A LONELY WEEK

Saya selalu merasa sendirian pada saat akhir pekan pada umumnya. Karena saya tau, jadwalnya setiap akhir pekan tidak bisa diganggu gugat. Itu adalah harinya tanpa saya. Minggu ini adalah minggu pertama dalam 6 bulan ini, dia pergi keluar kota. Sepi rasanya. Ditambah lagi, dalam minggu ini juga Bunda tercinta akan pergi jalanjalan, menambah sepi harihari saya. Begitu juga dengan mantan terbaik yang biasa saya ganggu. Saya tidak tau siapa lagi yang bisa saya ganggu, pada saat mereka semua tidak ada untuk menemani saya.

Berita mengenai seorang teman dari Jerman yang mungkin datang, kemudian akan ditunda pun, membuat hati saya ciut. Saya membutuhkan liburan juga, walau hanya keluar untuk jalanjalan santai dan nongkrong pun, sudah merupakan hiburan buat saya.

Beberapa kali saya protes, beberapa kali juga saya memberikan penawaran dan permintaan padanya. Tapi, seringkali permintaan saya ditolak, dan juga seringkali saya lebih memilih diam walau kecewa, daripada memaksakan kehendak saya padanya. Sedih memang. Bahkan terkadang untuk mendengarnya berkata 'aku sayang kamu' pun harus diminta. Ungkapan itu entah mengapa, pelit sekali terdengar ditelinga saya. Sedangkan setiap kali saya harus memendam iri pada saat mendengarkannya mengungkapkan itu dengan santai di waktu tertentu. Hmm...hanya saja, bolehkan saya berharap? Berharap bisa kencan santai dengannya. Berharap bisa ngobrol dengan asik dengannya, tanpa perlu airmata? Sesekali ingin rasanya diajak jalan, diberikan kejutan manis dan juga kecupan manis...ahooyy!!

Kadang terpikir dalam benak saya, bahwa dia memang seorang aktor yang luarbiasa yang bisa membuat hidup saya penuh dengan segala gejolak. Setiap saat saya bersamanya, selalu seperti ada bungabunga bertebaran. Saya bahagia. Sedangkan dia terlihat sangat bosan. Seringkali saya bertanya juga, apakah saya begitu membosankan? Sehingga untuk ngobrol pun rasanya tidak semudah biasanya?

Mungkin saya terlalu banyak berharap? Atau terlalu banyak meminta? Hahahah...can't help it. Mungkin ini yang terjadi pada seorang melankolis-romantis-manja maunya serba disayang. Sedangkan posisinya sama sekali tidak bisa sepertinya. Dia tetap harus bisa membaginya. Walau saya selalu kebagian yang tidak adil, tapi kadang saya kembali berpikir, apakah tidak adil? Seberapa adilkah yang saya inginkan? Atau dia pikirkan? Hmm...terus terang saya pun tidak tau.

Sekarang saya hanya mampu berdoa bagi masa depannya. Jangan putus asa yah, cinta. Seperti yang pernah saya katakan, bahwa nikmatilah masa libur dan kontemplasi sekarang. Mungkin memang saatnya kamu berlibur, dan mendapatkan pencerahan atas segala yang sudah terjadi. Apapun yang akan menjadi pilihannya nanti, saya akan akan tetap mendukungnya. Walaupun MUNGKIN saya tidak menjadi bagian dari pilihan itu, saya tetap akan selalu mendukungnya dari jauh. Dengan hati penuh cinta dan puji syukur.

Saya percaya, ada rencanya LUARBIASA yang sudah disiapkan bagi masa depannya. Dan saya berharap, dia juga bisa percaya bahwa memang akan ada hal luarbiasa yang pasti sedang diciptakan baginya.

Amin.




PS: Can't you feel how much I Love you? < (^^,) >

Share:

0 comments