THE EMPHATY

Aku menyerah Tuhan. SEMUA kuserahkan padaMu. Apapun itu aku tau, saat Kau turut campur dalam hidup, pilihan dan keputusanMu selalu yang TERBAIK bagiku. Amin!


Petikan diatas masih menjadi status saya di FB sampai saat ini. Karena disaat saya menulis tentang tidak berhenti berharap, sekarang saya berpikir kembali. Untuk yang satu ini saya berhenti berharap, bukan berarti menyerah. Tapi, saya berpasrah diri, menyerahkan SEGALA gundah padaNya. Karena disaat darah dan daging tidak mampu lagi berbuat apapun, kita manusia hanya mampu bergantung pada kekuasaanNya.

Ini sama sekali bukan tulisan spiritual. Beneran. Serius. Saat ini saya hanya melanjutkan rasa gundah yang tak perlu, sebenarnya. Heheheh...tapi, saya bukan tipikal orang yang bisa berbohong mengenai apa yang saya rasakan. Sama orang lain saja saya akan blakblakan, apalagi sama perasaan sendiri? Kan seperti yang dibilang, bahwa cintailah dirimu terlebih dahulu, baru kamu akan mendapatkan dunia.

Tapi, belakangan ini teori tersebut saya lupakan. Saya lebih mementingkan orang lain, sampai saya masa bodoh dengan perasaan saya sendiri. Ini kebiasaan bodoh yang sering kali terjadi, dan anehnya lagi, saya dengan sadar tetap menjalaninya.

Karakter saya yang satu ini seperti pedang bermata dua, di satu sisi saya merasa bangga, bisa memiliki intuisi yang tajam dan memiliki empati yang besar terhadap orang lain, bahkan kadang kelewatan. Jadi, orang yang tidak terbiasa mendapatkan perlakuan yang saya lakukan padanya, bisa salah kaprah. Tapi, dilain sisi, jika empati yang saya rasakan sekarang adalah milik partner yang memang suka memendam perasaannya. Saya dibuatnya galau sekali. Rasanya tidak enak, jika yang dirasakan adalah sedih yang mendalam.

Partner saya sebentar lagi akan ditinggal pergi tugas oleh seseorang yang penting baginya. Tampak luar memang terlihat biasa saja, tapi apa yang saya rasakan dari seminggu yang lalu, sangatlah berbeda. Perasaan sedih yang mendalam, yang tidak bisa saya ungkapkan dengan katakata disini. Kalau perumpamaan dalam cerita Pendekar Rajawali Sakti, ada tokoh Bocah Tua Nakal, yang karena memendam kesedihan rambutnya memutih semuanya.

Saat ini, saya tidak tau bagaimana bisa bersikap, hanya mampu menahan tangis untuk sementara. Mungkin akan ada saatnya nanti bisa menangis untuknya. Airmata yang tidak mampu dia tumpahkan, saya akan mewakilinya. Karena saya bisa merasakan apa yang dia rasakan. Sangat tidak enak sekali, berapa kali pun saya berusaha menetralkan perasaan saya, tapi tidak lama perasaan tersebut kembali. Jadi, sekarang saya hanya mampu membiarkan perasaan tersebut merajai hati saya. Semoga dengan tidak menolak rasa itu, maka rasa tersebut akan melebur...

Saya berdoa dan memohon pada Tuhan, selalu yang terbaik bagi hidupnya dan dalam segala hal yang dilakukannya. Hanya itu yang selalu saya doakan, biarkan dia bisa menemukan jalan dan memutuskan hal yang dilaluinya, biar dia bisa punya mimpi yang bisa dicapainya. Semoga perubahan positif yang diperlihatnya akan terus bertahan, dan semakin bertambah positif. Saya bersyukur atas pekerjaan yang didapatkannya sebulan lalu, pekerjaan ini membuat pikirannya teralihkan. Sebelumnya disaat dia sedang stress atau ada masalah berat, dia pasti akan mencari perempuan lain sebagai pelepas stress. Tapi, sekarang dia lepaskan pada pekerjaannya, menjadikan dia sebagai pekerja yang mau semuanya beres dan sempurna. Itulah partner saya. Jika mengenai pekerjaan, dia tidak pernah setengahsetengah. Dari keadaan ini ada lebih dan kurangnya bagi saya, dia jadi lebih capai bahkan untuk ngobrol, berdiskusi, menanyakan kabar dan merasa kangen. Tapi, saya tidak akan mengeluhkan hal ini, karena saya mau dia bisa terus maju di perusahaan baru ini. KAMU BISA! Percaya itu yah, gy! :*

Saya berhenti berharap, dan berpasrah diri padaMu, ya Tuhan. Hanya Kau yang mampu mengabulkan segala permintaan dan membuat saya bertahan hingga kini. Amin.

Semoga Tuhan mengabulkan permohonan saya.

Sayang, semoga apapun yang kamu lakukan akan menjadi pilihan terbaik dalam hidup dan menjadikan hidupmu kembali penuh semangat.

Share:

2 comments

  1. seperti sdg bercermin....
    membacanya tergenang airmata..
    thank you meita....

    BalasHapus
  2. @Elle,
    makasih sudah mampir dan selalu membaca disini :)

    *hugs

    BalasHapus