I learned the hard way to understand boundaries and privacy. Wasn't sure actually it's going to be like this. But, I completely aware of the consequences yet, I'm still crossing the lines.
We finally had that big argument. Completely understand I'm in a very wronged position but I'm not going to defend myself. Instead, I apologized in so many ways to him.
Started out as a friend, I never think or even had the slightest idea we will get too close to each other. Yet, the normal way of getting close to someone is to know them better. Their behavior, their loved ones even their families. But, I guess with him was have to be in a different angle. I never realized it until it happened. Invading his privacy when he kept it very private. Sometimes, curiosity indeed like a ghost hunting in your dreams. It scared you shitless but you still curious enough to get to know more.
Being mysterious was his agenda. While I'm the one who always has the whispering ghost.
I completely don't know anymore how to explain it to you about my action. Because never in my attempt was to wreck your relationship or our friendship from the very beginning. I love you in ways only you would understand, that's why I'm not going to do harm or whatsoever. But, I did what I'm not supposed to even when he already said it and I already promised him.
This is a very tiring week for me since I don't have any more energy to apologized to you. I tried anything more than I'm supposed to, but you're not that easy to forgive what I did. Even though I know you're acting like this to punish my action.
I guess I let the time to heal you. Until then, hopefully.
Aku percaya – tidak ada yang kebetulan di dunia ini.
Termasuk mengenal sosokmu. Tidak pernah menyangka juga akan
sedekat dan seintim kita. Semua terjadi karena kebetulan. Tidak pernah
menyangka bahwa reaksimu akan seperti itu.
Senang sekaligus mengejutkan dan membekas.

Tapi, setelah semuanya berlalu kemudian dirimu menjauh.
Terasa dekat tapi jauh, selayaknya bermain dalam sebuah lingkaran dimana aku
hanya bisa melihat dan mendengarmu tanpa bisa mendekatimu lagi.
Mengapa?
Banyak pertanyaan terlontar dikepala. Banyak hal yang ingin
ditanyakan. Apa yang menjadi kesalahan aku bersikap dan berucap? Jika memang
dibilang aku bersikap aneh seperti yang dituduhkan tanpa penjelasan. Aku tidak
terima mentah-mentah.
Aku masih ingat ketika kita duduk dan kamu begitu larut
untuk datang. Maaf terucap dan muka lelah tersirat tapi walaupun aku merajuk,
dirimu tetap saja menanggapi. Malam itu kita berjanji bahwa apapun yang terjadi tidak akan
membuat sikap kita menjadi aneh satu sama lain. Namun, sepertinya kamu lupa.
Sikap yang kau perlihatkan tidak seperti yang sudah kita janjikan.
Mengapa?
Aku sudah berusaha sekali untuk bersikap biasa setiap kali
kita bertemu di sebuah tempat yang ramai. Mengapa kamu tidak bisa bersikap
biasa, menurutku loh yah?
Terus terang sedih bukan karena baper seperti yang kau
tuduhkan. Tapi aku berharap kamu bisa bersikap seperti kita di awal. Kamu lebih
bisa santai dan asik. Aku canggung dan bingung karena kamu seperti ini.
Tolong, balik lagi dong ke dirimu yang aku kenal diawal –
santai dan sangat asik.
Merindu sosok aslimu.
Don't limit yourself. Many people limit themselves to what they think they can do. You can go as far as your mind lets you. What you believe, remember, you can achieve.
- Mary Kay Ash -
Looking back, I can't believe it's been thirteen years. I just realize nothing good actually coming out from this blog. While some and more of my blogger friends evolved. Becoming a good writer and publishing some novels even book. They got a chance to go traveling for free because of their religiously writing on their blog.
While I just let it float and too busy with the reality of life.
August 2003, when I started my first writing in here, some kind of 'online request letter' from an online friend. I don't even know how he is doing right now, but hope all is great and awesome with him. Now, going back and looking all those writings, really make me feel old! haha...
All for the sake of learning how to write my heart out. Now, I will leave my thirties soon, how time flies when you try to have fun with life.
People learned from the past mistakes. Especially dealing with so many broken hearts, unhappy life and being rejected. I also learned the hard way of dealing with those, in private and professional way. Experiencing a different kind of jobs, meeting good, awesome and not-so-good bosses. Crying over difficulties in life, arguing with the parent, running away from life itself. I've done it all.
But, most of all, I do feel proud of myself, even though everything seems to fall apart. I still can keep my head upright, I can still be humble within, and just try not to get into trouble that much, other than being tipsy on some beer bottles *big-grin*
Now, life seems all good to me. So, I start to prepare myself and facing the life ahead with more positive attitude, more content and just BE HAPPY! I guess this is the key of all things. Traveling has given me more happy-go-lucky feeling, because I got a chance to do, what I love the most. Hopefully, this will get me to that happy place.
So, don't worry if you're in a confusing place right now. It's part of the recognition of your life. Someday, this will pass and you will remember how this feeling was, and just shrug it off.
From now on, just promise yourself to be happy, nothing will harm you of being in this state.
Dia mungkin tidak akan
tau, dan mungkin juga tidak akan pernah tau. Apa yang ku tuliskan disini
untuknya. Dia adalah sosok paling penting dalam hidupku. Sepanjang hidup semua
orang pasti melakukan kesalahan, banyak juga melakukan tindakan terpaksa. Banyak
juga menyakiti hati orang, begitu juga dengan dirinya. Namun, dibalik semua itu
aku tau, kalau dia peduli, perhatian dan sangat sayang sekali padaku.
Dibalik bahasanya yang
menyakitkan, dibalik keluguan pertanyaannya, kadang menyimpan makna tersendiri
bagiku. Hanya saja, seringkali ketidaksabaran menghadapi dirinya, membuatku
merasa jadi pribadi yang selalu salah. Padahal tidak pernah ada niat jahat atau
apapun dari semua tindakan dan juga ucapan yang ku lontarkan. Memang sudah pada
dasarnya aku jutek, tapi bukan berarti tidak perhatian. Aku mungkin juga
mengucapkan kalimat keras dan kasar, tapi bukan berarti aku tak sayang. Hanya
saja, penempatan situasi dan suasana saat kalimat yang terlontar menjadikan
semua berbeda.

Seiring waktu dan hari berlalu, setiap saat. Saya mulai mengingat kembali perjalanan waktu. Tahun 2013, sebentar lagi akan lewat. Banyak sekali pengalaman yang bisa diceritakan, hanya saja merangkum perjalanan setahun, rasanya membutuhkan banyak kenangan yang harus digali kembali. Sementara ini, sedang saya coba cuplikan sedikit demi sedikit.
Keinginan menulis itu seharusnya memang setiap hari dilatih, tapi karena kesibukan akan pekerjaan, rasanya semua waktu sudah tersita. Padahal, jika kita bisa janji sama diri sendiri meluangkan waktu, rasanya bisa saja. Banyak hal yang bisa dijadikan bahan tulisan setiap hari, mulai dari hal yang kecil, sampai curhat itu sendiri, seperti yang sedang saya lakukan sekarang.
Mau curhat, disini.
Selamat Natal 2012 buat kita semua yang merayakan meriahnya pesta kelahiran Tuhan Yesus di dunia!
Banyak sekali pro dan kontra dari agama lain dalam hal silaturahmi ucapan selamat. Jika memang dalam bersosialisasi beragama pun harus diatur, kenapa tidak sekalian saja atur hidup sekian banyak orang dengan jadwal yang tidak haram.
Terkadang saya heran dengan peraturan yang notabene dikeluarkan mengatasnamakan Tuhan, dan harus dipatuhi oleh mereka yang percaya dan memeluk agama tertentu. Bukankah semua agama mengajarkan hal yang baik? Jika memang hati penganutnya merasa hal itu baik dilakukan, mengapa takut? Toh pada akhirnya juga bukan manusia yang akan menghakimi. Jika memang percaya masih ada dunia penghakiman setelah kita meninggal, biarkanlah dunia penghakiman yang akan menilai bagaimana hidup kita didunia ini, nantinya. Bukan malah sekarang serba sok ini dan sok itu.
Something always brings me back to you.
It never takes too long.
No matter what I say or do I'll still feel you here 'til the moment I'm gone.
You hold me without touch.
You keep me without chains.
I never wanted anything so much than to drown in your love and not feel your rain.
Kau adalah racun yang pelanpelan menggerogoti hati yang rapuh. Hati yang pasrah dan meranggas karena perhatianmu. Hati yang menggebu diawal pertemuan menyambut dahaga selayaknya musafir di padang tandus.
Setiap kecupan bercampur racun cinta, kau berikan setiap detik waktu berlalu. Aku merasakan keanehan pada hatiku, namun tidak pernah menyangka jika hal tersebut adalah racun. Kau berikan adiksi tak terbantahkan pada akal dan hatiku.
Kau berikan rasa gamang, saat kau tak disisi. Kau biarkan debar hangat mengalir hampa. Kau lepaskan pegangan eratmu, tanpa menoleh lagi.
Apa yang harus kulakukan saat ini, tanpamu?
Sudah lama sekali tidak pernah menangis lama sampai tertidur dan bangun dengan mata yang bengkak. Masih terasa hingga sekarang. Sudah lama juga tidak menangis tersedu didepannya, kali ini karena tidak ada kesempatan, maka saya menangis ditelepon. Rasanya sudah sampai pada titik 'tidak tahan lagi' untuk tidak menangis. Oleh sebab, itu saya menelponnya ditengah gemuruh guntur dan kilat bernyala dilangit. Menambah rasa dramatik dihati...
Sudah lama juga, tidak pernah bicara dari hati ke hati dengannya. Mungkin karena banyak perubahan yang terjadi setelah beberapa lama kami tidak lagi bersama. Rasa yang dirasa sepertinya menghilang, seperti rintik air yang tertiup angin dan menjadi cipratan air dan hanyut...
Seperti biasa sekarang aku bisa punya waktu untuk menulis disini.
Banyak hal yang mau diceritakan, tapi jika diceritakan semua sekarang, tidak akan seru lagi. Semua diawali dengan beberapa bulan lalu, dengan semangat mencari pekerjaan baru.
Setelah melalui beberapa kali kekecewaan, karena ditolak oleh perusahaan yang dilamar, maka aku pun dalam tahap pasrah. Hingga sampai pada suatu kesempatan yang cukup aneh, sebuah iklan lamaran mengenai kuda, terbaca oleh mataku.
Dan saya pun segera melamarnya, tidak cukup sehari, aku pun langsung mendapat panggilan, walau memang tempatnya jauh sekali dari rumah, tapi aku sudah jatuh cinta pada saat pertama kali datang melamar.
Hingga temanteman dikantor lama pun terkejut, karena aku resign dadakan katanya, tapi tidak dadakan juga, karena membutuhkan waktu 1 bulan pemberitahuan sebelum resign.
Sekarang, aku disini, bersama dengan para kuda dan pelatihnya!
Seru!
Terimakasih Tuhan atas berkatmu,
dan terimakasih cintaku atas dukunganmu selama ini!
YEAY!!
Aku kembali termenung. Tak mampu berkata apapun. Hanya mampu diam dan mendengarkan ocehannya. Diawali dengan menemani ngobrol dan bicara soal tawaran kerja yang baru. Entah mengapa jadinya malah petuah yang keluar dari mulutnya.
Petuah yang sudah berulang kali terucapkan dan terus diulang setiap kali dia merasa kecewa dengan diriku. Terkadang, aku masih sanggup menyahuti ocehannya yang terkadang menuduh. Tapi, kali ini, aku memilih untuk diam seribu bahasa. Hanya sesekali menimpali tanpa maksud memotong apapun yang diocehkannya..
Di satu sisi, aku masih bersyukur, karena banyak orang bilang jika ada yang mau ngomel atau ngoceh mengenai hidupmu, berarti orang itu masih peduli, masih sayang, dan kamu masih diperhatikan.
Aku mengerti sekali soal hal itu. Berusaha mengerti bagaimana pun dia adalah Ibuku.
Banyak hal yang masih bisa di syukuri, walau terkadang katakatanya menyakitkan hatiku. Banyak yang masih mampu aku pendam dan nikmati, bahwa Tuhan luarbiasa baik. Oleh sebab itu, apapun yang selalu dicelotehkannya, masih mampu ku telan mentahmentah.
Masih bersyukur, karena aku masih bisa menulis disini :) Paling tidak ada bagian yang bisa kubagikan pada disini.
Dia menjadikan rumah tempat yang kadang aku hindari, dan juga tempat yang ingin aku datangi, khususnya kamarku. Tempat yang paling nyaman adalah didalam kamar. Karena bagiku, rumah yang ditempati sekarang adalah bukan rumah sesungguhnya. Rumah tersebut adalah rumah warisan dari kakekku. Mungkin suatu hari nanti baru akan kuceritakan. Tidak sekarang.
Rumah yang penuh dengan canda dan tawa adalah idamanku, bukan penuh dengan segala keegoisan penghuninya. Terus terang aku jarang berkomunikasi karena tidak ada lagi tempat untuk berbagi hal tersebut. Rumah yang sekarang dijadikan gudang bisnis oleh Abang tertua satusatunya.
Membuat rumah itu makin sumpek saja rasanya, tapi tetap saja, setiap kali masuk rumah itu, aku selalu berusaha berkata, "Aku pulang..." jika ada Mami, maka rumah itu terasa 'hidup' karena dia adalah 'jantung kehidupan' dirumah itu. Paling tidak bagiku. Terasa seperti itu.
Paling terasa ketika dia pergi liburan, dan meninggalkan aku dan rumah sendirian...
Aku hanya merasa cuma punya kewajiban menjaga rumah...aku bosan dirumah...walau aku menyenangi kesepian yang ada, tapi tetap saja. Jika berharihari, rasanya beda...
Pada dasarnya aku adalah orang yang suka menyendiri, tapi banyak orang bilang kebalikannya...oh well, pendapat orang tidak bisa aku paksakan bukan?
Sudah lama tidak menulis, aku lega bisa menceritakan uneguneg yang tersisa...paling tidak, akhirnya blog ini ada tulisan baru lagi..:)
Terimakasih sudah membaca dan berkunjung..
PS: Judul terinspirasi dari buku terbaru Dewi Lestari - MADRE
Aku menyerah Tuhan. SEMUA kuserahkan padaMu. Apapun itu aku tau, saat Kau turut campur dalam hidup, pilihan dan keputusanMu selalu yang TERBAIK bagiku. Amin!
Petikan diatas masih menjadi status saya di FB sampai saat ini. Karena disaat saya menulis tentang tidak berhenti berharap, sekarang saya berpikir kembali. Untuk yang satu ini saya berhenti berharap, bukan berarti menyerah. Tapi, saya berpasrah diri, menyerahkan SEGALA gundah padaNya. Karena disaat darah dan daging tidak mampu lagi berbuat apapun, kita manusia hanya mampu bergantung pada kekuasaanNya.
Ini sama sekali bukan tulisan spiritual. Beneran. Serius. Saat ini saya hanya melanjutkan rasa gundah yang tak perlu, sebenarnya. Heheheh...tapi, saya bukan tipikal orang yang bisa berbohong mengenai apa yang saya rasakan. Sama orang lain saja saya akan blakblakan, apalagi sama perasaan sendiri? Kan seperti yang dibilang, bahwa cintailah dirimu terlebih dahulu, baru kamu akan mendapatkan dunia.
Tapi, belakangan ini teori tersebut saya lupakan. Saya lebih mementingkan orang lain, sampai saya masa bodoh dengan perasaan saya sendiri. Ini kebiasaan bodoh yang sering kali terjadi, dan anehnya lagi, saya dengan sadar tetap menjalaninya.
Karakter saya yang satu ini seperti pedang bermata dua, di satu sisi saya merasa bangga, bisa memiliki intuisi yang tajam dan memiliki empati yang besar terhadap orang lain, bahkan kadang kelewatan. Jadi, orang yang tidak terbiasa mendapatkan perlakuan yang saya lakukan padanya, bisa salah kaprah. Tapi, dilain sisi, jika empati yang saya rasakan sekarang adalah milik partner yang memang suka memendam perasaannya. Saya dibuatnya galau sekali. Rasanya tidak enak, jika yang dirasakan adalah sedih yang mendalam.
Partner saya sebentar lagi akan ditinggal pergi tugas oleh seseorang yang penting baginya. Tampak luar memang terlihat biasa saja, tapi apa yang saya rasakan dari seminggu yang lalu, sangatlah berbeda. Perasaan sedih yang mendalam, yang tidak bisa saya ungkapkan dengan katakata disini. Kalau perumpamaan dalam cerita Pendekar Rajawali Sakti, ada tokoh Bocah Tua Nakal, yang karena memendam kesedihan rambutnya memutih semuanya.
Saat ini, saya tidak tau bagaimana bisa bersikap, hanya mampu menahan tangis untuk sementara. Mungkin akan ada saatnya nanti bisa menangis untuknya. Airmata yang tidak mampu dia tumpahkan, saya akan mewakilinya. Karena saya bisa merasakan apa yang dia rasakan. Sangat tidak enak sekali, berapa kali pun saya berusaha menetralkan perasaan saya, tapi tidak lama perasaan tersebut kembali. Jadi, sekarang saya hanya mampu membiarkan perasaan tersebut merajai hati saya. Semoga dengan tidak menolak rasa itu, maka rasa tersebut akan melebur...
Saya berdoa dan memohon pada Tuhan, selalu yang terbaik bagi hidupnya dan dalam segala hal yang dilakukannya. Hanya itu yang selalu saya doakan, biarkan dia bisa menemukan jalan dan memutuskan hal yang dilaluinya, biar dia bisa punya mimpi yang bisa dicapainya. Semoga perubahan positif yang diperlihatnya akan terus bertahan, dan semakin bertambah positif. Saya bersyukur atas pekerjaan yang didapatkannya sebulan lalu, pekerjaan ini membuat pikirannya teralihkan. Sebelumnya disaat dia sedang stress atau ada masalah berat, dia pasti akan mencari perempuan lain sebagai pelepas stress. Tapi, sekarang dia lepaskan pada pekerjaannya, menjadikan dia sebagai pekerja yang mau semuanya beres dan sempurna. Itulah partner saya. Jika mengenai pekerjaan, dia tidak pernah setengahsetengah. Dari keadaan ini ada lebih dan kurangnya bagi saya, dia jadi lebih capai bahkan untuk ngobrol, berdiskusi, menanyakan kabar dan merasa kangen. Tapi, saya tidak akan mengeluhkan hal ini, karena saya mau dia bisa terus maju di perusahaan baru ini. KAMU BISA! Percaya itu yah, gy! :*
Saya berhenti berharap, dan berpasrah diri padaMu, ya Tuhan. Hanya Kau yang mampu mengabulkan segala permintaan dan membuat saya bertahan hingga kini. Amin.
Semoga Tuhan mengabulkan permohonan saya.
Sayang, semoga apapun yang kamu lakukan akan menjadi pilihan terbaik dalam hidup dan menjadikan hidupmu kembali penuh semangat.
Rasanya seperti dunia kembali gelap gulita dan saya siap untuk menghadapNya. Tapi, setelah akal sehat bisa kembali bekerja sama, maka saya tidak mampu lagi merasa, dan bagaimana harus mengungkapkan rasa yang saya alami. Saya mencintainya dengan setiap degup jantung yang berdetak. Saya mencintainya dengan seluruh aliran darah yang memberi nafas kehidupan. Bagaimana mungkin dia tega melakukannya?
Tidak ada alasan yang bisa diakui dari bibirnya. Hanya jawaban tidak tau dan tidak direncanakan. Analisa saya adalah dia sedang bosan dengan hidupnya. Ingin kembali mencoba apakah dia masih bisa menjadi salah satu penakluk perempuan. Maka terjadilah hal yang diinginkan. Hanya saja yang tidak disangka, saya bisa memergokinya.
Terkadang kenyataan pahit memang harus bisa diterima. Tidak ada orang yang mampu meresapi kenyataan yang saya alami. Orang bilang saya sinting, gila dan miring. Mungkin. Selain komentar seperti itu ada juga yang menghibur. Bahwa saya tidak perlu terlalu ambil pusing hal itu.
Salah seorang teman malah berkata, "It's just sex. Nothing more. The most important thing is he still loves you. And he's not doing it with his heart. So, it's just different"
Alasan yang cukup sinting diterima oleh otak siapa pun. Bahkan bagi saya yang berusaha menyelami dunia lelaki. Kadang memang logika sinting yang bisa berpikir diluar kotak hanya bisa didapatkan dari mereka yang sudah pernah melakukan atau berada di posisi saya atau pasangan saya.
Saya YAKIN, tidak ada seorang perempuan yang bisa seperti saya. Bodoh, sinting, gila dan miring, tapi baik hati dan sangat penuh kasih :D saya hanya berusaha mencobai diri sendiri. Mengetes daya tahan sabar saya. Sampai sejauh apakah? Walau setiap kali saya selalu berusaha meminta maaf pada hati saya. Karena sudah seringkali menambah beban yang cukup berat.
Kali ini saya tidak tau lagi harus bersikap seperti apa, hanya mampu diam dan menangis. Bahkan, air mata pun sudah kering. Hanya terluka dalam yang begitu perih terasa. Terkadang apa yang terpikir bisa menjadi kenyataan, tapi jika hal seperti ini, saya tidak menginginkan hal itu terjadi. Tidak menutup kemungkinan hal yang sama akan terjadi kembali di kemudian hari. Katanya 'old habit die hard' dia pun berkata hal yang sama. Hanya menjadi dirinya sendiri.
Saya berjanji untuk tidak menyakiti hati kembali. Oleh sebab itu sebisa mungkin saya akan menenangkan diri dan berusaha untuk masa bodoh dengan hidupnya yang lain. Hanya mampu berharap bahwa jika dia tidak mampu menghargai dirinya, paling tidak dia bisa menghargai hidup orang yang menyanyanginya dengan tulus. Dengan segala resikonya, berani berbuat berarti berani bertanggung jawab. Hati saya kembali hancur kali ini, bahkan terlihat sampai ke sekujur tubuh sekarang, semuanya biru-ungu lebam. Semoga cepat hilang...
Hatiku sayang...maafkanlah aku...
Entah apa namanya, tapi perasaan itu sepertinya bisa menular. Saya gak tau apa namanya, tapi beberapa waktu lalu, pasangan saya bilang kalau dia sedang ada masalah. Yang membuat dirinya jadi ingin menarik diri lebih dahulu dari dunia. Bukan...bukan mau bunuh diri maksudnya, tapi lagi mau sendiri dengan dirinya. Entah apapun itu.
Saya tidak bisa menghiburnya seperti biasa, hanya bisa mencoba mengganggunya saja. Salah satu hal yang membuat saya penasaran adalah masalah berat seperti apa yah? Karena dia berkata, hanya untuk kali ini saja, dia tidak bisa memberitahukan pada saya masalahnya apa. Diantara rasa penasaran dan ingin tahu, saya berusaha menghargai apapun yang dia minta.
Semoga apapun itu bisa cepat terselesaikan. Pasangan yang mudah lupa dan juga cuek, sudah biasa saya hadapi. Tapi, jika ada masalah dan ditambah dengan segala karakter, maka dia menjadi seperti orang linglung. Walau dia tidak ingin menunjukkannya, dan berusaha untuk menutupi semua hal tersebut sebisa mungkin. Tapi, entah mengapa saya bisa merasakan segala gundahnya.
Kembalilah menjadi sosok yang selalu saya rindukan, sayangku. Saya akan selalu disini, disana dan dimanapun untukmu...
Cepatlah kembali ceria!
Sepertinya kebiasaan saya menulis rutin di blog ini, sudah kembali. Mungkin sebentar lagi akan lebih sering lagi. Karena saya berniat untuk memiliki perangkat canggih yang sudah lama saya idamkan. Laptop! hahaha..Yeap! Banyak orang tidak percaya, jika saya tidak memiliki perangkat ini.
Tapi, memang itu kenyataannya. Perangkat elektronik paling canggih, hanya kipas angin dan telepon genggam saya.
Buseeeddd, hareee genneeee...gak punya laptop? Hehehe...well, banyak hal yang menjadi kebutuhan, dan LEBIH penting. Membuat keinginan saya jadi tertunda. Saya adalah tipikal orang yang membeli dengan pemikiran, jika memang barang itu setidaknya BERHARGA. Dan bisa dipakai dalam waktu yang cukup lama, bukan seperti layaknya membeli baju atau makanan. Itu pasti beda lagi.
Loh? Ceritanya jadi berantakan nih. Maaf, emang sengaja sih. Biar gak sesuai sama judul. hahaha...sebenarnya ini, bukan kebiasaan saya menulis tentang objek tertentu, terutama tentang orang. Kali ini, saya sendiri menyadari, jika saya kembali menulis akan dia. *malu*
Blog ini bukan khusus buat bercerita tentang dia, tapi tentang ruparupa hal yang terjadi dalam hidup. Yang menarik dan tidak, tapi berharap bahwa akan selalu ada hal menarik dalam hidup yang sebentar.
Akhirnya, saya hanya mau bercerita bahwa sebuah telepon kejutan membuat jantung saya berdetak lebih kencang, dan membuat saya curiga. DIA MENELPON DI AKHIR PEKAN. Melihat fotonya terpampang pada layar telepon genggam membuat saya kaget luar biasa. Bukan kebiasaan, tapi membuat hati bergetar.
Terimakasih atas kejutan luarbiasa yang sudah membuat jantung saya tidak berhenti, tapi berdetak lebih kencang dari biasanya. Hingga sekarang, dan semoga akan selalu ada kejutan menyenangkan seperti ini, selalu...Terimakasih sudah memberikan insprirasi buat saya untuk menulis kembali...
Kamu memang selalu bisa membuat saya tersipu malu, entah bagaimana pun caranya...I feel like Seventeen again, everytime you're near...
MWAH! love you, diggy!
Saya selesai menangis pada saat menulis ini. Entah mengapa jadi tertular untuk menangis. Tadi siang padahal baru saja menenangkan seorang teman yang sedang bersedih. Saat seperti ini, memang tidak ada yang bisa menenangkan hati dan pikiran kita. Kecuali diri sendiri. Hanya berpaling pada Yang Esa, biasanya bisa menenangkan, itupun terjadi pada sebagian orang.
Sedih rasanya pada saat ada orang menuduh, tanpa alasan yang jelas. Dan orang tersebut menghindar tidak dapat di klarifikasi kebenarannya. Hanya pembicaraan antara dua individu yang berbeda karakter. Sedangkan yang lain cemburu akan hal yang belum jelas. Entah mengapa, saya sepertinya mudah terjebak dalam situasi seperti ini. Saya bosan. Jadi orang yang dicemburui atau ada yang sirik. Hanya karena saya berusaha menjadi diri sendiri, terutama dari teman sendiri atau dari istri orang lain. hiks.
Ada saatnya koq, pada saat saya ingin menjadi sosok orang lain. Dan juga sebagai manusia, saya sadar bahwa saya juga pernah merasa seperti yang orangorang itu rasakan pada saya. Tapi, pada porsi yang berbeda tentunya. Saya menyadari sekali perasaan itu, tidak baik bagi diri saya. Antara menyadari dan tidak, tentu saja 2 hal yang berbeda. Ada yang pernah bilang, lebih baik sadar diri sedang merasakan apa, sehingga bisa tau apa yang akan diperbuat. Dibandingkan tidak tau apapun sama sekali, walaupun bisa merasakan...
Maaf, buat kamu yang sekarang sedang merasakan hati yang panas, hanya karena kesalahpahaman. Kami berjanji untuk memulihkan hubungan ini lagi. Karena sepertinya tidak seru jika hanya karena salah cara pandang, trus kita jadinya memendam rasa tidak enak. Saya tidak punya banyak teman perempuan yang seru. Sehingga jangan jadikan hal tersebut beban bagimu. Saya berharap dengan menjelang hari yang baru, hatimu bisa lebih tentram lagi.
Saya juga berkata hal yang sama pada hati yang sedang menggebu karena tidak suka dituduh. Sekarang, sudah lebih mendingan. Tidak lagi kepanasan seperti tadi, karena punya perasaan mengganjal itu tidak enak dan tidak baik...
Tidak ada orang yang suka dituduh. Saya yakin kamu juga seperti itu, ya kan? Oleh sebab itu, mari kita perjelas hal ini, semoga secepatnya! Walau pada saat saya selesai menuliskan ini pun, saya pasti sudah lega....:)
Maafkan, jika memang keberadaan saya membuat ancaman bagimu untuk bisa menyukainya. Tapi, bukankah kamu sudah mempunyai orang yang kamu sayangi. Mengapa tidak berbahagia saja bersamanya? Tapi, ya sudahlah. Saya berharap agar kamu bisa berbahagia, dengan siapapun pilihanmu. Semoga yang terbaik yang menjadi pilihanmu...

Saya tertegun sesaat. Untuk beberapa lama saya tidak tahu harus bagaimana. Mungkin ini yang dinamakan krisis pertengahan umur. Sebenarnya saya malu untuk membicarakan hal ini. Tapi, dengan adanya hal ini jadi saya punya alasan untuk kembali menulis. Setelah sekian lama. Saya sudah tidak pernah lagi menulis dalam bahasa Indonesia.
Masalah sederhana seperti jatuh cinta dan patah hati. Kembali membuat saya bertanya tentang hidup. Ditambah lagi sakit yang cukup berat, untuk ukuran saya yang tidak pernah sakit. Hingga harus berbaring dalam waktu yang cukup lama. Hingga saya bosan untuk tidur.
Sakit ini, membuat saya banyak perpikir tentang hidup. Banyak juga kontemplasi yang dilakukan. Diingatkan untuk kembali bersyukur tentang hidup. Kali ini saya berpikir untuk tetap menjalani segalanya dengan sebaiknya. Walau apapun yang terjadi, saya sudah berjanji sama diri sendiri untuk BERBAHAGIA.
Bukan menggantungkan kebahagiaan itu pada orang lain, melainkan pada diri sendiri. Banyak pelajaran yang didapat, saat berbicara pada temanteman yang mau mendengarkan. Mungkin terdengar sepele bagi mereka yang punya masalah lebih besar dari saya. Tapi, itulah hidup. Selalu penuh dengan kejutan indah. Apapun masalahnya, waktu tetap berjalan terus.
Saya diharapkan untuk tidak menunggunya. Saya berharap bisa membahagiakan dia, saya juga berharap bisa berbahagia bersamanya. Banyak hal yang bisa membuat saya bertahan untuk ini. Saya masih mau bertahan, karena apapun itu saya percaya akan diberikan kekuatan untuk tetap menunggu.
Semua orang bilang saya bodoh, bahkan goblok untuk tetap mengharapkannya. Tetapi, entah mengapa, saya percaya. Apapun yang terjadi, semua terencana dengan baik. Tuhan tau apa yang saya mau dan saya percaya dia mengerti mengapa saya masih bertahan. Bukan untuk cinta yang semu, melainkan untuk mengajarkan cinta kasih yang utuh padanya.
Saya hanya berharap, bahwa dengan adanya cinta yang terlampiaskan dan didaraskan dalam doa yang tak pernah putus ini, dia dapat merasakan keutuhan cinta yang saya berikan.
Saya akan tetap menunggu hingga dia berpaling dan berkata 'Terimakasih atas cintamu' hanya itu yang saya harapkan...
Saya juga tahu, kalau dia tidak akan pernah membaca ini, sampai kapan pun. Tapi, tahukah kau? Bahwa dalam setiap detik yang terbuang, ada kamu dalam benakku, selalu...
Masih akan tetap menyayangimu selalu, Diggy
Sering kali kita melakukan sesuatu hanya karena perasaan. Jika menurut kita benar maka kita akan melakukannya, peduli setan apa kata orang lain. Tapi terkadang, sikap egois seperti ini membuat jurang perasaan semakin lebar bagi kita dan orang lain. Entah disadari atau tidak. Pada saat kita sadar bahwa yang kita lakukan sudah salah, kepalang terjadi. Kesalahan tidak dapat terhapus, sakit hati tidak dapat lagi berubah. Kita sudah menyakiti orang lain, secara sadar atau tidak.
Yang dapat dilakukan setelahnya hanya meminta maaf, karena sudah sadar menyakiti perasaan orang lain. Padahal pada saat kita menyakiti perasaan mereka, ada perubahan terjadi di kepala mereka tentang kita. Ada perubahan terjadi dalam hati mereka, tentang kita. Hanya karena tindakan yang tadinya kita pikir tidak akan menyakiti orang lain, namun kenyataan berbicara beda.
Bagi saya, memaafkan seseorang itu adalah hal yang mudah. Bahkan pada saat maaf belum terucap, saya sudah memaafkan segala pembicaraan atau perbuatan orang tersebut, siapapun itu orangnya. Tapi, untuk melupakan apa yang dilakukan orang itu, mungkin tidak mudah. Waktu pasti akan menyembuhkan tapi bekas yang tertoreh tidak akan mudah tertutup. Ada yang bisa sembuh dengan cepat, ada yang bertahan hingga akhir, tak terlupakan.
Karena tindakan tersebut, terkadang orang yang sudah menyakiti kita, secara tidak sadar menjadi salah satu bagian penting dalam hidup kita. Entah dalam arti yang negatif atau positif. Seharusnya kita berterimakasih pada orang tersebut karena tanpa kehadiran mereka dalam hidup kita, kita tidak pernah sadar sudah menyakiti atau disakiti, sedemikian rupa. Demikian juga dengan keberadaan orangorang yang memang peduli dengan keberadaan kita dalam hidup mereka. Dimana kita menerima mereka sebagai teman, sahabat dan partner sejati.
Tanpa undangan atau rencana, teman bisa datang tibatiba, memberikan kita dukungan, menyediakan bahu untuk menangis, juga memberikan solusi untuk masalah yang sedang kita hadapi. Menjadi penasehat dan pendengar sejati yang tidak dapat digantikan oleh psikiater manapun juga.
Itulah teman terbaik yang pernah dimiliki oleh orang seperti saya.
Terimakasih karena kalian sudah menjadi bagian paling penting dalam hidup saya.
Ingatlah ini jika suatu saat kalian merasa sendiri dan kesepian.
Kalian tidak pernah akan sendiri, dimana pun, kapan pun.
*kecuali lagi boker sih, entah ada temen yang mau nemenin gak yah?* =Peace=
Heheheh...
Perasaan ingin membunuh, begitu besar.
Dimanakah saya bisa mendapatkan pistol semi otomatis?
Parah yah? Perasaan ini begitu bergejolak dalam diri saya sekarang ini. Maaf, jika tulisan kali ini akan BERBEDA dengan segala hal yang harmonis dan manis. Ini adalah salah satu tulisan ‘hitam’ yang akan saya tuliskan. Sebuah curahan yang harus dikeluarkan agar jiwa ini menjadi lebih tenang.
Saya KESAL dengan segala hal yang terjadi belakangan ini. Semuanya tampak salah. Bahkan seharusnya tulisan ini tidak perlu dibuat. Tapi, saya sedang MURKA. Lebih baik semua orang TOLOL dan PENAKUT, hilang dari Bumi ini. Agar tidak terjadi lagi banyak kebodohan di dunia.
Saya tidak takut mati.
Sudah 2 peristiwa, jambret dan penodongan, saya hadapi. Hanya bermodalkan keberanian.
Peristiwa jambret terjadi di salah satu jalan cukup ramai di daerah Menteng, Jakarta. Sebuah kawasan elit, dekat sekolah pria Canisius. Entah mengapa, seperti layaknya seorang jago kung fu, yang dapat merasakan hawa takbersahabat dibelakang. Membuat saya menengok kebelakang, dan menjadi lebih waspada.
Tibatiba, orang tersebut menarik tas saya, kuat sekali.
Maka, terjadilah adegan tarik menarik ditengah jalan tersebut, seperti pemain tarik tambang.
Karena hal ini sudah saya antisipasi, maka pada saat dia menarik tas saya. Dia tidak mendapatkannya dengan mudah. Saya MELAWAN!
Beberapa orang bengong. Saya hanya mampu berteriak ‘ANJING LEPAS!’ dan kembali berteriak. Karena dia tidak berhasil menarik tas saya, tanpa membuat diri saya ikut tertarik. Dia melepaskan tarikannya dan hilang entah kemana.
Setelah itu baru terdengar orang berteriak, ‘RAMPOK, RAMPOK!’
Sudah telat, bukan?
Saya hanya berharap ada teman saya yang lewat, dan memberikan tumpangan. Tapi, tenyata saya hanya mampu berjalan. Setelah itu memerika uang yang hanya tinggal sepuluh ribu lebih sedikit. 'Akh, tapi mampu untuk membeli pulsa isi ulang' pikir saya. Saat itu, hanya itu yang terpikir. Berusaha untuk menghubungi siapa saja yang terdekat.
Setelah pulsa terisi dan saya duduk di pinggir jalan. Baru terasa. Seluruh tubuh saya bergetar hebat. Adrenalin yang terpendam kembali memacu. Sambil menelpon saya pun bergetar. Orangorang terdekat tidak ada yang bisa membantu atau menolong saya.
Saya sedih.
Dengan berat hati saya memberitahukan pasangan saya, apa yang terjadi. Dan memintanya untuk menelpon salah satu temannya yang saya tau bekerja dekat disitu. Tuhan baik sekali. Saat itu, dia adalah malaikat pelindung saya. Menemani dan memberikan uang untuk ongkos pulang.
*Thanks, 'Ndu. Ntar beneran gw cariin cw deh, tapi beresin dulu tuh gigi loe :p*
Sekarang setiap kali saya lewat dan melihat tempat itu, saya tersenyum.
Tau apa yang tertulis diatas tempat saya menunggu kawan saya tadi?
TOKO HARAPAN
Ya! Toko itu memberi saya harapan. Bahwa akan ada seseorang yang saya kenal dan baik hati menjemput dan menenangkan getaran kekesalan saya atas peristiwa yang baru saja saya alami.
Kemarin, sepulang lembur dari kantor. Saya kembali ditodong. Dekat wilayah rumah saya. Seperti biasa saya tidak takut menghadapi ancaman penodong tolol tersebut. Sopir Bajaj yang bodoh dan penakut juga membuat saya kesal setengah mati. Saya sudah teriakteriak menyuruh dia tetap terus berjalan pada saat motor mepet dan menghentikan Bajaj. Malah dia berhenti dan mematikan mesin, karena mengira si bodoh ini Polisi.
ASTAGA!!!
Saya kesal sekali! Kekesalan itu saya limpahkan pada si tukang Bajaj yang terus saya teriakkan suruh menyalakan mesin tapi tidak juga. Entah berkomplot atau tidak mereka. Tapi, saya tidak pernah mau berpikiran seperti itu.
“Sini tas-nya!” Sambil menggerakkan tangan memperlihatkan gagang pisau.
“Ihhh…ngapain? Pergi loe sana!”
“Bang, maju bang! Mau dongggg!!!”
“Mau ngelawan?” Katanya lagi sambil hendak mengeluarkan yang terselip.
Pintu Bajaj saya buka dan saya tendang ke arahnya! Sayang, sekali kurang tinggi pintunya. Jika tidak, akan tepat sekali mengenai biji peler yang pasti langsung pecah!
Tidak lama dia pergi dengan diamdiam. Dan tukang Bajaj tolol ini masih bengong juga, sampai harus diteriakin buat jalan.
TOLOL!!!!
Namun, semuanya adalah pelajaran. Jangan takut untuk menghadapi penodong. Dia pikir hanya perempuan Cinta mungil yang bisa menjadi sasaran empuk. Jangan salah, Pak. Cabe rawit juga kecil., tapi pedesnya bisa buat kuping berdengung jika salah gigit.
Peristiwa ini, membuat saya kembali bersyukur. Sekaligus PERCAYA malaikat pelindung saya luarbiasa. Dan Tuhan masih mau melindungi.
Terimakasih & puji Tuhan
Pada akhirnya saya memang bukan tipe yang JAHAT, seiring dengan selesainya tulisan ini. Keingingan membunuh pun hilang.
Menulis memang merupakan terapi yang sangat luarbiasa.
Semoga semakin banyak orang yang hatihati, bukan takut.
Semoga semakin banyak orang yang bisa menolong, bukan karena ikut campur,
Semoga dunia ini dapat kembali menjadi selaras…
Selama masih ada HARAPAN, hidup masih dapat terus berlanjut. Walau, semua orang sudah bilang TIDAK MUNGKIN. Selama masih ada setitik harapan, akan selalu ada MUKJIZAT terjadi!
YEAH!!!!

Menghilangkan kejenuhan ternyata tidak mudah. Tidak semudah yang dikatakan orang. Tidak mudah, jika dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Saya sedang berusaha mencari lagi titik kebahagiaan dalam diri saya sendiri dan buat saya pribadi. Proses pencarian ini ternyata tidak mudah. Belakangan ini apa yang terjadi dalam diri saya, benarbenar terpancar keluar.
Kerjaan yang seharusnya dapat saya selesaikan dengan hasil bagus, malah bolong tidak jelas, seperti keju yang dipahat oleh gigitan tikus. Apa yang diperingatkan oleh hati kecil saya, tidak saya dengarkan. Saya cenderung mengindahkan apa pun yang diperingatkan olehnya. Akhirnya, saya juga yang merasa kesal dengan kebodohan diri sendiri.
Berulang kali melakukan kesalahan yang sama, lagi dan lagi. Padahal sudah pernah terjadi. hanya karena ini dan itu, perasaan ini dan itu. Maka pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan baik, malah mendapatkan celaan. Saya kecewa. Lebih parah lagi saya menyesal sudah bersikap masa bodoh hanya karena saya merasa jenuh dengan diri sendiri.
Ini sikap yang bodoh, jangan sampai di tiru yah?
Untuk memperbaiki hal ini, maka saya berjanji dengan diri saya sendiri. Papan tulis dihadapan saya sudah dituliskan pedoman apa saja yang harus saya ikuti. Agar tidak lagi mengulang kesalahan yang sama. Saya kembali butuh semangat untuk bangkit!
Tahun ini adalah tahun kelima saya di perusahaan ini. Yang menjadi atasan saya selama tiga tahun bekerja, tidak pernah protes dengan apapun yang saya lakukan. Membuat saya merasa jadi anak buangan. Mengapa? Karena tidak pernah di ajak ngobrol atau diskusi. Hanya bicara seperlunya, beda dengan staff yang lain. Hanya menjadi seorang asisten, kata orang. Tapi, pada kenyataan hanya sebagai karyawan administrasi yang tidak melakukan kerja yang begitu ribet. Duduk manis, menjelajah dunia maya dan juga ngobrol di jendela maya. Hanya itu.
Sebagian orang merasa iri dengan apa yang saya kerjakan. Tapi, saya tidak. Karena membuat otak mungil saya membeku dengan sukses. Tidak mampu lagi dipakai untuk memikirkan hal yang serius. Tidak dapat diajak berkomunikasi dengan baik. Saya kangen diskusi dengan temanteman waktu kuliah. Semua hal ini membuat saya kembali ingin melanjutkan kuliah. Semoga suatu saat bisa terwujud!
Atasan saya setelah tahun ketiga berganti. Seseorang yang saya kenal dari sebagai sales di cabang Medan, sekarang menjadi atasan saya. Pasti memiliki reputasi yang cukup dapat diandalkan bukan? Jika dari cabang bisa pindah menjadi salah satu manager di kantor pusat. Saya pribadi salut pada beliau. Semua yang diucapkan olehnya pun menjadi acuan saya untuk menjadi LEBIH maju dan tidak ingin mengecewakan dia kembali.
Saya HARUS BISA!
Itu adalah janji saya. Pada diri sendiri juga pada beliau. Selama ini, yang terlihat dimata temanteman yang bekerja sama dengan saya adalah saya selalu tidak becus. Dalam mengurus semua hal yang memang sudah SEHARUSNYA saya tahu. Tapi, lagilagi saya selalu tidak becus.
Keluh
Maafkan saya. maafkan segala ketidakpedulian saya. saya berjanji akan MERUBAH semua hal NEGATIF menjadi POSITIF.
Dan dalam pameran selanjutnya, saya sudah BERTEKAD tidak akan melakukan kesalahan yang penting. Tidak akan memalukan namanya kembali. Saya pun ingin sekalisekali dipuji karena pekerjaan saya memang MEMUASKAN. Pertamatama, saya harus bisa MEMUASKAN diri sendiri. Karena jika diri sendiri saja tidak merasa puas, bagaimana mungkin bisa memuaskan orang lain?
Sebuah tulisan dedikasi buat diri sendiri. Sekaligus peringatan agar dapat menjadi manusia yang LEBIH BAIK dalam setiap detik yang bergulir, saya SEMAKIN BAIK!
AMIN!
Shall we drink to this?
CHEERS!

Kesenangan liburan masih terasa hingga sekarang. Rasa rindu yang tertahan pun belum terlampiaskan. Semakin hari semakin ingin kembali tertawa bersama mereka di Jogja. Tidak pernah sekali pun begitu lepas berlibur. Saat itu, saya memang benarbenar membutuhkannya.
Selama ini, ternyata saya masih kurang peka. Dalam arti memahami apa yang harus saya mengerti dari orang lain. Saya harus mengakui hal ini, karena dengan mengakui pada diri sendiri, artinya berdamai dengan bagian diri yang tidak pas. Saya baru menyadari setelah semuanya terjadi. Pasangan saya menegur saya dengan keras karena hal ini.
Saya tidak pernah tau apa maksudnya merasa cemburu. Karena apapun itu namanya, rasanya tidak menyenangkan. Di satu sisi adalah pembuktian bahwa kita merasa sayang sama partner. Tapi di sisi lain, hanya perasaan aneh yang menggerogoti hati dan pikiran. Memiliki rasa cemburu itu tidak enak sekali. Walau dalam sebuah hubungan kasih sayang, hal ini harus ada. Saya setuju sekali. Selama masih dalam tahap yang wajar. Tidak sampai harus mengeluarkan darah atau mencabut nyawa hanya karena perasaan cemburu.
Menyayangi seseorang dengan hati ternyata membuat perasaan memiliki tombol otomatis. Seperti apakah itu? Perasaan bisa tau jika ada sesuatu yang tidak beres dengan pasangannya. Entah apapun itu. Saya belajar ini dari pasangan saya. Dia pernah berkata jika hubungan ini memang hanya membuang waktu dan tidak akan ada ujungnya. Apalagi, dijalani hanya dengan setengah hati. Bukan kah sudah tau keputusan apa yang harus kami ambil? Tapi, hidup hanya sekali, jadi nikmati saja semua itu. Susah, senang, sedih, rindu, mangkel dan segala macam rasa yang seperti rasa jamu pahit yang tertinggal di lidah.
Semua itu adalah bagian dari membagi rasa kasih sayang, dan juga proses menjalani semua dalam merajut kisah kasih yang hanya dapat terjadi pada episode waktu saat ini, hingga nanti, entah kapan. Semoga selamanya. Sepertinya saya masih ingin tetap berharap.
Selain itu, akhir-akhir ini saya sedang asik bermain bersama temanteman dari dunia fotografi. Menyenangkan! Melihat mereka melakukan kegiatannya. Membantu mengarahkan gaya sang model agar bisa menjadi objek yang dapat dinikmati oleh orang banyak. Saya pun tidak luput dari jepretan kamerakamera iseng tersebut. Ini yang dinamakan latihan percaya diri di depan kamera. Lama kelamaan saya pun akhirnya bisa sadar kamera, otomatis. Beda dengan model yang bisa langsung bergaya, kalau saya malah mati gaya.
Selain foto candid, saya tidak bisa disuruh gaya dengan natural.Oleh sebab itulah, saya suka sekali jika mengikuti mereka yang sedang menjepret foto memakai model. Dari situ bisa sedikit melihat dan belajar ekspresi wajah dan juga gerak tubuh si model.
Ini adalah satu dari tulisan tidak penting dari sekian banyak ide yang terhambat. Terlalu banyak yang ingin ditulis, sehingga menjadi sebuah tulisan campur aduk yang tidak jelas isinya. Awal dan akhir yang juga tidak jelas. Editor pribadi saya pasti akan marah lagi, tapi tak mengapa. Karena saya memang tidak tau lagi harus menulis dengan plot yang seperti apa, sekarang yang ada dibenak saya hanya menulis apa yang terlintas di kepala dan di hati, entah bagaimana hasil akhirnya. Saya yakin saya pribadi tetap dapat menikmatinya dengan santai.
Saya hanya kangen menulis.
Hanya itu
Foto diambil oleh Alvin FauziePuisi dibuat oleh MW
[6 Agustus 2008]