MOVIE: SERENDIPITY

Can Once In A Lifetime Happen Twice?

Mungkinkah kesempatan sekali dalam seumur hidup terulang? Saya selalu akan bilang MUNGKIN. Jika memang pertanyaannya diawali dengan kata, mungkin. Mengapa tidak? Siapa yang berani mengatur pikiran dan keinginan hati yang terdalam, jika cinta terlibat? Saya rasa, selain mereka yang terlibat didalamnya tentu tidak ada yang berani mengatur.

Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang pertama kali, lalu merasa orang itu seperti teman yang sudah lama dikenal? Atau berpapasan dengan orang yang terasa begitu hangat, walau tidak bicara sepatah kata pun? PASTI pernah. Mau diakui atau tidak. Saya tau, bukan sok tau. Tapi, memang tau. Dalam satu jalur kehidupan seseorang, pasti pernah merasakan apa yang saya paparkan tadi.

SERENDIPITY adalah satu dari film drama romantis yang bisa di putar beberapa kali, tanpa merasa bosan menontonnya. Setidaknya, bagi saya. Entah mengapa tibatiba saya teringat belum pernah mengulas tentang film ini. Apalagi ini film kesukaan saya.

Diiringi oleh beberapa lagu latar yang begitu indah terdengar dan pas, semakin membuat film ini merasuk dalam hati. Salah satunya adalah lagu dari Annie Lennox – Waiting in Vain. Dengan judul yang diterjemahkan -secara- kasar- menjadi ‘menunggu dalam kepasrahan’ dan didalam liriknya juga diteriakkan bahwa ia tidak mau menunggu dalam kepasrahan.

Percakapan yang diucapkan dengan penuh rasa penasaran...

“Jadi, kamu akan ketemu dengan pacarmu, sekarang atau…?”

“Gak kok. Sepertinya dia sedang melakukan hal yang sedang kamu lakukan.”

“Apa? Jatuh cinta dengan pacar orang lain? Maaf, maksudnya saya merasa senang. Tau gak? Sepertinya kamu harus memberikan nomor teleponmu. Siapa tau aja…”

“ Siapa tau, apa?”

“Siapa tau kejadian. Karena saya benarbenar senang dan kita berdua tau bahwa saya tidak mungkin dapat menemukanmu lagi.”

“Yah, kalau memang harus ketemu lagi. Yah, kita ketemu. Sekarang, bukan waktu yang tepat.”

“Mungkin kita harus bertemu di Inggris, biar waktunya tepat. Karena disini waktunya lebih cepat.”

Jonathan sudah melancarkan rayuan mautnya, dan Sara pun tersipu. Dimainkan dengan begitu kompak, oleh si ganteng, John Cusack dan si cantik, Kate Bekinsdale. Membuat film ini semakin penuh dengan warnaria.

Film ini, menceritakan tentang segala kebetulan yang terjadi dalam kehidupan. Kebetulankebetulan yang hanya terjadi HANYA pada film, katanya. Tapi, tahukah Anda bahwa kebetulan itu juga terjadi dalam kehidupan nyata? Hanya terkadang, kita tidak pernah menyadari kebetulan tersebut. Banyak' tanda' yang diungkapkan dalam film ini, bahwa mereka memang berjodoh. Walaupun sudah pernah dipisahkan dan sudah menjalani hidup masingmasing, tetap saja saling MEMIKIRKAN, pada akhirnya.

Kisah cinta yang indah. Suasana kota New York yang begitu ramai menjelang liburan Natal. Membuat suasana romantis makin kental.

TERTARIK untuk menontonnya? Bagi saya ini adalah tontonan santai yang menarik. Juga sesuai untuk ditonton bersama pasangan atau untuk keluarga dirumah, menjelang akhir minggu. Tontonan santai yang penuh dengan segala canda, tawa dan romantisme. Mengajarkan kita untuk tetap mempertahankan ‘rasa’ yang begitu indah didalam hati, dan PERCAYA bahwa rasa itu TAK PERNAH SALAH.

SELAMAT BERAKHIR PEKAN dan SELAMAT MENONTON!!


Semoga semuanya terasa LEBIH INDAH,

Semoga semuanya LEBIH BAHAGIA,

Semoga semuanya PENUH CINTA,

Semoga semuanya BERKELIMPAHAN,

...SELALU…

Share:

6 comments

  1. Aha, saya inget film ini! Sebuah drama romantis dan bermuatan simple, mengisahkan dua orang sejoli yang ditakdirkan Tuhan menjadi “berjodoh” melalui mekanisme “tidak sengaja”.

    Serendipity melukiskan, betapa pun manusia berusaha, toh akhirnya yang menentukan dan mempunyai kekuatan “menjadikan” adalah “Yang di luar manusia”. Tidak secara eksplisit memang disebutkan bahwa yang diluar manusia itu adalah Tuhan. Di film ini hanya menyebutkan kekuatan alam dan hukum alam. Saya sempat termangu menonton film romantis tersebut, dan menemukan poin penting yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Padahal film tersebut di produksi oleh barat!

    Mungkin patut diduelkan dengan Ayat Ayat Cinta ...

    BalasHapus
  2. hahah...nyindir, Mas? :D

    BalasHapus
  3. Ngga ada yg salah dalam diri Ayat Ayat Cinta. Yang salah adalah orang2 kita suka yang tren-tren, euforia (sampe SBY konon jg menangis usai nonton film ini), dan suka mendiskusikan sesuatu yang -- setidaknya menurut saya -- tidak bermutu.

    BalasHapus
  4. saya suka film ini. salah satu film rujukan saya.
    seperti mas arif bilang, kekuatan takdir diluar manusia memang terkadang menjadi salah satu faktor penting. saya suka. suka sekali. termasuk dengan tulisan anda mbak!!

    mantab!!

    jadi inget Before Sunrise. dibagian akhir nya sempet bilang.
    “kau tau obrolan kita tentang takkan bertemu lagi?. Aku tak ingin itu terjadi,”ratap Jesse kala mengantar Celine di stasiun kereta.

    “Aku juga”

    “Mungkin kita harus bertemu lagi disini, lima tahun lagi,”pinta Celine

    “lima tahun?. Itu terlalu lama. Bagaimana jika enam bulan,”tawar Jesse.

    “enam bulan, ditempat ini pasti sangat dingin,”

    “aku tak peduli. Nanti kita bisa cari tempat lain,”potong Jesse.

    Dan Akhirnya mereka benar-benar berpisah. Tanpa alamat dan nomor telepon. Dan berharap cerita indah akan kembali terjadi enam bulan kedepan. Bisa Iya, bisa tidak. Seperti dikatakan Jesse. Hubungan jarak jauh tak pernah berhasil. Namun, dengan keseriusan dan niat, cerita bisa lain. Right!! seperti SERENDIPITY

    BalasHapus
  5. @Mas Arief,
    saya ajah nangis loh!
    Tapi, memang sebagian org di belahan bumi ini adalah 'pengikut tren' tinggal bagaimana kita sebagai individu belajar untuk menjadi 'pencipta tren' itu sendiri...

    ya toh?

    @blue,
    gosh! what a nice comment! thanks brow!

    BalasHapus
  6. Kapan Ya terakhir nonton Film ini... tapi filmnya kebetulan sekali ya... *casiopea*

    BalasHapus