WOULD YOU DANCE WITH ME?

Aku terpaku duduk menatap indahnya rembulan, ditemani oleh angin sepoisepoi yang memelukku dalam iramanya. Dalam keterpakuan pikiranku melayang, padamu.

Pada saat itu, diantara sekian banyaknya kerumunan orang, kau bisa menemukanku. Yang bagi kebanyakan orang adalah ‘manusia siluman’ karena aku ada hanya bagi duniaku, bukan bagi dunia mereka. Aku ada bagi diriku tapi tak terlihat oleh mereka.

Tapi entah mengapa, diantara semuanya, engkau mampu melihatku yang sedang duduk terlena dipojok yang hanya ditemani oleh debu dan peluh yang setia bersamaku.

“Apakah kau baikbaik saja?”

Sampai detik kau ucapkan itu aku tidak mampu menjawab apapun, jiwaku serasa telah meninggalkan ku untuk sementara dan berteriak diluar ragaku, sehingga tak terdengar oleh sapapun kecuali hati ku yang berdegup luarbiasanya.

“Ehmm…hmm…”

Hanya anggukan yang mampu ku berikan saat itu.

Karena tidak berapa lama kemudian airmata yang sudah mengering kembali mengalir, tanpa persetujuan dan kompromi dariku sebelumnya. Mengalir begitu saja, tanpa kusadari.

“Oh…kamu yakin kamu tidak apaapa?” Ujarmu

Kembali aku mengangguk. Kali ini dengan penuh kesadaran aku melakukannya.

Dengan wajah masih kebingungan kau pergi meninggalkan pojok ini, tapi aku bisa bernapas lega sekarang. Kututup mataku, dan mengutuk diri ini karena sudah bertindak bodoh! Tidak seharusnya hal itu terjadi, aku harus pergi dari sini.

Aku masih terpaku duduk menatap indah rembulan juga masih ditemani oleh angin sepoisepoi yang semakin memelukku dengan erat. Kembali pikiranku melayang, padamu…

Setelah hari itu, engkau sering terlihat didepan mataku yang secara tidak sadar mencari sosokmu, karena bagiku hari itu adalah saat aku mengerti apa itu kebahagiaan. Pada saat senyum terkembang, dan anggukkan kepala dari jauh itu, adalah mimpiku. Aku telah HIDUP.

Harihari penuh airmata telah terlupakan, semua hanya karena ingatan akanmu…

Jika ada saatnya ketika perpisahan memang harus terjadi, karena kau tidak dapat terjamah, mungkin hanya dalam mimpi yang tercipta engkau hadir dan menjadi pangeran dalam hidupku. Tapi kenyataan memang tidak seindah mimpi yang terbangun, tidak ada hari seperti aku menikmati malam ini.

Dibawah temaram sinar rembulan, tanpa ada satupun yang mengganggu, walau akhirnya menyebabkan aku meneteskan airmata karena merindukan apa yang tak seharusnya, tapi memang harus kurasakan rasa sakit ini, karena jika tidak ingin tersakiti, berhentilah menangis.

Karena sudah tidak ada artinya lagi menangis

Bermimpilah!

Tapi tau kah kamu apa yang terjadi dalam mimpi yang tak mampu diungkap dengan katakata itu?

Di sebuah tempat yang penuh dengan cahaya lilin dan taburan bintang diangkasa, tanpa ada satu orang ditempat yang sama itu, kau datang dan mengulurkan tanganmu padaku yang tak pantas ini.

“Would you dance with me?”

Mungkin jika itu bukanlah mimpi yang terbuyar oleh kokok ayam di pagi hari, aku memilih untuk tidak bangun dan terus bermimpi panjang...

Samar samar dikejauhan terdengar alunan musik To Parelthon Thimithika

Aku beranjak meninggalkan temaram bulan dan pelukan angin, sambil tersenyum penuh arti

Terimakasih atas masa itu, masa dimana mimpi begitu indah yang mengingatkan akan masa lalu.



PS: Disadur dari sebuah lagu favorit Toga Nainggolan, yang sekaligus meminta sebuah tulisan. So, here it goes! :) tersanjung diminta menulis pake lagu itu, terimakasih Ito!

Share:

9 comments

  1. wah, lebih-lebih tersanjung lagi... untaian kata imajinatif yang morem more than expected.

    :)

    BalasHapus
  2. ouh...tulisan pesenan?

    *keluar pelan2...

    eh...*nongol lagi* ma kasih kembali, semoga bukan mengingatkan pada hal yg buruk

    BalasHapus
  3. indah..penyampaian yang indah

    BalasHapus
  4. @Mba Yati
    Iyah, mba. Pada sebuah sore yang cukup cerah, tibatiba tercetus ide itu. Salah satu janji kan mesti dipenuhi. Dan pada hari yang cukup memeras perasaan, jadilah tulisan itu. Sambil menunggu pesanan arti dari lagu itu :D dan memang awalnya garagara mencari arti dari lagu itu, jadinya malah 'ditantang' menulis pake tema lagu favorit itu.

    Mas Iman,
    terimakasih yah, mas *blush* tersanjung deh!

    BalasHapus
  5. @Mba Yati
    Iyah, mba. Pada sebuah sore yang cukup cerah, tibatiba tercetus ide itu. Salah satu janji kan mesti dipenuhi. Dan pada hari yang cukup memeras perasaan, jadilah tulisan itu. Sambil menunggu pesanan arti dari lagu itu :D dan memang awalnya garagara mencari arti dari lagu itu, jadinya malah 'ditantang' menulis pake tema lagu favorit itu.

    Mas Iman,
    terimakasih yah, mas *blush* tersanjung deh!

    BalasHapus
  6. duh lagi2 tentang rindu yang seharusnya tak boleh ada.

    *kabur sambil tertunduk... mencari recehan

    BalasHapus
  7. begini ya mbak.. secara say lagi eneg ma post yang romantis gini.. jadi saya rada males koment
    jadi sebenarnya ini adalah koment yang dipaksakan
    makanya pendek begini
    o iya ngomong2.. jadi ke medan??
    *lumayan pendek kan komentku*

    BalasHapus
  8. ini buat LAe Toga? buat saya juga dong :)

    BalasHapus
  9. bingung bacanya, mo dibaca pake mode apa ya? :-D *beneran bingung, lagi gak mood sih*

    BalasHapus