NO CONVENTION, YET

Banyak sekali konferensi atau pertemuan tingkat dunia yang sering kita dengar dari beritaberita baik dari dalam negeri atau dari luar negeri. Mereka membahas tentang segala macam hal yang berkaitan dengan dunia ini, entah menjadikannya lebih baik atau malah memperburuk. Semoga pilihan terakhirnya bukan itu yah? :)

Konferensi dunia pertama yang diadakan di Geneva pada 22 Agustus 1864 - kini dikenal sebagai Komite Palang Merah Internasional - Pada awalnya diadakan karena si Bapak Palang Merah, Henry Dunant melihat kesengsaraan dari 40, 000 orang yang terluka akibat perang Solferino. Konferensi ini diadakan bagi mereka yang terluka di perang akan mendapatkan perawatan dengan baik.


Menurut Paolo Coelho, banyak sekali konferensi seperti itu diadakan di dunia ini, tentang perang yang kadang disangkutpautkan dengan cinta, sehingga muncul istilah 'semuanya itu adil, dalam cinta maupun perang'. Namun, menurutnya orang bisa membuat konferensi tentang mereka yang terluka karena perang, tapi tidak pernah ada satu orang pun - hingga saat ini - yang membicarakan atau membuat deklarasi tentang mereka yang terluka karena cinta. Padahal jumlah yang menderita jauh lebih banyak.

Oleh sebab itu dia membuat 5 deklarasi mengenai mereka yang terluka karena cinta, dibawah ini adalah 3 dari 5 yang saya kopi. Sisanya bisa langsung Anda baca di link yang saya berikan. Maaf, saya tidak menerjemahkannya, karena isinya terlalu 'sakral' untuk diterjemahkan dalam bahasa lain, setidaknya, saya tidak mau mengurangi isi dari pemahaman 'deklarasi' yang sudah dia buat begitu indahnya.

Convention of Those Wounded In Love

Article 3If the wound is caused by third parties, in other words if the loved one has become interested in someone not in the script previously drafted, vengeance is expressly forbidden. In this case, it is allowed to use tears until the eyes dry up, to punch walls or pillows, to insult the ex-partner in conversations with friends, to allege his/her complete lack of taste, but without offending their honor. The Convention determines that the rule contained in Article 2 be applied: seek the company of other persons, preferably in places different from those frequented by the other party.

Article 5 – In all definitive wounds, also known as “breaking up”, the only medicine capable of having an effect is called Time. It is no use seeking consolation from fortune-tellers (who always say that the lost lover will return), romantic books (which always have a happy ending), soap-operas on the television or other such things. One should suffer intensely, completely avoiding drugs, tranquilizers and praying to saints. Alcohol is only tolerated if kept to a maximum of two glasses of wine a day.

Final determination:
Those wounded in love, unlike those wounded in armed conflict, are neither victims nor torturers. They chose something that is part of life, and so they have to accept both the agony and the ecstasy of their choice.


And those who have never been wounded in love will never be able to say: “I have lived”.
Because they haven’t.
[By Paolo Coelho]

Share:

8 comments

  1. konferensi, kumpul-kumpul tercipta butir-butir aturan ditumpukan tebal kertas, kalo tidak ditindak lanjuti dan tidak ada kesadaran, sama juga boong . :)

    BalasHapus
  2. @regsa
    Mungkin itu yang selalu terjadi pada konferensi sekuler yang selalu membuat kita kecewa. Tidak ada tindak lanjut yang berarti.

    Tapi, saya pribadi salut sama Bapak Coelho ini, karena dia brani untuk memulai menuliskan butir-butir pikiran dia mengenai mereka yang terluka karena cinta.

    Suatu hal yang sering kita alami, tapi tanpa sadar tidak pernah kita indahkan. Namun, dia secara sadar menuliskan pemikiran dia dalam bentuk 'konferensi' diri sendiri.

    Membuat saya bertanya kembali, mungkinkah pernah terpikir dalam benak saya untuk menuliskan halhal tersebut? Tentu saja tidak.

    Oleh sebab itulah, saya membaginya, semoga akan ada lagi orangorang yang akan menuliskan butir-butir baru karena terinspirasi oleh tulisan dia.

    Thanks for sharing, hope you're doing better :)

    BalasHapus
  3. meski aku suka tulisannya paolo tapi aku ga setuju ungkapan cinta itu adil...hiks....

    *hai mba, :p

    BalasHapus
  4. paulo hoho i love this man :)

    keren kamu upload soal ini,

    bagiku ttg konferensi, apapun topiknya, adalah suatu upaya, tetap lebih baik drpd diam. belum tentu juga tak ada upaya lanjutan, tergantung dr yg melakoni, aku setuju filsafat berbuat maksimal, walau tak tampak bagi orang lain. just do our best ;)

    BalasHapus
  5. tapi ada jga komprensi yang hanya ngebanyol mlulu hehehehhe
    *inget komprens YM*

    BalasHapus
  6. @crushdew
    hai juga, jeung!

    meiy
    semoga tidak salah sebut orang :D
    senang punya temen yang juga suka sama niy orang! :D

    alma
    halah...konferens YM mah!
    *tepok pala gelenggeleng!*

    BalasHapus
  7. ...dendam ada selayaknya bijih tumbuhan yang tersemai tak sengaja di ladang jiwa. Ia ada menjadi iblis dan kanker bagi kehidupan, hanya kepada mereka yang menganaksungaikan penyesalan...

    BalasHapus
  8. @dendam

    Oleh sebab itulah, tutup muara sungai penyesalan, karena sudah tidak perlu lagi muara itu mengalir. Alirannya tidak akan menyejukkan jiwa yang sudah lelah.

    BalasHapus