[JejakkakiKu]
  • Home
    • Submenu
  • About Mei
  • Business
  • Analog Mode
  • Say Hey!


I learned the hard way to understand boundaries and privacy. Wasn't sure actually it's going to be like this. But, I completely aware of the consequences yet, I'm still crossing the lines.

We finally had that big argument. Completely understand I'm in a very wronged position but I'm not going to defend myself. Instead, I apologized in so many ways to him. 

Started out as a friend, I never think or even had the slightest idea we will get too close to each other. Yet, the normal way of getting close to someone is to know them better. Their behavior, their loved ones even their families. But, I guess with him was have to be in a different angle. I never realized it until it happened. Invading his privacy when he kept it very private. Sometimes, curiosity indeed like a ghost hunting in your dreams. It scared you shitless but you still curious enough to get to know more.

Being mysterious was his agenda. While I'm the one who always has the whispering ghost.

I completely don't know anymore how to explain it to you about my action. Because never in my attempt was to wreck your relationship or our friendship from the very beginning. I love you in ways only you would understand, that's why I'm not going to do harm or whatsoever. But, I did what I'm not supposed to even when he already said it and I already promised him.

This is a very tiring week for me since I don't have any more energy to apologized to you. I tried anything more than I'm supposed to, but you're not that easy to forgive what I did. Even though I know you're acting like this to punish my action.

I guess I let the time to heal you. Until then, hopefully.




Karena angkasa luas menjadi saksi bisu diantara kita. Dihadapkan pada kenyataan yang haus; aku pun bertekuk lutut dihadapanmu. Tanpa berpikir dan menolak aku mencair dalam manismu. Aku mengira awalnya hanyalah jemu yang tertunda, namun yang terjadi ternyata berbeda. 

Ku coba memeluk resahmu dalam hangat selimut senja. Ku coba curi kecup mu dalam sebuah jeda percakapan antah berantah. Ku coba pertanyakan hati yang meradang jawaban. Namun, tak kunjung tiba. 

Aku terdiam dalam ruang hampa tanpa kasih.

Berusaha untuk tetap berpura tidak merasakan kekosongan tersebut. Karena aku masih melihat sinar dimatamu dan merdu suara tawamu termasuk jemari hangat yang tergenggam. 

Apakah ada artinya semua ini bagimu? Atau hanya sebuah kenyataan dalam mimpi yang sebentar lagi akan lenyap bersama waktu? 

Lalu, bagaimana dengan kisah kita? Mungkinkah ceritanya akan berubah atau akan tetap seperti ini hingga saatnya nanti? 

Mampukah kau memberikan sedikit saja kepastian akan kehangatan senyum tersungging di setiap pertemuan kita? 

Aku terlanjur hanyut ke dalam relungmu.

The white noise from the car silenced everything, it's just our heavy breath in silence trying to find some more air. I can't say anything because of your touch intoxicated me. You can lie your way out of me, but I believe you feel what you're supposed to feel towards me. You're definitely my partner in crime.




(Angkasa, 23 Juli 2018, 04.33 WIB)








Aku percaya – tidak ada yang kebetulan di dunia ini.

Termasuk mengenal sosokmu. Tidak pernah menyangka juga akan sedekat dan seintim kita. Semua terjadi karena kebetulan. Tidak pernah menyangka bahwa reaksimu akan seperti itu.
Senang sekaligus mengejutkan dan membekas.

Tapi, setelah semuanya berlalu kemudian dirimu menjauh. Terasa dekat tapi jauh, selayaknya bermain dalam sebuah lingkaran dimana aku hanya bisa melihat dan mendengarmu tanpa bisa mendekatimu lagi.

Mengapa?

Banyak pertanyaan terlontar dikepala. Banyak hal yang ingin ditanyakan. Apa yang menjadi kesalahan aku bersikap dan berucap? Jika memang dibilang aku bersikap aneh seperti yang dituduhkan tanpa penjelasan. Aku tidak terima mentah-mentah.

Aku masih ingat ketika kita duduk dan kamu begitu larut untuk datang. Maaf terucap dan muka lelah tersirat tapi walaupun aku merajuk, dirimu tetap saja menanggapi. Malam itu kita berjanji bahwa apapun yang terjadi tidak akan membuat sikap kita menjadi aneh satu sama lain. Namun, sepertinya kamu lupa. Sikap yang kau perlihatkan tidak seperti yang sudah kita janjikan. 

Mengapa?

Aku sudah berusaha sekali untuk bersikap biasa setiap kali kita bertemu di sebuah tempat yang ramai. Mengapa kamu tidak bisa bersikap biasa, menurutku loh yah?

Terus terang sedih bukan karena baper seperti yang kau tuduhkan. Tapi aku berharap kamu bisa bersikap seperti kita di awal. Kamu lebih bisa santai dan asik. Aku canggung dan bingung karena kamu seperti ini.

Tolong, balik lagi dong ke dirimu yang aku kenal diawal – santai dan sangat asik.

Merindu sosok aslimu.


Saat saya menuliskan ini, rasanya seperti baru tersadar dari mimpi buruk. Saat terbangun dari kenyataan, bahwa apa yang selama ini saya alami adalah mimpi belaka. Rasanya, tidak dapat diterima sama sekali oleh akal sehat saya. Sudah berulang kali mencoba untuk menarik napas, agar beban hati dan pikiran tidak terlalu penuh, oleh rasa yang aneh ini. Tapi, tetap tidak bisa. Hanya dengan menuliskan ini, dan menuangkannya disini, mungkin bisa sedikit mengurangi beban hati.

Semuanya hanya garagara, artikel yang tidak perlu dibaca, sebenarnya. Namun, entah mengapa, akhirnya memang harus dibaca juga, mungkin agar saya bisa memastikan lagi, perasaan yang selama ini menggantung. Sudah ada pertanda, namun selalu dianggap tiada, karena masih belum mau menerima kenyataan.

Nuf said!

Sudah tau, kirakira saya bicara tentang apa? Ya masalah hati lah! Masa perlu diperjelas lagi sih?
Terus terang, saya merasa saya sudah jatuh cinta dengannya, bertahun lalu. Namun, karena masalah dengan jarak, maka dirasa tidak perlu untuk diperpanjang. Kemudian, sejak tahun lalu, entah mengapa kami jadi 'dekat' kembali, dengan adanya perangkat komunikasi yang sudah semakin canggih sekarang ini, jadinya lebih mudah untuk berkomunikasi. Akan tetapi, karena ini pula saya akhirnya semakin sadar, bahwa saya tidak ada dalam 'hidupnya', saya hanya sebagai pengagum no.1 bagi dirinya.


Kau adalah bianglala penyembuh hati yang rapuh. Kau bawa aku hingga ke puncak, menikmati indahnya dunia yang kau ceritakan, dihadapanku. Kau bawa aku kembali menjejak dunia, dan kau lambungkan kembali hidupku. Tidak pernah berhenti selama bertahun, hingga menjadi kebiasaan abadi.

http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&docid=TgcJfHHJwJP3IM&tbnid=h6YKdjTvULDojM:&ved=0CAYQjRw&url=http%3A%2F%2Falmasaghacelesta.wordpress.com%2Fpage%2F2%2F&ei=9bspU5yiIoSFrAfNoIHwBw&bvm=bv.62922401,d.bmk&psig=AFQjCNFp8vQgg-MAmxVrs-TiqK_utzGh5w&ust=1395330201282273

Namun, kau tidak mampu selamanya berputar seperti ini. Ada saatnya kau harus menyadari bahwa, kau harus diam dan menikmati keheningan alam. Menikmati kerlip lampu Ibukota dikejauhan, dan juga temaram bulan purnama. Yang hanya datang sebulan sekali, begitu indah. Pernahkah, kau menikmatinya?

Dia menggeleng pelan

Kau adalah bianglala terindah yang pernah aku lihat. Tidak pernah aku menikmati rasa syukur mahakarya Yang Kuasa, hanya saat bersamamu. Aku merasa, bersyukur telah hidup hingga saat ini.
Karena kau ada untukku, dan walau pun kau tidak bisa berkata apapun. 

Aku dapat mengerti, rasamu.
Dia mungkin tidak akan tau, dan mungkin juga tidak akan pernah tau. Apa yang ku tuliskan disini untuknya. Dia adalah sosok paling penting dalam hidupku. Sepanjang hidup semua orang pasti melakukan kesalahan, banyak juga melakukan tindakan terpaksa. Banyak juga menyakiti hati orang, begitu juga dengan dirinya. Namun, dibalik semua itu aku tau, kalau dia peduli, perhatian dan sangat sayang sekali padaku.

Dibalik bahasanya yang menyakitkan, dibalik keluguan pertanyaannya, kadang menyimpan makna tersendiri bagiku. Hanya saja, seringkali ketidaksabaran menghadapi dirinya, membuatku merasa jadi pribadi yang selalu salah. Padahal tidak pernah ada niat jahat atau apapun dari semua tindakan dan juga ucapan yang ku lontarkan. Memang sudah pada dasarnya aku jutek, tapi bukan berarti tidak perhatian. Aku mungkin juga mengucapkan kalimat keras dan kasar, tapi bukan berarti aku tak sayang. Hanya saja, penempatan situasi dan suasana saat kalimat yang terlontar menjadikan semua berbeda.
Seiring waktu dan hari berlalu, setiap saat. Saya mulai mengingat kembali perjalanan waktu. Tahun 2013, sebentar lagi akan lewat. Banyak sekali pengalaman yang bisa diceritakan, hanya saja merangkum perjalanan setahun, rasanya membutuhkan banyak kenangan yang harus digali kembali. Sementara ini, sedang saya coba cuplikan sedikit demi sedikit. 


Keinginan menulis itu seharusnya memang setiap hari dilatih, tapi karena kesibukan akan pekerjaan, rasanya semua waktu sudah tersita. Padahal, jika kita bisa janji sama diri sendiri meluangkan waktu, rasanya bisa saja. Banyak hal yang bisa dijadikan bahan tulisan setiap hari, mulai dari hal yang kecil, sampai curhat itu sendiri, seperti yang sedang saya lakukan sekarang.

Mau curhat, disini.

Pada dasarnya saya suka sekali jalan-jalan. Intinya menikmati proses perjalanan mencapai tempat yang dituju. Kemana pun, dimana pun.

Kemarin, saya bertemu dengan seorang teman lama. Secara kebetulan memang dia ada perlu untuk datang ke Jakarta, karena mengambil tiket konser. Karena, setelah sekian lama tidak bertemu, maka saya mencoba untuk mencari waktu bertemu dengan dia. Maka, janjianlah kami bertemu di Wisma Kodel, Kuningan,Jakarta. Dua tahun, berlalu. Perubahan pun terjadi, banyak hal yang pastinya bisa dijadikan pembahasan (baca: gossip)

Sebelum memulai perjalanan, dipastikan tentunya kita makan dulu! Maka, mampirlah kami ke Setiabudi One yang hanya beberapa gedung dari Wisma Kodel. Kebetulan ada satu tempat makan baru yang menawarkan paket beli satu gratis satu, pada jam 3-5 sore. Sehingga, kita mencoba untuk makan disitu, dan juga bungkus bawa pulang! Yeehaa...ada bekal buat perjalanan :D

Pembicaraan dimulai, dengan komentar soal paket roti lapis yang semakin pas untuk porsi orang Indonesia demikian juga dari segi harga yang ditawarkan, sepertinya sedikit lebih ekonomis, dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Mengingat, perjalanan yang cukup panjang untuk teman saya kembali ke rumah, maka kita harus menyudahi sesi pertama obrolan, yang akan dilanjutkan sepanjang perjalanan sepertinya. Karena, saya juga sedang dalam mood untuk jalan-jalan, maka saya ikut bersamanya berjalan ke arah Selatan. Obrolan berlanjut, hingga akhirnya saya memutuskan untuk mengantar dan main sampai ke rumahnya.
 

Selamat Tahun Baru!!

Semoga semuanya mendapatkan pengalaman luarbiasa di 2012 dan di tahun yang baru ini akan semakin penuh dengan kejutan!

Banyak hal terjadi mengawali tahun baru ini, banjir besar melanda ibukota tercinta, seperti memberitahukan bahwa banyak sekali hal yang perlu dibuang ditahun sebelumnya. Semoga banjir membuka pikiran mereka yang egois dan hanya mampu menyalahkan pemerintah. Teman saya pernah bilang, siapa pun Gubernurnya atau Presidennya jika penduduknya masih egois, banjir dan macet tetap masih akan menjadi masalah besar di Ibukota ini.
Selamat Natal 2012 buat kita semua yang merayakan meriahnya pesta kelahiran Tuhan Yesus di dunia!

Banyak sekali pro dan kontra dari agama lain dalam hal silaturahmi ucapan selamat. Jika memang dalam bersosialisasi beragama pun harus diatur, kenapa tidak sekalian saja atur hidup sekian banyak orang dengan jadwal yang tidak haram.

Terkadang saya heran dengan peraturan yang notabene dikeluarkan mengatasnamakan Tuhan, dan harus dipatuhi oleh mereka yang percaya dan memeluk agama tertentu. Bukankah semua agama mengajarkan hal yang baik? Jika memang hati penganutnya  merasa hal itu baik dilakukan, mengapa takut? Toh pada akhirnya juga bukan manusia yang akan menghakimi. Jika memang percaya masih ada dunia penghakiman setelah kita meninggal, biarkanlah dunia penghakiman yang akan menilai bagaimana hidup kita didunia ini, nantinya. Bukan malah sekarang serba sok ini dan sok itu.


Kamu datang dengan tangan hampa dan terbuka, menawarkan duniamu padaku.  Sedangkan aku hanya terpaku pada senyum tulus, dentang tawa yang begitu merdu serta gigi kelinci yang tersembul diantaranya.  Terus terang kamu bukanlah lelaki idamanku. Jika ku ceritakan padamu, mungkin kamu sudah lari tunggang langgang dari awal. Tapi, seperti yang sudah pernah ku beritahukan padamu, bahwa kepolosanmu menghadapi seorang perempuan, rasa penasaran dan gairah yang begitu terpancar daripadamu yang telah membuatku meleleh pada akhirnya. – sebuah catatan kaki kecil pengantar tidur -

Oktober telah datang dan seperti biasa, musim kawin pun tiba disaat musim hujan datang.  Undangan perkawinan pun telah datang, dan beberapa rencana untuk pernikahan pun sudah terdengar. Apakah kamu pernah berpikir akan bertemu dengan seorang perempuan seperti diriku, hai lelaki? Apakah perempuan mungil ini begitu merepotkan hidupmu? Hmm…semoga tidak. Karena aku memang diciptakan untukmu, seandainya nanti aku merepotkanmu, harapanku semuanya tidak akan pernah terjadi.

Kamu hanya ada dalam pikiran dan hati yang senantiasa menanti kehadiranmu. Sampai dimanakah perjalanmu menuju hati ku? Karena dengan senang hati aku menunggumu. Lelaki idaman yang akan membuat semua perempuan terpesona pada keserasian kita. Kamu tidak perlu setampan siapapun idola dalam dan luar negeri, yang penting tetap keren! Suka banget tertawa dan bikin orang lain tertawa. Konyol tapi pintar membawa diri, dalam situasi apa pun, kamu tidak pernah salah tingkah. 

Suara tawamu adalah suara terindah yang terdengar oleh telinga saya! Hiburan yang paling gampang saat saya sedang tidak mood karena banyak hal. Jika mendengar suaramu diujung telepon genggam sudah sangat menghibur sekali. Kamu menjadi bagian dari harihariku. Kamu ada disetiap menit dan detikku bernafas. Seandainya saja bisa bersama denganmu setiap saat, mungkin tidak ada lagi kata bosan terucap.
Something always brings me back to you.
It never takes too long.
No matter what I say or do I'll still feel you here 'til the moment I'm gone.
You hold me without touch.
You keep me without chains.
I never wanted anything so much than to drown in your love and not feel your rain.

Kau adalah racun yang pelanpelan menggerogoti hati yang rapuh. Hati yang pasrah dan meranggas karena perhatianmu. Hati yang menggebu diawal pertemuan menyambut dahaga selayaknya musafir di padang tandus.

Setiap kecupan bercampur racun cinta, kau berikan setiap detik waktu berlalu. Aku merasakan keanehan pada hatiku, namun tidak pernah menyangka jika hal tersebut adalah racun. Kau berikan adiksi tak terbantahkan pada akal dan hatiku.

Kau berikan rasa gamang, saat kau tak disisi. Kau biarkan debar hangat mengalir hampa. Kau lepaskan pegangan eratmu, tanpa menoleh lagi.

Apa yang harus kulakukan saat ini, tanpamu?
Saya baru saja mengenalmu. Melalui seorang teman lama yang iseng. Kamu hadir dalam daftar pertemanan di Blackberry saya. 

Seperti yang sudahsudah saya tau, teman saya itu selalu punya maksud tertentu jika mengenalkan seorang lawan jenis. Entah mengapa, kali ini saya pasrah dan tidak banyak bertanya. Mungkin karena saya juga lagi iseng meladeni keisengannya. Mungkin juga saya butuh teman baru yang bisa diajak bicara, tentang apapun. 

Hadirlah, kamu.

Kamu tidak mengisi keseharian saya, tapi melalui potongan obrolan dan juga jenis musik yang kita dengar. Berbagi sedikit potongan jiwa dan hidup, sewajarnya manusia yang baru saling mengenal. Kita pun bertukar informasi. Ungkapan selamat pagi dan selamat tidur pun menjadi bagian kebiasaan kita.

Belahan bumi yang berbeda, membuat percakapan kita terbatas. Jarak sempit dalam rangkaian kalimat terbaca pada layar jendela obrolan. Memungkinkan kita untuk tetap menjaga komunikasi, walau kadang hanya beberapa kalimat tak penting.

Seandainya saya tau, bahwa yang namanya berpisah dengan pujaan hati itu rasanya seperti ini. Mungkin sudah sejak lama saya memutuskannya. Tidak perlu banyak drama dan air mata. Tapi, memang kita tidak pernah tau apa yang seharusnya terjadi, jika memang ada campur tangan dari yang Maha. Semuanya sudah diatur sesuai dengan kehendakNya, hanya saja, saya berharap bahwa apapun itu rencanaNya dalam hidup saya, seharusnya saya bisa lebih belajar untuk bersyukur. Karena, saya YAKIN semuanya adalah baik adanya.

Sebelum akhirnya resmi berpisah, hampir selama 3 minggu penuh saya gelisah. Banyak pertanda yang diberikan lewat mimpi dan perasaan tidak enak. Dan semuanya mengacu pada hubungan yang akhirnya memang harus berakhir . Hanya saja saya sangat menyayangkan sikapnya yang tidak jantan dalam memutuskan hubungan kasih kami. Terlalu pengecut!  Padahal paling tidak disaat terakhir saya masih tetap berharap bahwa masih ada sedikit rasa yang tertinggal untuk kita bisa bicara secara dewasa.

Sudah lama sekali tidak pernah menangis lama sampai tertidur dan bangun dengan mata yang bengkak. Masih terasa hingga sekarang. Sudah lama juga tidak menangis tersedu didepannya, kali ini karena tidak ada kesempatan, maka saya menangis ditelepon. Rasanya sudah sampai pada titik 'tidak tahan lagi' untuk tidak menangis. Oleh sebab, itu saya menelponnya ditengah gemuruh guntur dan kilat bernyala dilangit. Menambah rasa dramatik dihati...

Sudah lama juga, tidak pernah bicara dari hati ke hati dengannya. Mungkin karena banyak perubahan yang terjadi setelah beberapa lama kami tidak lagi bersama. Rasa yang dirasa sepertinya menghilang, seperti rintik air yang tertiup angin dan menjadi cipratan air dan hanyut...
Seperti biasa sekarang aku bisa punya waktu untuk menulis disini.

Banyak hal yang mau diceritakan, tapi jika diceritakan semua sekarang, tidak akan seru lagi. Semua diawali dengan beberapa bulan lalu, dengan semangat mencari pekerjaan baru.

Setelah melalui beberapa kali kekecewaan, karena ditolak oleh perusahaan yang dilamar, maka aku pun dalam tahap pasrah. Hingga sampai pada suatu kesempatan yang cukup aneh, sebuah iklan lamaran mengenai kuda, terbaca oleh mataku.

Dan saya pun segera melamarnya, tidak cukup sehari, aku pun langsung mendapat panggilan, walau memang tempatnya jauh sekali dari rumah, tapi aku sudah jatuh cinta pada saat pertama kali datang melamar.


Hingga temanteman dikantor lama pun terkejut, karena aku resign dadakan katanya, tapi tidak dadakan juga, karena membutuhkan waktu 1 bulan pemberitahuan sebelum resign.

Sekarang, aku disini, bersama dengan para kuda dan pelatihnya!

Seru!

Terimakasih Tuhan atas berkatmu,
dan terimakasih cintaku atas dukunganmu selama ini!

YEAY!!
Aku kembali termenung. Tak mampu berkata apapun. Hanya mampu diam dan mendengarkan ocehannya. Diawali dengan menemani ngobrol dan bicara soal tawaran kerja yang baru. Entah mengapa jadinya malah petuah yang keluar dari mulutnya.

Petuah yang sudah berulang kali terucapkan dan terus diulang setiap kali dia merasa kecewa dengan diriku. Terkadang, aku masih sanggup menyahuti ocehannya yang terkadang menuduh. Tapi, kali ini, aku memilih untuk diam seribu bahasa. Hanya sesekali menimpali tanpa maksud memotong apapun yang diocehkannya..

Di satu sisi, aku masih bersyukur, karena banyak orang bilang jika ada yang mau ngomel atau ngoceh mengenai hidupmu, berarti orang itu masih peduli, masih sayang, dan kamu masih diperhatikan.

Aku mengerti sekali soal hal itu. Berusaha mengerti bagaimana pun dia adalah Ibuku.

Banyak hal yang masih bisa di syukuri, walau terkadang katakatanya menyakitkan hatiku. Banyak yang masih mampu aku pendam dan nikmati, bahwa Tuhan luarbiasa baik. Oleh sebab itu, apapun yang selalu dicelotehkannya, masih mampu ku telan mentahmentah.

Masih bersyukur, karena aku masih bisa menulis disini :) Paling tidak ada bagian yang bisa kubagikan pada disini.

Dia menjadikan rumah tempat yang kadang aku hindari, dan juga tempat yang ingin aku datangi, khususnya kamarku. Tempat yang paling nyaman adalah didalam kamar. Karena bagiku, rumah yang ditempati sekarang adalah bukan rumah sesungguhnya. Rumah tersebut adalah rumah warisan dari kakekku. Mungkin suatu hari nanti baru akan kuceritakan. Tidak sekarang.

Rumah yang penuh dengan canda dan tawa adalah idamanku, bukan penuh dengan segala keegoisan penghuninya. Terus terang aku jarang berkomunikasi karena tidak ada lagi tempat untuk berbagi hal tersebut. Rumah yang sekarang dijadikan gudang bisnis oleh Abang tertua satusatunya.

Membuat rumah itu makin sumpek saja rasanya, tapi tetap saja, setiap kali masuk rumah itu, aku selalu berusaha berkata, "Aku pulang..." jika ada Mami, maka rumah itu terasa 'hidup' karena dia adalah 'jantung kehidupan' dirumah itu. Paling tidak bagiku. Terasa seperti itu.

Paling terasa ketika dia pergi liburan, dan meninggalkan aku dan rumah sendirian...
Aku hanya merasa cuma punya kewajiban menjaga rumah...aku bosan dirumah...walau aku menyenangi kesepian yang ada, tapi tetap saja. Jika berharihari, rasanya beda...

Pada dasarnya aku adalah orang yang suka menyendiri, tapi banyak orang bilang kebalikannya...oh well, pendapat orang tidak bisa aku paksakan bukan?

Sudah lama tidak menulis, aku lega bisa menceritakan uneguneg yang tersisa...paling tidak, akhirnya blog ini ada tulisan baru lagi..:)

Terimakasih sudah membaca dan berkunjung..




PS: Judul terinspirasi dari buku terbaru Dewi Lestari - MADRE

In an ordinary fairytale land
There's a promise of a perfect happy end
And I imagine heaven just sort of that, it's better than nothing
Baru kali ini saya tidak tau bagaimana harus memulai. Tidak tau bagaimana merangkai huruf ini satu persatu. Saya bagaikan perawan yang tersipu malu, dibalik punggung sang Ayah, sewaktu dikenalkan pada calon pasangan hidup.

Saya sudah menahan keinginan untuk menulis dari kemarin, tapi tidak bisa. Sekarang, giliran ada waktu dan bisa, tapi malah tidak tau bagaimana harus memulainya. Saya tidak mengerti keadaan ini. Padahal keinginan untuk menulis begitu menggebu. Mengapa? Karena kemarin adalah hari yang spesial, buat kami.

Perayaan setahunan :) tapi, dia seperti biasa, lupa...

So you'll be mine forever and almost always
And I'll be fine, just love me when you can, yeah
And I'll wait patiently
I'll wake up every day just hoping that you still care

Hahaha...saya pada dasarnya memang romantis, hal kecil seperti ini membuat hati saya berbunga, dan tersenyum seharian. Tapi, terus terang tidak ada yang special dilakukan, kemarin. Karena kami adalah pasangan yang aneh. Dia tepar, karena sakit. Sedangkan saya harus lembur dikantor, jadi begitulah carnya kami menghabiskan perayaan satu tahunan kami.

Terus terang sebagai perempuan, saya berharap dia akan melakukan sesuatu yang spesial, jika nanti memang memungkinkan. Sejak akhir bulan kemaren, menjelang hari jadi ini, saya sudah berjanji pada diri sendiri. Untuk berhenti meminta, memohon dan mencari perhatiannya lagi. Setahun merengek, penuh curiga dan menangis sepertinya cukup. Selebihnya terserah dirinya, mau bersikap seperti apa.

In the corner of my mind I know to well
That surely even I deserve the best
But instead of leaving I just put the issue to bed and out of my head

Saya masih ingat adu argumen terakhir, bahwa dia bilang bahwa saya tidak akan pernah jadi pengganti dari perempuan itu. Keperempuanan saya, tersinggung. Kami berdua adalah orang yang berbeda, tidak bisa disamakan. Hanya saja, saya berharap dengan tidak adanya perempuan itu didekatnya sekarang, dia bisa sedikit berubah sikap. Lebih perhatian, dan menjaga perasaan saya. Tapi, sepertinya seperti yang dibilang banyak orang, karakter tidak berubah dalam semalam.

And just when I believe you've changed for good
Well you go and prove me wrong just like I knew you would
When I've run out of second chances you give me that look
And you're off the hook

Saat itu, saya memintanya untuk melepaskan hubungan ini. Saya merasa tidak perlu lagi ada hubungan aneh seperti ini. Jika, memang apapun yang dilakukan dimulai dengan kata malas, cape, gak bisa, gak mau, dan mungkin...maka saya bilang padanya, buat apalagi? Toh saya sudah tidak penting lagi, dan mungkin tidak pernah menjadi bagian penting baginya, dan ungkapan sayang pun tidak sampai ke hati.

Tapi, dimalam hari itu sikapnya malah berubah, dan besoknya pun lebih berubah lagi. Seperti, tidak pernah ada kejadian apapun kemarin. Dan memang setiap kali ada pembicaraan ini, dia seperti selalu menghindar. Saya tidak pernah tau apa yang dia rasakan dan pikirkan setiap kali, tapi semoga saja suatu saat dia bisa mengerti apa yang saya rasakan ini.

Forever and almost always
No, it ain't right to just love me when you can baby
Ain't gonna wait patiently
I won't wake up everyday just hoping that you'll still care


HAPPY ANNIVERSARY, GY!


Lirik diambil dari : Kate Voegele - Forever and Almost Alway

Ring, ring it's you again heart pops
I loved to hear you
It's been all day I've been waiting for you
Hello, you call my name
So much stories you shared with me
You said a lot to me about girls
Oh, it's so nice
And every beauty thing they did to you
Don't stop and tell me more'


Terkadang kegiatan menunggu itu menjadi suatu hal yang mendebarkan hati. Terlebih jika yang ditunggu adalah kabar dari kekasih hati. Wahh, debarnya semakin menggebu setelah namanya terpampang pada layar telepon genggam. Banyak orang bilang, pacaran seperti itu adalah seperti halnya jaman waktu SMA atau ABG jaman dulu. Sekarang, sudah beda sekali rasanya. Meski saya tetap saja merasakan debaran itu tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang, karena rasa cinta yang mendebarkan hati itu tidak mudah dirasakan.

Hingga sekarang, setiap saat, saya selalu merasakan debar kencang di dada setiap saat namanya muncul di layar mana pun. Hahaha...boleh bilang bahwa saya norak, atau pun berlebihan. Melodramatik, itulah hubungan percintaan saya, dimana saya adalah termasuk salah satu perempuan yang percaya akan semua hal yang pernah ditonton dalam sebuah drama romantis atau komedi adalah kejadian yang pernah terjadi dalam kehidupan sebenarnya.

Oleh sebab itulah, saya mudah sekali merasa terharu akan segala hal kecil yang jarang/tidak pernah dilakukan oleh partner. Ungkapan mesra, kalimat singkat yang memerahkan pipi, bahkan sesekali ungkapan rindu yang terucap bisa membuat saya meneteskan airmata. Karena buat saya semua hal tersebut mengharukan, dan jarang sekali diperlihatkannya, sedekat apapun kita.

Loving you it hurt sometimes
I'm standing here you just don't by
I'm always there you just don't feel
Or you just don't wanna feel
Don't wanna be hurt that way It doesn't mean
I'm givin' up I wanna give you more
And more and more'


Tidak ada yang bilang mudah untuk mencintai, tanpa tersakiti. Bahkan, orang dulu pun bilang jika tidak sakit, namanya tidak bercinta.

Setiap hari , saya belajar untuk mencintainya sepenuh hati, dan sebisa hati saya memberikan cinta. Dan selalu berusaha menikmati setiap kebersamaan yang bisa saya dapatkan, seperti istilah dari negeri Irlandia sana, hiduplah seperti hari ini adalah hari terakhirmu. Jika kalimat itu terngiang, maka saya yang cemberut, cemburu atau kesal dan sebal pada semua sikapnya menjadi luluh kembali.

Mungkin ini adalah salah satu alasan mengapa dia selalu bilang, jika saya lebih mudah dihadapi, dan dia tidak pernah takut saya ngambeg, karena saya akan baik sendiri. Bisa dibilang saya selalu merasa bahwa entah sampai kapan saya bisa bersamanya, tapi setiap detik yang tercipta saya selalu bersyukur bisa bersamanya. Bahkan jika memang harus membuang ongkos lebih dari seharusnya, maka saya pernah bilang juga padanya, 'duit bisa dicari, tapi waktu bersamamu tidak akan kembali' oleh sebab itu, saya akan melakukan yang bisa saya lakukan selama saya masih bisa dan saya selalu berusaha yang terbaik dalam memenuhi keinginan itu.

Knock, knock you came around heart pops
I loved to see you
It's been two years since I'm love with you
Bum! Bum! You break my heart
You said, girl I'm in love with her
But it's all right, I'm still alive yeah' ohh'


Jika pernah melihat orang yang jatuh cinta dalam buku komik Jepang, yang digambar dengan mata berbinar dan gambar hati yang lompat dari dada. Hahaha...itulah yang saya alami setiap kali saya bertemu dengannya. Saya selalu mengharapkan melihat wajahnya penuh dengan binar yang sama dan juga senyum sejuta miliar yang diperlihatkannya. Tapi, terkadang kunjungan kejutan yang saya berikan justru malah membuat wajahnya terlihat capai. Keluh. Kadang saya merasa juga, jika kehadiran saya mengganggunya. Tapi, kadang saya lebih masa bodoh untuk yang satu ini, paling jelek adalah dicuekin sama dia. Yang penting keinginan saya untuk bisa bersamanya terpenuhi, walau tidak sepenuh hati darinya. Ini salah satu bentuk keegoisan saya.

Jika bicara mengenai rasa sakit, maka saya sudah merasakan sakit yang diluar batas kewajaran, selama bersamanya. Mungkin, jika yang lain membaca beberapa tulisan kebelakang akan tau. Karena sudah melewati ambang batas, biasanya jadi tidak wajar lagi, mungkin hati saya pun sudah kebas dengan rasa sakit. Tapi sepertinya tidak, karena setiap hari debaran itu memperbaiki dirinya sendiri, dan saya tidak membiarkannya menjadi kebas.

Dan saya akan tetap membiarkannya hidup penuh dengan segala luka karena cinta yang begitu membara disetiap kehidupan cinta penuh debar bersama saya.

And all the beauty things she did to you
Don't stop and tell me more
And when I see that smile upon your face
Deep in your eyes you had it all
And when I hear you super electrical voices'


Dan jika dia pernah bertanya mengapa saya mengetahui apa yang dia inginkan, dan tetap memaafkannya dengan segala hal yang telah dia lakukan untuk menyakiti saya...

semua itu karena cinta itu memaafkan, dan cinta itu tidak hanya memakai hati tetapi juga logika...selama hati saya masih mampu bertahan maka saya akan tetap mencintaimu apa adanya...

Te Amo :*
MWAH!

Lirik diambil dari lagu D'Cinnamon - Loving You

PS: Semoga hidupmu selalu penuh dengan segala keajaiban, gy-ku sayang...

Rasanya seperti dunia kembali gelap gulita dan saya siap untuk menghadapNya. Tapi, setelah akal sehat bisa kembali bekerja sama, maka saya tidak mampu lagi merasa, dan bagaimana harus mengungkapkan rasa yang saya alami. Saya mencintainya dengan setiap degup jantung yang berdetak. Saya mencintainya dengan seluruh aliran darah yang memberi nafas kehidupan. Bagaimana mungkin dia tega melakukannya?

Tidak ada alasan yang bisa diakui dari bibirnya. Hanya jawaban tidak tau dan tidak direncanakan. Analisa saya adalah dia sedang bosan dengan hidupnya. Ingin kembali mencoba apakah dia masih bisa menjadi salah satu penakluk perempuan. Maka terjadilah hal yang diinginkan. Hanya saja yang tidak disangka, saya bisa memergokinya.

Terkadang kenyataan pahit memang harus bisa diterima. Tidak ada orang yang mampu meresapi kenyataan yang saya alami. Orang bilang saya sinting, gila dan miring. Mungkin. Selain komentar seperti itu ada juga yang menghibur. Bahwa saya tidak perlu terlalu ambil pusing hal itu.

Salah seorang teman malah berkata, "It's just sex. Nothing more. The most important thing is he still loves you. And he's not doing it with his heart. So, it's just different"


Alasan yang cukup sinting diterima oleh otak siapa pun. Bahkan bagi saya yang berusaha menyelami dunia lelaki. Kadang memang logika sinting yang bisa berpikir diluar kotak hanya bisa didapatkan dari mereka yang sudah pernah melakukan atau berada di posisi saya atau pasangan saya.

Saya YAKIN, tidak ada seorang perempuan yang bisa seperti saya. Bodoh, sinting, gila dan miring, tapi baik hati dan sangat penuh kasih :D saya hanya berusaha mencobai diri sendiri. Mengetes daya tahan sabar saya. Sampai sejauh apakah? Walau setiap kali saya selalu berusaha meminta maaf pada hati saya. Karena sudah seringkali menambah beban yang cukup berat.

Kali ini saya tidak tau lagi harus bersikap seperti apa, hanya mampu diam dan menangis. Bahkan, air mata pun sudah kering. Hanya terluka dalam yang begitu perih terasa. Terkadang apa yang terpikir bisa menjadi kenyataan, tapi jika hal seperti ini, saya tidak menginginkan hal itu terjadi. Tidak menutup kemungkinan hal yang sama akan terjadi kembali di kemudian hari. Katanya 'old habit die hard' dia pun berkata hal yang sama. Hanya menjadi dirinya sendiri.

Saya berjanji untuk tidak menyakiti hati kembali. Oleh sebab itu sebisa mungkin saya akan menenangkan diri dan berusaha untuk masa bodoh dengan hidupnya yang lain. Hanya mampu berharap bahwa jika dia tidak mampu menghargai dirinya, paling tidak dia bisa menghargai hidup orang yang menyanyanginya dengan tulus. Dengan segala resikonya, berani berbuat berarti berani bertanggung jawab. Hati saya kembali hancur kali ini, bahkan terlihat sampai ke sekujur tubuh sekarang, semuanya biru-ungu lebam. Semoga cepat hilang...

Hatiku sayang...maafkanlah aku...
Postingan Lama Beranda

Search this blog

ABOUT AUTHOR

This is Meita’s website and you are in a right place to get to know a little bit more about her. She is a dreamer who likes doing digital marketing and been blogging since 2003. She also loves watching TV shows, and movies. Also, passionate about the world. Graduated from the University of Indonesia majoring in Cultural Tourism, taught her a lot about how great Indonesia – country where she is from – in cultural level. Still curious about her? Find out more here ;)

come find me

Visitors

FEATURED POST

THE WORLD NOWADAYS

Nowadays, we do live in the world where sincere thank yous are rare. Where sorries and apologies are extinct. Let alone, caring for the sa...

THE MOMENTS

  • ▼  2018 (11)
    • ▼  September (1)
      • THE WORLD NOWADAYS
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2017 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (8)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2015 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2014 (10)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2011 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2010 (16)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2009 (12)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (70)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (14)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2007 (108)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (22)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  September (11)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (8)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2006 (130)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (14)
    • ►  Oktober (14)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (21)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2005 (102)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (20)
    • ►  April (16)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2004 (82)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (15)
    • ►  Maret (18)
    • ►  Februari (16)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2003 (22)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (7)
    • ►  Agustus (1)

FOLLOW ME @ MEITAWIN

ABOUT ME

Hanya seorang perempuan mungil yang masih terus berusaha meraih mimpi terbaik yang ditawarkan dunia. Lalu, berusaha juga untuk membangun dunia yang lebih baik dari sekarang. Entah bagaimana caranya, tetapi harus mulai dari memperbaiki diri sendiri. Menjadi manusia yang LEBIH baik hingga mempunyai rasa BANGGA terhadap diri sendiri, hingga perasaan tersebut lebur dan akan tetap tinggal tak lekang oleh waktu. Semoga [JEJAKKAKIKU] akan menjadi bagian terindah dalam kehidupan ini. Karena yang tertinggal hanya akan menghilang suatu saat nanti, namun jejak-jejak itu akan tetap membekas dibeberapa tempat yang pernah disinggahi. Meski tak terlihat dengan kasat mata.

POPULAR POSTS

  • LAMUNAN SENJA
    Sudah lama aku termenung di sisi jalan. Di kejauhan terdengar suara terompet kapal di pelabuhan dan decit burung-burung manyar. Kembali...
  • BOOK REVIEW
    Masih ada 2 buku yang tertunda, untuk dibaca. Saat ini saya masih belum mendapatkan versi buku aslinya. Hanya bisa mendapatkan dari buku ele...
  • THE KARTINI DAY
    BUNGA Aku mendapat bunga hari ini meski hari ini bukan hari istimewa dan bukan hari ulangtahunku. Semalam untuk pertama kalinya kami b...

Copyright © 2016 [JejakkakiKu]. Created by Meita Winarto