MERINDU

Aku percaya – tidak ada yang kebetulan di dunia ini.

Termasuk mengenal sosokmu. Tidak pernah menyangka juga akan sedekat dan seintim kita. Semua terjadi karena kebetulan. Tidak pernah menyangka bahwa reaksimu akan seperti itu.
Senang sekaligus mengejutkan dan membekas.

Tapi, setelah semuanya berlalu kemudian dirimu menjauh. Terasa dekat tapi jauh, selayaknya bermain dalam sebuah lingkaran dimana aku hanya bisa melihat dan mendengarmu tanpa bisa mendekatimu lagi.

Mengapa?

Banyak pertanyaan terlontar dikepala. Banyak hal yang ingin ditanyakan. Apa yang menjadi kesalahan aku bersikap dan berucap? Jika memang dibilang aku bersikap aneh seperti yang dituduhkan tanpa penjelasan. Aku tidak terima mentah-mentah.

Aku masih ingat ketika kita duduk dan kamu begitu larut untuk datang. Maaf terucap dan muka lelah tersirat tapi walaupun aku merajuk, dirimu tetap saja menanggapi. Malam itu kita berjanji bahwa apapun yang terjadi tidak akan membuat sikap kita menjadi aneh satu sama lain. Namun, sepertinya kamu lupa. Sikap yang kau perlihatkan tidak seperti yang sudah kita janjikan. 

Mengapa?

Aku sudah berusaha sekali untuk bersikap biasa setiap kali kita bertemu di sebuah tempat yang ramai. Mengapa kamu tidak bisa bersikap biasa, menurutku loh yah?

Terus terang sedih bukan karena baper seperti yang kau tuduhkan. Tapi aku berharap kamu bisa bersikap seperti kita di awal. Kamu lebih bisa santai dan asik. Aku canggung dan bingung karena kamu seperti ini.

Tolong, balik lagi dong ke dirimu yang aku kenal diawal – santai dan sangat asik.

Merindu sosok aslimu.


Share:

0 comments