BECAUSE I'M A WOMAN

Setiap kali saya menulis sesuatu disini adalah belajar. Setiap kali saya membaca tulisan kalian, saya belajar. Menulis itu, menurut saya, sama halnya dengan mencari makan enak. Pada saat lagi tidak ingin makan. Bagaimana caranya biar nafsu makan kembali? Yah, cari makan yang membangkitkan rasa. Apapun itu yang terlintas. Yang penting makan.

Bagi beberapa orang yang kerjanya tiap hari menulis, pasti menulis itu adalah nasi. Gak bisa makan kalau tidak ada nasi. Cara menuangkan dan rangkaian kata, juga gambar yang ada didalamnya adalah bumbu dan lauk pauk yang menemaninya makan.

Saat dituntut untuk menulis, padahal sedang tidak ada gairah menulis. Tentu saja harus tetap menulis. Karena apapun yang ditulisnya akan terbit esok hari atau pada edisi bulan ini. Apalagi, bagi mereka yang berprofesi sebagai wartawan, harus ada laporan harian mengenai tindak tanduk mereka mencari berita. Dengan menuangkan hasilnya pada tulisan atau mencari nara sumber, agar ada berita yang ditulis.

Saya bukan mereka.

Saya tidak mencari makan dengan menulis. Punya rencana. Hanya belum tercapai, suatu saat PASTI. Saya yakin akan hal itu. Tapi, saya tetap belajar menulis setiap hari. Apapun yang terbaik yang saya tuliskan dapat Anda baca disini.

Saya menghargai setiap orang yang berkomentar,
Saya menghargai setiap kritik yang masuk,
Saya menghargai setiap tindak tanduk tamu saya di sini.

Hanya saja, saya tidak terima jika tulisan saya dikritik terlalu gamblang, hanya karena jenis kelamin saya. Saya benarbenar tidak terima. MURKA dan KESAL. Itu yang saya rasakan.

Dan yang lebih membuat saya sedih adalah hal itu datang dari orang yang saya percayai sebagai editor. Saya tidak tau awal alasannya dia meminta saya mengubah akhir tulisan saya kenapa. Dan dia begitu MEMUJI teman yang menuliskan dengan gamblang kata ONANI dan MASTURBASI dalam tulisan dia yang jenaka.

Kemudian saya bertanya, apa yang membedakan tulisan saya dan dia? Jawaban gamblang yang saya terima adalah KARENA KAMU PEREMPUAN.

Saya terdiam. Menenangkan gemuruh dalam hati saya. Tapi, saya bukan tipe orang yang bisa menyimpan perasaan seperti itu. Apapun yang saya rasakan HARUS dapat saya tuangkan, setelahnya saya akan berdamai lagi dengan diri saya.

Saya kemudian bertanya, jika memang masih ada orangorang yang berpikir bahwa perempuan tidak dapat menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, gimana jadinya yah?

Keluh

Saya hanya belajar menulis melalui sarana blog. Dengan harapan suatu saat, jika memang sudah cukup mendapat pelajaran, bisa membagikan ilmu saya dalam bentuk cerpen atau cerbung. Tercetak dan dibaca banyak orang. Perjalanan memang masih jauh. Masih penuh dengan liku, sebelum tiba di jalan bebas hambatan. Namun, saya tidak akan berhenti hanya karena kemacetan yang ada.

Saya tetap menghargai komentar jujur yang dilontarkan. Karena dengan adanya komentar jujur itu saya jadi mengerti. Ternyata masih ada juga orang yang berpikir dari segi jenis kelamin pada saat menilai tulisan seseorang. Siapa pun dia. Apapun yang dia kerjakan. Bagaimana pun pekerjaannya.

Hmm…

[10 Juli 2008]

Share:

33 comments

  1. emang gak enak bgt orang yg mengemukakan isu gender, apalagi merendahkan perempuan, cuekin aja :D

    BalasHapus
  2. Hai Meiy, gak bisa dicuekin. Si Editor itu dah terlanjur sayang katanya, apalagi sudah menganggapku adiknya.

    Biarin ajah, sekali2 protes keras sama dia...

    :)

    BalasHapus
  3. kalau saya laki-laki, tapi yang mempunyai ibu perempuan, pacar juga perempuan. jadi saya hormati mereka.

    BalasHapus
  4. Terimakasih karena sudah menghormati mereka. Tapi, bukan berarti membedakan kan? :)

    BalasHapus
  5. damaii..damaiii...

    saya sih kurang setuju sama si editor.
    itu kan hak kita mau nulis apa aja,..
    toh kita ga ngerugiin orang lain.

    positip tingking aja lah bu'

    BalasHapus
  6. isu gender emang suka bikin murka ya mba...
    klo gtu tunjukkin klo wanita juga bisa....!

    BalasHapus
  7. hehe..iya ndri...
    kita kan memberi BUKTI, bukan cuma janji aja yah? :D

    gimana jalan-jalan ke Ancolnya? seru pastinya kan? :)

    BalasHapus
  8. @darkcloudgirl
    damai di hati, damai di Bumi. Hehehe..

    tenang saja, saya selalu positif tingking koq ;)

    thanks buat semangadnya!

    BalasHapus
  9. Wah, emang hare gene masih banyak kok orang yg membedakan gender... padahal udah banyak kamu perempuan yg melesat melebihi laki2 dalam berbagai bidang....

    BalasHapus
  10. kalau saya menulis itu onani kata-kata.

    jadi kalau ada yang ngedit hasil onani saya, saya jadi membayangkan mereka sedang megang2 hasil onani saya?

    BalasHapus
  11. ada lanjutannya tah??
    weh.. kok.. hmmmm.... ohhh gitu yah??

    editormu itu aku tau siapa orang itu.
    anggap saja itu sebuah kritikan mbak.

    ketika saya dikritik, saya kadang anggap itu sebagai sebuah pelajaran.

    pernah nggak dibilang Tulisanmu sampah semua? ngapain pulang bawa sampah? didepan orang sekantor sambil teriak?

    BalasHapus
  12. tenang-tenang, saya tau kok masalahnya apa.

    tulisannya apa juga saya paham.
    tapi kenapa sampai ke Onani dan Masturbasi segala??
    emang salah ya saya nulis itu?

    lha kok jadi hattrick gini?

    BalasHapus
  13. Iya, merendahkan artinya membuat jadi rendah ya ? hehehehe, sangat inspirasional

    BalasHapus
  14. mungkin bagi semua pria hal tersebut sudah sangat biasa, tapi gak semua perempuan biasa juga kan dengan kata2 itu...?

    *halah ngeyel...

    BalasHapus
  15. hai, saya baru 'nyampe di blog ini.
    blognya keren, postingannya bagus.

    salam kenal ya

    ^_^

    BalasHapus
  16. jadi siapakah perempuan itu, hehehe....

    BalasHapus
  17. hohohoh...arisan di akhir pekan sepertinya...

    BLUUUUwwwww...lama gak komentar sekali komentar hattrick, hohoh...merindukanku kah?? kekekek...

    @raffaell,
    terimakasih :) semoga sering mampir kesini yah!

    @sikoetoe,
    hmm...saya mah gak masalah dengan 2 kata itu. Sudah terbiasa malah...hehehhe...

    @lidya,
    hai neng, terimakasih kunjungannya!

    @tony,
    sapa hayooooo :D

    BalasHapus
  18. hey, aku link'in di chosen blog ya :)

    thanks

    BalasHapus
  19. silakan, lid!
    terimakasih yah...
    daku link balik :)

    BalasHapus
  20. Nampaknya demikian.. dah lama nggak berbincang dan ngobrol hehehe.. maklum, pekerjaan menyita waktuku. waktuku hanya jam 7-9 pagi. selebihnya aku diperkosa kantorku. saya diperbudak!! halah..

    BalasHapus
  21. Karena yang tertulis akan abadi dan yang terucap akan hilang bersama angin.

    BalasHapus
  22. @Blue
    terlalu lama sepertinya...

    @Ahmed
    memang demikianlah tujuan dari menulis kan? :)

    BalasHapus
  23. Wew...
    Sabar aja!!!
    Untuk mencapi kesuksesan,kita harus berjuang mati-matian.
    Otre??? Ceeep lah...

    BalasHapus
  24. wah... saya jadi bertanya-tanya, siapakah yang menginspirasi saya ya?

    BalasHapus
  25. @gi3
    thanks!! :)

    @jempolkaki
    Sapa yah?
    Pasti ada koq!
    :)

    BalasHapus
  26. heran kalo hari gini masih ngremehin perempuan, enag dia enggak punya emak?....perempuan gitu lho...

    BalasHapus
  27. Stubuh!
    Aku juga ga suka dengan diskriminasi yg qta dapetin dari dunia hanya karena qta wanita. R.A Kartini susah payah memperjuangkan emansipasi wanita tidak akan menghasilkan apapun kalo toh pada kenyataannya qta masih hidup dalam diskriminasi gender, merdeka!!

    *lho*

    BalasHapus
  28. RETH!
    MERDEKAAA!!

    *loh?*

    heheh..terimakasih terimakasih..
    senang ada pendukung hehehe...

    BalasHapus
  29. Hai dear. Mmm...tertarik dengan gender mainstreaming ya?

    BalasHapus
  30. @mba brokoli
    hehehe...namanya jadi aneh, maaf blum tau nama aslinya :D

    gender mainstreaming? gak juga seh, cuma curhat colongan ajah...hehhe

    makasih dah mampir yaahh!

    BalasHapus
  31. masturbasi, onani, orgasme, apalah itu...semua kan bisa jadi ambigu...kenapa mesti diprotes?? apalagi dengan alasan karena Anda Perempuan, puih..alasannya murahan..

    BalasHapus
  32. @perempuan
    sepertinya kamu gak baca dengan seksama tulisan ini yah?

    gpp-lah, alesannya murahan, yang penting curhat colongannya :)

    makasih dah mampir, Mba!

    BalasHapus