THE LIVING DREAM

I believe there's a hero in all of us, that keeps us honest, gives us strength, makes us noble. And finally gets us to die with pride. Even though sometimes we have to be steady and give up the thing we want most, even our dreams.

Jika saya boleh berandai dalam hidup, maka akan banyak sekali khayalan yang tertumpah. Salah satunya adalah kamu. Sosok khayalan dalam hidup yang sederhana. Sosok yang tidak pernah terlintas bisa menjadi kenyataan. Boleh dibilang, Kamu adalah Pinokio saya. Masih ingat cerita tentang Pinokio, bukan?

Dalam dunia khayal di kehidupan nyata, yang sedang saya alami sekarang. Kamu, adalah lelaki impian. Boleh saja besar kepala, tapi saya yakin kamu sudah terbiasa dipuja oleh saya. Memang itu sudah menjadi sebuah kebiasaan 'buruk', menurut sebagian teman yang mengenal siapa saya. Tapi, namanya kebiasaan tidak gampang dirubah.

Bukan saya tidak pernah mencoba. Hanya saja, seiring berjalannya waktu akan kembali pada pola dasar saya.
Apakah salah jika memanjakan seseorang yang disayang? Tidak, sama sekali. Hanya saja, porsinya. Itu jawaban mereka yang biasa menasehati saya. Oh well...*nyengir*

Keras kepalakah saya? Mungkin. Tapi, selama saya merasa apa yang dilakukan adalah positif, mengapa harus dihilangkan? Itu sudah menjadi salah satu karakter saya. Jika memang ada yang merasa bahwa yang saya lakukan tidak baik, mungkin itu bukan masalah saya. Ya toh? Itu masalah mereka yang berpikir atau merasa seperti itu. Tapi, saya benarbenar menghargai pendapat mereka. Saya tau mereka sayang pada sosok mungil ini, apa adanya.

Terimakasih temans atas segala hal yang membuat saya semakin bertumbuh, setiap saat..mwah!

Sedangkan buat kamu, sepertinya cerita saya tidak akan pernah habis. Semua orang akan tampak dan bertingkah bodoh pada saat mereka jatuh cinta. Begitu pun saya. Mungkin, banyak yang bilang kelewatan. Begitu pun kamu yang berkata, bahwa saya senang menyakiti diri sendiri. Mungkin pendapat mereka dan kamu benar, dan saya keras kepala. Tapi, hati saya tidak bisa bohong. Saya tidak terbiasa untuk berbohong, ada yang aneh rasanya.

Karena pada dasarnya, tidak ada orang yang suka dibohongi. Siapa pun itu. Bukan berarti tidak pernah loh! Pernah banged. Tapi, berusaha dilakukan seminimal mungkin...bahkan berusaha untuk lebih banyak menabur kejujuran. Bukan untuk orang lain, tapi untuk ketenangan batin.

Seringkali saya berpikir wajar saja, jika sosok boneka kayu menjadi hidup. Banyak hal yang belum pernah dilakukan, dan penasaran untuk mencobanya. Begitu pun dirimu. Pinokio pun tidak luput dari godaan itu. Apalagi dirimu? Tapi, terus terang semua punya batas toleransi dalam menghadapi setiap individu yang hadir dalam hidupnya. Begitu pun, saya. Hanya saja, karena tingkat toleransi dan rasa cinta juga kebodohan bisa berbeda tipis, saya selalu bisa menaikkan kadar toleransi itu. Entah bagaimana caranya. Terdengar bodoh bukan?

Maaf, tapi inilah saya.

Wahai kamu, tanggung jawablah! Sudah membuat saya seperti ini. *terbahak* naaaaaa...bukan koq. Tidak akan pernah menuduh siapapun. Dari awal, ini adalah salah satu pilihan hidup yang tidak akan pernah saya sesali sedikit pun. Saya memang serius menyayangi kamu. Siapa pun dan bagaimana pun kamu akan menjadi. Tidak akan ada penyesalan. Semoga begitu pun dengan dirimu.

It's my own problem strapping myself into the time bomb. It's ticking now. Just hoping, the clock somehow stuck. So, it doesn't have to blow at the end.

Thanks for hanging here with me now. I appreciate your presence very much, even I'm living in a dream. At least, I have you within mine...


PS: Ai Ni, Wo Te Ai Ren, Diggy
Xie xie ni te ai...

Share:

0 comments