika saya bisa membaca koran. Karena seperti yang pernah saya ceritakan pada banyak orang, bahwa saya jarang sekali baca koran, nonton tv apalagi dengar radio.

Maaf, jika saya lupa tentang narasumber, penulis berita. Tapi, judulnya saya masih ingat, PUISI, SIAPA PEDULI? Kalau tidak salah, bunyinya seperti itu. Penulis mengungkapkan rasa pedulinya terhadap penulis puisi di Negara tercinta ini. Karena, katanya semakin jarang penikmat puisi dan penulis puisi, banyaknya buku puisi yang terbeli dan tercetak juga bisa dihitung dengan jari. Begitu katanya.

Dan lagi banyak penulis puisi yang sebagian besar berada didunianya sendiri. Pengarang yang peduli dan menulis tentang isu sosial yang sedang berkecamuk di Negara ini sudah tidak ada. Puisi-puisi sindiran yang dulu banyak ditulis, hingga harus di cekal dan penulisnya diburu, sudah tidak ada lagi. Membaca tulisannya, membuat saya berpikir dan juga menyetujuinya.

Jika kita lihat lagi kebelakang, memang benar yang tertulis. Puisipuisi Chairil Anwar bukan menulis melulu tentang cinta yang dasyat.

Jika memang mau tau lebih lengkap dan jelas tentang sosok Bapak puisi yang satu ini, silakan mampir membaca disini :)

Sebelum saya menyelesaikan tulisan ini pun, saya sudah berpikir bahwa akan ada tulisan yang keren di blog Mas yang satu itu, ditengah jalan menulis saya terpesona membaca kisah Chairil Anwar disana. Saya merasa tersesat dalam aksara yang terangkum begitu indah.

Dasar!

Share:

3 comments

  1. hmmm.. baru tau kalo ada hari puisi nasional...

    beritanya kalah sama soal KPK.. :P

    BalasHapus
  2. saya orangnya gak puitis..tapi anarkhis.. (lah gak nyambung sama sekali yah.. ) heuheuhe

    BalasHapus
  3. saya mah suka yang mungil-mungil.
    lah lebih gak nyambung lagi

    BalasHapus