MADRE

Aku kembali termenung. Tak mampu berkata apapun. Hanya mampu diam dan mendengarkan ocehannya. Diawali dengan menemani ngobrol dan bicara soal tawaran kerja yang baru. Entah mengapa jadinya malah petuah yang keluar dari mulutnya.

Petuah yang sudah berulang kali terucapkan dan terus diulang setiap kali dia merasa kecewa dengan diriku. Terkadang, aku masih sanggup menyahuti ocehannya yang terkadang menuduh. Tapi, kali ini, aku memilih untuk diam seribu bahasa. Hanya sesekali menimpali tanpa maksud memotong apapun yang diocehkannya..

Di satu sisi, aku masih bersyukur, karena banyak orang bilang jika ada yang mau ngomel atau ngoceh mengenai hidupmu, berarti orang itu masih peduli, masih sayang, dan kamu masih diperhatikan.

Aku mengerti sekali soal hal itu. Berusaha mengerti bagaimana pun dia adalah Ibuku.

Banyak hal yang masih bisa di syukuri, walau terkadang katakatanya menyakitkan hatiku. Banyak yang masih mampu aku pendam dan nikmati, bahwa Tuhan luarbiasa baik. Oleh sebab itu, apapun yang selalu dicelotehkannya, masih mampu ku telan mentahmentah.

Masih bersyukur, karena aku masih bisa menulis disini :) Paling tidak ada bagian yang bisa kubagikan pada disini.

Dia menjadikan rumah tempat yang kadang aku hindari, dan juga tempat yang ingin aku datangi, khususnya kamarku. Tempat yang paling nyaman adalah didalam kamar. Karena bagiku, rumah yang ditempati sekarang adalah bukan rumah sesungguhnya. Rumah tersebut adalah rumah warisan dari kakekku. Mungkin suatu hari nanti baru akan kuceritakan. Tidak sekarang.

Rumah yang penuh dengan canda dan tawa adalah idamanku, bukan penuh dengan segala keegoisan penghuninya. Terus terang aku jarang berkomunikasi karena tidak ada lagi tempat untuk berbagi hal tersebut. Rumah yang sekarang dijadikan gudang bisnis oleh Abang tertua satusatunya.

Membuat rumah itu makin sumpek saja rasanya, tapi tetap saja, setiap kali masuk rumah itu, aku selalu berusaha berkata, "Aku pulang..." jika ada Mami, maka rumah itu terasa 'hidup' karena dia adalah 'jantung kehidupan' dirumah itu. Paling tidak bagiku. Terasa seperti itu.

Paling terasa ketika dia pergi liburan, dan meninggalkan aku dan rumah sendirian...
Aku hanya merasa cuma punya kewajiban menjaga rumah...aku bosan dirumah...walau aku menyenangi kesepian yang ada, tapi tetap saja. Jika berharihari, rasanya beda...

Pada dasarnya aku adalah orang yang suka menyendiri, tapi banyak orang bilang kebalikannya...oh well, pendapat orang tidak bisa aku paksakan bukan?

Sudah lama tidak menulis, aku lega bisa menceritakan uneguneg yang tersisa...paling tidak, akhirnya blog ini ada tulisan baru lagi..:)

Terimakasih sudah membaca dan berkunjung..




PS: Judul terinspirasi dari buku terbaru Dewi Lestari - MADRE

Share:

0 comments