Akhirakhir ini dalam diri saya, ada yang berteriak minta menulis. Memang sudah lama tidak menulis, karena tidak ada waktu cukup untuk meramu huruf. Tapi, sekarang diantara kebosanan yang sangat, saya berusaha mencari inspirasi untuk memulai.
Kembali saya menulis tentang buku. Salah satu yang membuat darah menulis saya kembali bergelora. Entah mengapa, begitu saya membuka halaman pertama sore itu, saya tidak berhenti membacanya. Dan selesai juga pada malam jam 11.
Buku ini beda sekali dari yang biasanya. Entah mengapa, sebuah cerita lama yang diperbaharui kembali dan dipoles menjadi sedemikian seru. Seperti halnya filmfilm yang suka membuat ulang film yang sudah pernah tayang dan kembali di buat di jaman yang berbeda. Hanya saja, untuk buku yang satu ini, untungnya masih belum sempat diterbitkan. Masih dalam bentuk manuskrip. Sehingga membuat orang penasaran.
Tidak heran jika beberapa komentar positif pun terlontar dari sekian banyak pembacanya. Mudah sekali merasuk dalam cerita yang tidak berat tapi berisi.
Ada sedikit penyesalan tidak berhasil membeli cetakan pertamanya, padahal waktu itu sudah melihat pre-order dari salah satu situs yang menjual buku di dunia maya. Tapi, entah mengapa tibatiba dilewatkan begitu saja. Sampai waktu itu, tidak sengaja ke Gramedia dan melihat banner besar yang memberitahukan kapan buku ini akan terbit. Tetap saja tidak tergerak. Entah mengapa. Mungkin karena waktu itu lagi bokek berat. Tapi, rasanya tidak akan pernah terbeli kalo mikir gak punya uang melulu. Hehe..
Kemudian, pada saat kumpul sama temanteman, tidak sengaja ada satu teman juga yang memang suka membaca. Dia baru saja pulang dari toko buku. Seperti biasa, kami akan selalu mencoba mencari tahu buku apa saja yang dibelinya. Ternyata, salah satunya adalah PERAHU KERTAS. Yang masih terbungkus rapi. Sudah hampir terlontar untuk bilang, “Mas, pinjem dulu dong!” Saya tau, dia pasti akan meminjamkannya. Lagilagi tidak jadi terucap, hanya membantu menjelaskan buku apa, pada temanteman yang bertanya. Dalam kepala saya waktu itu hanya, “SAYA HARUS BELI!” rasanya tidak afdol jika harus membaca buku pinjaman dan akhirnya beli juga. Ah..
AKHIRNYA KESAMPAIAN!
Terimakasih buat Esther - teman yang sudah menawarkan untuk membeli buku bersama secara online. Sehingga sekarang saya bisa promosiin kalo buku ini patut dibaca oleh mereka yang tidak percaya akan serendipity atau yang namanya kebetulan dan fairytales do exist and also soulmate is out there.
Saya akhirnya berusaha mencari edisi elektroniknya, dan berhasil mendapatkannya. Tapi, saya merasa tidak patut untuk menaruhnya disini tanpa persetujuan dari pihak penerbit atau pengarangnya. *liriklirik Dee*
Jadi cari aja, atau beli di tokotoko buku terdekat. Ada koq, atau cari aja toko buku online, jadi gak perlu pergi kemanamana, bukunya datang dan kadang bisa dapat potongan harga juga.
Terus terang saya tidak menuliskan apa isinya, karena proses pembuatan buku ini sudah di link diatas, dan yang mampir bisa iseng buka dan baca sendiri. Semakin penasaran semakin seru bukan? Hahaha..
PS: Dee, it’s awesome! Thanks for sharing it with us, keep on writing. I’ll be waiting for your next and next and next…have a blessing life!
Kembali saya menulis tentang buku. Salah satu yang membuat darah menulis saya kembali bergelora. Entah mengapa, begitu saya membuka halaman pertama sore itu, saya tidak berhenti membacanya. Dan selesai juga pada malam jam 11.
KEREN. MENGGELITIK. SERU.
Esok harinya, selama perjalanan ke kantor. Masih terbayang di kepala semua adegan yang ada dalam buku itu. Hingga tidak sanggup untuk menanti hari berakhir. Sampai di rumah, kembali saya ulang membacanya. Ahh…seperti menemukan air di padang gurun.Buku ini beda sekali dari yang biasanya. Entah mengapa, sebuah cerita lama yang diperbaharui kembali dan dipoles menjadi sedemikian seru. Seperti halnya filmfilm yang suka membuat ulang film yang sudah pernah tayang dan kembali di buat di jaman yang berbeda. Hanya saja, untuk buku yang satu ini, untungnya masih belum sempat diterbitkan. Masih dalam bentuk manuskrip. Sehingga membuat orang penasaran.
Tidak heran jika beberapa komentar positif pun terlontar dari sekian banyak pembacanya. Mudah sekali merasuk dalam cerita yang tidak berat tapi berisi.
Ada sedikit penyesalan tidak berhasil membeli cetakan pertamanya, padahal waktu itu sudah melihat pre-order dari salah satu situs yang menjual buku di dunia maya. Tapi, entah mengapa tibatiba dilewatkan begitu saja. Sampai waktu itu, tidak sengaja ke Gramedia dan melihat banner besar yang memberitahukan kapan buku ini akan terbit. Tetap saja tidak tergerak. Entah mengapa. Mungkin karena waktu itu lagi bokek berat. Tapi, rasanya tidak akan pernah terbeli kalo mikir gak punya uang melulu. Hehe..
Kemudian, pada saat kumpul sama temanteman, tidak sengaja ada satu teman juga yang memang suka membaca. Dia baru saja pulang dari toko buku. Seperti biasa, kami akan selalu mencoba mencari tahu buku apa saja yang dibelinya. Ternyata, salah satunya adalah PERAHU KERTAS. Yang masih terbungkus rapi. Sudah hampir terlontar untuk bilang, “Mas, pinjem dulu dong!” Saya tau, dia pasti akan meminjamkannya. Lagilagi tidak jadi terucap, hanya membantu menjelaskan buku apa, pada temanteman yang bertanya. Dalam kepala saya waktu itu hanya, “SAYA HARUS BELI!” rasanya tidak afdol jika harus membaca buku pinjaman dan akhirnya beli juga. Ah..
AKHIRNYA KESAMPAIAN!
Terimakasih buat Esther - teman yang sudah menawarkan untuk membeli buku bersama secara online. Sehingga sekarang saya bisa promosiin kalo buku ini patut dibaca oleh mereka yang tidak percaya akan serendipity atau yang namanya kebetulan dan fairytales do exist and also soulmate is out there.
Saya akhirnya berusaha mencari edisi elektroniknya, dan berhasil mendapatkannya. Tapi, saya merasa tidak patut untuk menaruhnya disini tanpa persetujuan dari pihak penerbit atau pengarangnya. *liriklirik Dee*
Jadi cari aja, atau beli di tokotoko buku terdekat. Ada koq, atau cari aja toko buku online, jadi gak perlu pergi kemanamana, bukunya datang dan kadang bisa dapat potongan harga juga.
Terus terang saya tidak menuliskan apa isinya, karena proses pembuatan buku ini sudah di link diatas, dan yang mampir bisa iseng buka dan baca sendiri. Semakin penasaran semakin seru bukan? Hahaha..
Baca deh! Atau mau dipinjamkan? Hehehe..:) *kedip
PS: Dee, it’s awesome! Thanks for sharing it with us, keep on writing. I’ll be waiting for your next and next and next…have a blessing life!
Seorang teman baik sedang ada diperbatasan hidup. Biasanya pada saat berada di perbatasan, kita benarbenar harus memilih jalan yang terbaik. Kebanyakan dari kita, biasanya sudah mengetahui jalan yang akan dipilih. Hanya saja, terkadang, kita sebagai manusia tidak pernah yakin dengan pilihan sendiri. Ada kalanya perlu pendapat orang lain untuk melangkah dan memastikan jalan yang telah kita ambil.
Begitu pula dengan teman saya. Setelah saya pinjami sebuah ‘buku yang hidup’ –istilah yang dia pakai- banyak sekali hal yang membuat dia LEBIH berani untuk bertindak. Paling tidak, apa yang tidak terpikir, sekarang mulai terpikirkan. Seperti ada ‘jalur’ yang terbuka.
Sekarang, yang dia butuhkan hanya KEYAKINAN pada diri sendiri. Itu saja. Sebelum dia YAKIN dengan dirinya, maka APAPUN yang dia rancang, sepertinya tidak akan terlaksana.
Tulisan ini dibuat agar sebagian orang bisa sedikit merasa lebih LEGA, dalam menghadapi apapun yang sedang dialami dalam hidup. Setidaknya, hanya ini yang bisa saya lakukan. Sedikit berbagi demi menyembuhkan dunia yang sedang ‘sakit’. Jangan sampai kita juga menjadi sakit hanya karena tinggal dalam dunia yang ‘sakit’. Semoga dunia ini bisa SEMBUH dan SEHAT.
Jika sudah membaca tulisan saya sebelumnya, tentang sebuah buku, maka buku itulah yang disebut oleh teman saya, buku yang hidup. Buku itu memiliki roh sendiri, katanya, melalui pesan singkat. Saya senang sekali mengetahuinya. Jika diantara segala gundah yang sedang dia alami. Dia bisa mendapatkan jawaban dari semua hal, yang dia pikir tidak ada jawabannya.
Bagaimana caranya membuat HAL YANG TIDAK MUNGKIN menjadi MUNGKIN? Jawabannya cuma satu, CINTAILAH DIRIMU LEBIH DAHULU, AMPUNI dan MAAFKANLAH dirimu sendiri. Pada saat saya bicara mengenai hal ini, orang pasti bertanya, maksudnya? Atau HA? Dengan mulut terbuka lebar…hahah..yeap..
Saya bicara dengan dua orang, teman pria, yang bilang bahwa hal diatas tidaklah mudah. Tidak gampang untuk belajar memaafkan diri sendiri, mengampuni lalu mulai mencintai diri sendiri. Nah loh? Benarkah? Bagi sebagian orang yang merasa dirinya penuh dengan dosa, dan sudah berbuat banyak salah dengan orang lain. Hal ini adalah yang paling susah. Karena teman ini pun bukannya tidak sadar atau tidak tahu mengenai teori ini, mereka paham sekali. Namun, untuk mempraktekkan langsung dalam hidupnya sendiri; sepertinya mereka masih memerlukan waktu dan kontemplasi yang cukup mendalam.
Saya tidak bilang ini gampang atau MUNGKIN saya PERNAH bilang ini hal yang mudah. Bagi saya pada saat saya praktekkan secara langsung. Tidak ada kendala sama sekali, karena saya berniat untuk MERUBAH diri saya. Berdasarkan NIAT itu, saya mulai untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh banyak orang, belajar memaafkan diri sendiri dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya, di masa lalu, sekarang juga yang akan datang.
Rasanya begitu luar biasa setelah bisa masuk dalam posisi memaafkan ini. Banyak sekali ‘beban’ yang terangkat dari pundak. Mulai dari sini, akan banyak sekali kebetulan yang memang bukan kebetulan. Dan pelanpelan diri kita akan mulai selaras dengan alam, tidak akan ada lagi hal yang tidak kita inginkan dapat terjadi, jika tidak kita ijinkan.
Ingat, pada posisi ini, kita tidak akan pernah menjadi Tuhan atau sakti mandraguna. Bukan. Justru dari sini, semua hal harus dilandasi dengan welas asih. Bukan dengan kesombongan. Hadapi segala omelan dan ocehan juga teriakan dengan senyum, tanpa ada rasa sakit hati.
Karena segala hal negatif yang dirasakan hanya ada dalam pikiran, apapun yang dirasa diatur dikepala. Oleh sebab itu, berpikirlah positif dalam menghadapi APAPUN. Seperti halnya menjadi seorang anak yang selalu bisa memberi jawaban pada orangtuanya, pada saat diomeli karena melakukan kesalahan. Demikian juga halnya dengan pikiran positif yang SELALU bisa menepis negativitas pikiran.
Jika setiap hari dilatih; maka kita akan terbiasa dengan hal ini…
Awali harimu dengan ucapan syukur, tersenyumlah pada dunia, gerakan badan, rasakan kembali detak jantungmu. Kehidupanmu sudah berjalan hingga detik ini, tidak adakah ungkapan kasih dari diri sendiri? Dibandingkan dengan mengeluh, bukankah lebih baik memikirkan nikmatnya makanan kesukaan? :)
Banyak hal indah dapat terjadi tanpa disangka, jika kamu mau membuka mata hati dan pikiran.
Saya bicara dengan dua orang, teman pria, yang bilang bahwa hal diatas tidaklah mudah. Tidak gampang untuk belajar memaafkan diri sendiri, mengampuni lalu mulai mencintai diri sendiri. Nah loh? Benarkah? Bagi sebagian orang yang merasa dirinya penuh dengan dosa, dan sudah berbuat banyak salah dengan orang lain. Hal ini adalah yang paling susah. Karena teman ini pun bukannya tidak sadar atau tidak tahu mengenai teori ini, mereka paham sekali. Namun, untuk mempraktekkan langsung dalam hidupnya sendiri; sepertinya mereka masih memerlukan waktu dan kontemplasi yang cukup mendalam.
Saya tidak bilang ini gampang atau MUNGKIN saya PERNAH bilang ini hal yang mudah. Bagi saya pada saat saya praktekkan secara langsung. Tidak ada kendala sama sekali, karena saya berniat untuk MERUBAH diri saya. Berdasarkan NIAT itu, saya mulai untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh banyak orang, belajar memaafkan diri sendiri dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya, di masa lalu, sekarang juga yang akan datang.
Rasanya begitu luar biasa setelah bisa masuk dalam posisi memaafkan ini. Banyak sekali ‘beban’ yang terangkat dari pundak. Mulai dari sini, akan banyak sekali kebetulan yang memang bukan kebetulan. Dan pelanpelan diri kita akan mulai selaras dengan alam, tidak akan ada lagi hal yang tidak kita inginkan dapat terjadi, jika tidak kita ijinkan.
ANYTHING IS POSSIBLE
Ingat, pada posisi ini, kita tidak akan pernah menjadi Tuhan atau sakti mandraguna. Bukan. Justru dari sini, semua hal harus dilandasi dengan welas asih. Bukan dengan kesombongan. Hadapi segala omelan dan ocehan juga teriakan dengan senyum, tanpa ada rasa sakit hati.
Karena segala hal negatif yang dirasakan hanya ada dalam pikiran, apapun yang dirasa diatur dikepala. Oleh sebab itu, berpikirlah positif dalam menghadapi APAPUN. Seperti halnya menjadi seorang anak yang selalu bisa memberi jawaban pada orangtuanya, pada saat diomeli karena melakukan kesalahan. Demikian juga halnya dengan pikiran positif yang SELALU bisa menepis negativitas pikiran.
Jika setiap hari dilatih; maka kita akan terbiasa dengan hal ini…
Awali harimu dengan ucapan syukur, tersenyumlah pada dunia, gerakan badan, rasakan kembali detak jantungmu. Kehidupanmu sudah berjalan hingga detik ini, tidak adakah ungkapan kasih dari diri sendiri? Dibandingkan dengan mengeluh, bukankah lebih baik memikirkan nikmatnya makanan kesukaan? :)
Banyak hal indah dapat terjadi tanpa disangka, jika kamu mau membuka mata hati dan pikiran.
Berani mencoba?
Saya menunggumu di ujung pelangi bersama gentonggentong emas. YEAH!!
NB: Gorila, gak boleh binun lagi yah? :D hehehe...
SELAMAT LEBARAN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
Foto diambil dari: Foto
Beberapa waktu lalu, saya pernah menulis sedikit tentang sebuah buku yang ingin dibaca. Sebuah buku yang menggugah rasa penasaran saya, karena tentang cerita seorang psikiater dari Hawaii yang bisa menyembuhkan satu rumah sakit jiwa, tanpa melalui konsultasi langsung pada pasiennya. Judulnya THE ZERO LIMITS
Menarik bukan?
Hingga saya langsung membelinya begitu buku itu terbit. Pertama kali membaca buku itu, saya merasa tidak percaya dengan apa yang tertulis disana. Sehingga buku tersebut bagi saya hanya seperti novel picisan. Yang sudah selesai dibaca, lalu dijadikan pajangan saja diantara koleksi yang lain.
Hingga beberapa waktu lalu, melalui daftar teman di Yahoo! Saya melihat mereka menggunakan empat kalimat ajaib yang diajarkan dalam buku itu. Saya pun kembali bertanya, apakah mereka baru saja membaca buku tersebut dan mempraktekkannya? Namun, pertanyaan tersebut hanya singgah sambil lalu saja dalam benak saya. tidak pernah saya tanyakan lagi.
Hingga minggu lalu, saya pun kembali tergugah. Saya ambil kembali buku tersebut, dan mulai membaca lagi dari awal. Kali ini dengan membuka diri dan hati, ingin mengerti dan memahami apa yang tertulis didalamnya.
Buku ini memang luarbiasa! Setidaknya bagi saya, dan beberapa teman yang sudah saya konfirmasikan.
orang yang pertama membacanya pasti tidak percaya, dan berpikir bahwa mereka –penulis- adalah ‘orang gila’. Sekarang siapa yang gak gila? Jika Anda, ‘dituduh’ melakukan segala hal yang tidak Anda lakukan, tapi Anda ikut bertanggung jawab didalamnya. Termasuk, bom yang meledak kemarin di Marriot, termasuk segala macam bencana alam dan penderitaan orang yang ada dimuka Bumi ini. Siapa yang tidak gila mendengar hal ini?
Dr.Hew Len adalah seorang doktor yang menyembuhkan satu rumah sakit tersebut. Hanya dengan menggumamkan empat kalimat sakti,
‘I’m sorry, please forgive me, I love you, thank you’
Inti ajarannya adalah berusaha mencintai, memaafkan, bersyukur dan berterimakasih pada diri sendiri. Empat kalimat tersebut tidak diucapkan pada orang lain, tapi pada diri sendiri. Betul! Karena pada saat Anda bisa melakukan ke empat hal tersebut pada diri Anda maka, SEMUA HAL, bisa terjadi. SEGALA HAL YANG TAK MUNGKIN, seperti hal yang namanya KEAJAIBAN, bisa terjadi dalam hidup Anda.
Kalimat tersebut didaraskan setiap saat, apapun yang sedang Anda lakukan…
Bisa diceritakan apa yang terjadi dalam hidup Anda setelah mencoba hal tersebut?
Saya SUDAH!
Selamat mencoba!! :)
Menarik bukan?
Hingga saya langsung membelinya begitu buku itu terbit. Pertama kali membaca buku itu, saya merasa tidak percaya dengan apa yang tertulis disana. Sehingga buku tersebut bagi saya hanya seperti novel picisan. Yang sudah selesai dibaca, lalu dijadikan pajangan saja diantara koleksi yang lain.
Hingga beberapa waktu lalu, melalui daftar teman di Yahoo! Saya melihat mereka menggunakan empat kalimat ajaib yang diajarkan dalam buku itu. Saya pun kembali bertanya, apakah mereka baru saja membaca buku tersebut dan mempraktekkannya? Namun, pertanyaan tersebut hanya singgah sambil lalu saja dalam benak saya. tidak pernah saya tanyakan lagi.
Hingga minggu lalu, saya pun kembali tergugah. Saya ambil kembali buku tersebut, dan mulai membaca lagi dari awal. Kali ini dengan membuka diri dan hati, ingin mengerti dan memahami apa yang tertulis didalamnya.
Buku ini memang luarbiasa! Setidaknya bagi saya, dan beberapa teman yang sudah saya konfirmasikan.
orang yang pertama membacanya pasti tidak percaya, dan berpikir bahwa mereka –penulis- adalah ‘orang gila’. Sekarang siapa yang gak gila? Jika Anda, ‘dituduh’ melakukan segala hal yang tidak Anda lakukan, tapi Anda ikut bertanggung jawab didalamnya. Termasuk, bom yang meledak kemarin di Marriot, termasuk segala macam bencana alam dan penderitaan orang yang ada dimuka Bumi ini. Siapa yang tidak gila mendengar hal ini?
Dr.Hew Len adalah seorang doktor yang menyembuhkan satu rumah sakit tersebut. Hanya dengan menggumamkan empat kalimat sakti,
‘I’m sorry, please forgive me, I love you, thank you’
Inti ajarannya adalah berusaha mencintai, memaafkan, bersyukur dan berterimakasih pada diri sendiri. Empat kalimat tersebut tidak diucapkan pada orang lain, tapi pada diri sendiri. Betul! Karena pada saat Anda bisa melakukan ke empat hal tersebut pada diri Anda maka, SEMUA HAL, bisa terjadi. SEGALA HAL YANG TAK MUNGKIN, seperti hal yang namanya KEAJAIBAN, bisa terjadi dalam hidup Anda.
Kalimat tersebut didaraskan setiap saat, apapun yang sedang Anda lakukan…
Bisa diceritakan apa yang terjadi dalam hidup Anda setelah mencoba hal tersebut?
Saya SUDAH!
Selamat mencoba!! :)
Pasangan saya adalah orang yang sangat luar biasa baik. Saya bicara seperti ini bukan karena statusnya dihati saya, tapi karena memang saya jatuh cinta karena kebaikan dan kepolosannya. Banyak perempuan yang tidak percaya, kalau ada lelaki baik diluar sana. Saya menjadi salah satu perempuan yang bisa mematahkan mitos tersebut.
Kebaikan yang tulus. Jarang sekali saya temui, dimasa sekarang. Bahkan sama teman sekalipun. Banyak orang berpikir, orang-orang seperti ini yang gampang dibodohi dan diinjak. Pendapat itu ada benarnya. Pada kasus tertentu, tidak semua orang yang polos tidak bisa berpikir dan memilih. Mana yang terbaik bagi dirinya sendiri. Pasti bisa juga berontak dan marah.
Tipe yang menepati dan memegang janji orang lain. Bagi saya kedua hal tersebut tidak mudah untuk dijalani. Tapi, bagi dia jika sudah berjanji apapun masalah yang ada, dia berusaha untuk bisa menepati janji tersebut. Contohnya, walau hujan turun deras, tapi dia sudah janji untuk nonton, maka dia akan tetap datang. Dia adalah tipe pria pasif yang jarang ditemui. Juga jenis pria yang memang sudah jarang ada. *koq kamu jadi seperti manusia purba yah? xixixixi...mwah!*
Akh! Pokoknya, saya adalah perempuan yang sangat beruntung, untuk saat ini!
Sudah lama tidak menulis tentang halhal yang menyenangkan hati. Kali ini saya mau egois, untuk bisa menceritakan tentang dirinya. Walau sedikit, tapi setidaknya apa yang ada dalam pikiran saya kali ini tercurahkan. Setelah sekian lama tidak punya waktu, sekarang saya kembali, dan menuliskan tentang dia.
Love you, pacar aku!
Kebaikan yang tulus. Jarang sekali saya temui, dimasa sekarang. Bahkan sama teman sekalipun. Banyak orang berpikir, orang-orang seperti ini yang gampang dibodohi dan diinjak. Pendapat itu ada benarnya. Pada kasus tertentu, tidak semua orang yang polos tidak bisa berpikir dan memilih. Mana yang terbaik bagi dirinya sendiri. Pasti bisa juga berontak dan marah.
Tipe yang menepati dan memegang janji orang lain. Bagi saya kedua hal tersebut tidak mudah untuk dijalani. Tapi, bagi dia jika sudah berjanji apapun masalah yang ada, dia berusaha untuk bisa menepati janji tersebut. Contohnya, walau hujan turun deras, tapi dia sudah janji untuk nonton, maka dia akan tetap datang. Dia adalah tipe pria pasif yang jarang ditemui. Juga jenis pria yang memang sudah jarang ada. *koq kamu jadi seperti manusia purba yah? xixixixi...mwah!*
Akh! Pokoknya, saya adalah perempuan yang sangat beruntung, untuk saat ini!
Sudah lama tidak menulis tentang halhal yang menyenangkan hati. Kali ini saya mau egois, untuk bisa menceritakan tentang dirinya. Walau sedikit, tapi setidaknya apa yang ada dalam pikiran saya kali ini tercurahkan. Setelah sekian lama tidak punya waktu, sekarang saya kembali, dan menuliskan tentang dia.
Love you, pacar aku!
Bagaimana caranya menulis indah yah? Pertanyaan itu sering sekali menghantui saya. Menulis indah dengan katakata yang merayu dan mendayu. Dengan tanda baca dan kosa kata yang benar, tidak ada kesalahan. Bagi saya, sepertinya susah. Bukan berarti tidak bisa, tapi susah. Karena waktu untuk menulis terkadang tidak mendukung.
Buat saya, menulis itu susah susah gampang. Jika di bilang susah dan banyak alasan pasti akan susah. Untuk merangkai satu kalimat saja sepertinya bisa dua jam sendiri. Tapi jika ada inspirasi, menulis lima ratus aksara bersambung pun sepertinya sebentar. Gampang saja.
Saat ini pun, saya sedang melakukannya. Sedang berusaha untuk merangkaikan semuanya jadi satu. Tanpa peduli ada kalimat yang janggal atau tanda baca yang salah. Karena jika saya berhenti sejenak untuk berpikir, maka tulisan ini tidak akan selesai. Bisa saja sampai nanti mood menulis berteriak kembali.
Saat ini saya sedang merasa susah untuk menulis. Entah apa yang mengganjal, tapi tentu saja tidak membuat keinginan menulis surut. Kegiatan ini sudah menjadi bagian dari hidup. Oleh sebab itulah blog ini ada. Dimana saya bisa menuangkan segala hal yang saya rasakan, tanpa merasa salah.
Sebuah tempat pelarian yang positif.
Sebuah tempat belajar menulis yang efektif.
Menulis bisa menenangkan saya, juga membahagiakan. Aneh memang, kadang membaca ulang tulisan yang KEREN itu rasanya seperti tidak percaya. Apa benar ini saya yang menulis? Apa yang saya rasakan waktu itu yah? Terkadang saya pun bertanya sendiri. Ingin sekali bisa selalu menulis KEREN. Tapi, memang tidak selalu tulisan bagus itu dapat tercipta dengan gampang.
Bagian dari pengalaman hidup, cerita orang lain, berita, pengalaman pribadi dan masih banyak hal yang bisa membuat kita dapat menulis indah. Hanya tergantung bagaimana meramu semuanya menjadi satu cerita utuh yang dapat dinikmati oleh setiap orang yang membacanya.
Sepertinya, menulis jadi seperti memasak yah? Setuju gak?
Buat saya, menulis itu susah susah gampang. Jika di bilang susah dan banyak alasan pasti akan susah. Untuk merangkai satu kalimat saja sepertinya bisa dua jam sendiri. Tapi jika ada inspirasi, menulis lima ratus aksara bersambung pun sepertinya sebentar. Gampang saja.
Saat ini pun, saya sedang melakukannya. Sedang berusaha untuk merangkaikan semuanya jadi satu. Tanpa peduli ada kalimat yang janggal atau tanda baca yang salah. Karena jika saya berhenti sejenak untuk berpikir, maka tulisan ini tidak akan selesai. Bisa saja sampai nanti mood menulis berteriak kembali.
Saat ini saya sedang merasa susah untuk menulis. Entah apa yang mengganjal, tapi tentu saja tidak membuat keinginan menulis surut. Kegiatan ini sudah menjadi bagian dari hidup. Oleh sebab itulah blog ini ada. Dimana saya bisa menuangkan segala hal yang saya rasakan, tanpa merasa salah.
Sebuah tempat pelarian yang positif.
Sebuah tempat belajar menulis yang efektif.
Menulis bisa menenangkan saya, juga membahagiakan. Aneh memang, kadang membaca ulang tulisan yang KEREN itu rasanya seperti tidak percaya. Apa benar ini saya yang menulis? Apa yang saya rasakan waktu itu yah? Terkadang saya pun bertanya sendiri. Ingin sekali bisa selalu menulis KEREN. Tapi, memang tidak selalu tulisan bagus itu dapat tercipta dengan gampang.
Bagian dari pengalaman hidup, cerita orang lain, berita, pengalaman pribadi dan masih banyak hal yang bisa membuat kita dapat menulis indah. Hanya tergantung bagaimana meramu semuanya menjadi satu cerita utuh yang dapat dinikmati oleh setiap orang yang membacanya.
Sepertinya, menulis jadi seperti memasak yah? Setuju gak?
Biarkan saya untuk kali ini. Biarkan saya bercumbu dengan aksara yang bersambung. Karena saya begitu merindu untuk merangkainya. Sudah sekian waktu tidak mampu untuk merangkainya. Jadi kali ini biarkan saya melepaskan rindu. Agar aksara yang terangkai mampu berlari menuju benakmu.
Kali ini setiap huruf yang tercipta adalah untaian rindu, pribadi. Tidak mampu lagi untuk merangkai buat yang lain, karena rasa rindu terhadap aksara begitu menggebu. Jadi, biarkanlah saya, untuk kali ini saja, menjadi sosok yang egois.
Menulis adalah ‘pergi sebentar’. Melepas segala hal yang terjadi disekeliling. Entah apapun yang dirasa pada saat menulis. Semua tidak terasa. Hanya mendengarkan apa yang ada dikepala dan tangan akan secara otomatis merangkaikan semua rasa dan asa menjadi aksara. Apakah itu akan menjadi sebuah makna atau tidak. Semua hanya dapat dinilai setelah tulisan ini selesai. Ditulis dan dibaca.
Lama sekali rasanya. Yang seharusnya bisa tiap hari, kini sudah tidak bisa lagi. Yang harusnya bisa menulis setiap kali merasakan rindu, kini tak bisa lagi. Hanya bisa menulis pada saat semua perasaan menggelegak dan berontak juga berteriak untuk menulis.
Saya berusaha sekali. Mengumpulkan segala daya untuk melakukan ini. Saat ini, saya tidak lagi perduli dengan segala hal yang sedang terjadi disekeliling saya. saat ini, saya hanya ingin melampiaskan rasa rindu saya pada untaian kata yang sedang saya tuliskan. Saya tidak perduli lagi dengan segala hal yang tidak pantas dan pantas. Saya hanya ingin bercumbu dengan untaian huruf ini satu per satu.
Jika sudah terlampiaskan dengan pasti, maka kalian boleh menceramahi dengan segala hal yang baik dan buruk mengenai tulisan ini. Tapi saya meragukan cacian akan terlontar. Karena setiap rangkaian kalimat yang terjalin saat ini adalah untaian rindu. Dan saya tau, kalian yang membacanya dapat merasakan setiap butir aksara yang tercipta ada cinta yang terungkap. Ada rindu yang terasa.
Maaf, saya tidak dapat mengendalikan lagi rasa ini. Karena sudah terbelenggu begitu lama. Jadi untuk kali ini saja, saya inginkan semuanya tercurah.
Saya merindukan kalian semua!
Kali ini setiap huruf yang tercipta adalah untaian rindu, pribadi. Tidak mampu lagi untuk merangkai buat yang lain, karena rasa rindu terhadap aksara begitu menggebu. Jadi, biarkanlah saya, untuk kali ini saja, menjadi sosok yang egois.
Menulis adalah ‘pergi sebentar’. Melepas segala hal yang terjadi disekeliling. Entah apapun yang dirasa pada saat menulis. Semua tidak terasa. Hanya mendengarkan apa yang ada dikepala dan tangan akan secara otomatis merangkaikan semua rasa dan asa menjadi aksara. Apakah itu akan menjadi sebuah makna atau tidak. Semua hanya dapat dinilai setelah tulisan ini selesai. Ditulis dan dibaca.
Lama sekali rasanya. Yang seharusnya bisa tiap hari, kini sudah tidak bisa lagi. Yang harusnya bisa menulis setiap kali merasakan rindu, kini tak bisa lagi. Hanya bisa menulis pada saat semua perasaan menggelegak dan berontak juga berteriak untuk menulis.
Saya berusaha sekali. Mengumpulkan segala daya untuk melakukan ini. Saat ini, saya tidak lagi perduli dengan segala hal yang sedang terjadi disekeliling saya. saat ini, saya hanya ingin melampiaskan rasa rindu saya pada untaian kata yang sedang saya tuliskan. Saya tidak perduli lagi dengan segala hal yang tidak pantas dan pantas. Saya hanya ingin bercumbu dengan untaian huruf ini satu per satu.
Jika sudah terlampiaskan dengan pasti, maka kalian boleh menceramahi dengan segala hal yang baik dan buruk mengenai tulisan ini. Tapi saya meragukan cacian akan terlontar. Karena setiap rangkaian kalimat yang terjalin saat ini adalah untaian rindu. Dan saya tau, kalian yang membacanya dapat merasakan setiap butir aksara yang tercipta ada cinta yang terungkap. Ada rindu yang terasa.
Maaf, saya tidak dapat mengendalikan lagi rasa ini. Karena sudah terbelenggu begitu lama. Jadi untuk kali ini saja, saya inginkan semuanya tercurah.
Saya merindukan kalian semua!
Sebentar lagi yah! Sebentar lagi saya dapat melampiaskan segala rasa ini kapan saja dan dimana saja. Tunggu saja sebentar lagi...
....hanya mampu bersabar...
I’ve been dealing with this for quite sometimes. I can’t seem to put the right words into this so-called diary. I don’t even know where to begin, without any triggering mood to do the writing. I know that I needed to write, not that I don’t want to tho. Sometimes I just really need my own time to be able to do this. Just like whenever I want to watch a movie, I don’t want any distractions around me. Yeah, I’m that kind of person.
Now, I’m trying to write this out. After a long pause and every one been asking about updating new subject, here I am. Some of you might miss me, I know and I’m sorry. *giggles* Thanks for the nice thoughts and feelings. That’s all I asked to keep me always in spirited mood.
The above verse is very simple but very true. I found it accidentally through the net. Sometimes there’s always a time when you really need a stress release. Each and every one of us has their own style of the matter. To me, one of the things is this, writing. Sometimes watching movies or reading even daydreaming. It’s just nice to have the world of your own for a while. It’s just like ‘escaping’ from this hectic world, and just made your own world in your mind.
There are always issues, in life. That’s for sure; it’s only a matter of action we take to find the ways to answer them. You can’t just sit there and not doing anything or even just cry or furious, for sure it wouldn’t solve anything. You need to talk to somebody that can understand your problems, someone you can trust or just perfect stranger you just know, somewhere. You can be surprise with the answers you’ll get. Is it base on experience? YES! I have to admit it.
Reactions you get from people can be different. Especially, when it’s coming from the one you know or one that doesn’t. They all can come up with the same results or the opposite. Still, at the end, you need to decide. You need to take some chances. You’re the one that have things. You’re the one that think you have problems. So, you’re the only one that can solve it. The others just a back up call and a reminder of something you can’t see.
I learn a lot regarding to this so-called problem. All you have to do just trust yourself, take action and let the super power God -or whatever you believe in- has, do the rest. There’s another saying which said "Our lives improve only when we take chances and the first and most difficult risk we can take is to be honest with ourselves" this is the thing that sometimes we can’t see. We love to see others while we hardly look in the mirror. Just like, sometimes, we afraid of the consequences of taking chances.
A friend of mine, Andy, told me once, when someone actually come to see me as a consultant or psychologist when the patient start talking about one problem and a third person that make one go crazy or stressful. It’s actually not the third person that has the problem. It’s the patient. Why? Because, the patient sitting in front of me and talking about someone else, is the one that having a problem. The explanations really took me by surprise, yet make a lot of sense.
So, the conclusion will try to be honest with yourself and just let it go...
Trust yourself, 'cause if you don't trust your own, who else?
This is just one of the nonsense, I write and for me to show off. Yup! *grinning* but, still with every line I wrote, I’m learning, with every mistakes and corny subject that I posted, I’m learning.
I just hope there are lots of people out there that actually want to learn to live the life with the proudest feeling of being themselves. Not because of somebody made them, or because someone said so. But, because YOU SAID SO!!
*wink*
Note:
My deepest sympathy for my dearest friend Pandu, just lost his dad, yesterday. May he rest in peace and be free again. Amen!
Now, I’m trying to write this out. After a long pause and every one been asking about updating new subject, here I am. Some of you might miss me, I know and I’m sorry. *giggles* Thanks for the nice thoughts and feelings. That’s all I asked to keep me always in spirited mood.
Remember all of the good times & all of the special people that were with you during them. Let go of the past, but don't forget it cause there are a great many things that can be learned from what you have been through & most importantly: follow your heart, stand up for what you believe in & take your own path, always do what YOU want to do.
The above verse is very simple but very true. I found it accidentally through the net. Sometimes there’s always a time when you really need a stress release. Each and every one of us has their own style of the matter. To me, one of the things is this, writing. Sometimes watching movies or reading even daydreaming. It’s just nice to have the world of your own for a while. It’s just like ‘escaping’ from this hectic world, and just made your own world in your mind.
There are always issues, in life. That’s for sure; it’s only a matter of action we take to find the ways to answer them. You can’t just sit there and not doing anything or even just cry or furious, for sure it wouldn’t solve anything. You need to talk to somebody that can understand your problems, someone you can trust or just perfect stranger you just know, somewhere. You can be surprise with the answers you’ll get. Is it base on experience? YES! I have to admit it.
Reactions you get from people can be different. Especially, when it’s coming from the one you know or one that doesn’t. They all can come up with the same results or the opposite. Still, at the end, you need to decide. You need to take some chances. You’re the one that have things. You’re the one that think you have problems. So, you’re the only one that can solve it. The others just a back up call and a reminder of something you can’t see.
I learn a lot regarding to this so-called problem. All you have to do just trust yourself, take action and let the super power God -or whatever you believe in- has, do the rest. There’s another saying which said "Our lives improve only when we take chances and the first and most difficult risk we can take is to be honest with ourselves" this is the thing that sometimes we can’t see. We love to see others while we hardly look in the mirror. Just like, sometimes, we afraid of the consequences of taking chances.
A friend of mine, Andy, told me once, when someone actually come to see me as a consultant or psychologist when the patient start talking about one problem and a third person that make one go crazy or stressful. It’s actually not the third person that has the problem. It’s the patient. Why? Because, the patient sitting in front of me and talking about someone else, is the one that having a problem. The explanations really took me by surprise, yet make a lot of sense.
So, the conclusion will try to be honest with yourself and just let it go...
Trust yourself, 'cause if you don't trust your own, who else?
This is just one of the nonsense, I write and for me to show off. Yup! *grinning* but, still with every line I wrote, I’m learning, with every mistakes and corny subject that I posted, I’m learning.
I just hope there are lots of people out there that actually want to learn to live the life with the proudest feeling of being themselves. Not because of somebody made them, or because someone said so. But, because YOU SAID SO!!
*wink*
EXPECT MIRACLES!
Note:
My deepest sympathy for my dearest friend Pandu, just lost his dad, yesterday. May he rest in peace and be free again. Amen!
When you fall in love, it is a temporary madness. It erupts like an earthquake, and then it subsides. And when it subsides, you have to make a decision. You have to work out whether your roots are become so entwined together that it is inconceivable that you should ever part. Because this is what love is. Love is not breathlessness, it is not excitement, it is not the desire to mate every second of the day. It is not lying awake at night imagining that he is kissing every part of your body. No... don't blush. I am telling you some truths. For that is just being in love; which any of us can convince ourselves we are. Love itself is what is left over, when being in love has burned away. Doesn't sound very exciting, does it? But it is!
Dr. Lannis - Captain Corelli’s Mandolin - Originally taken from St. Augustine
The above quote is just a reminder, about being happy and in love.
In this crazy world of fast and instant things, sometimes one really needs to lay back. Just to stepped back a bit and looking back to the road we took. Some people said, don’t look back. But, sometimes that’s all we need. To look back at the things we’ve done in the past. Of course, you can’t change your past, for sure. However, to me remembering the past is good as a real thing reminder. When it’s bad, you can figure out why and learn to be better. When it’s good then something that you can treasure and remember for the rest of your life. Something you can tell to your descendants, as a legend.
*grinning*
Even I’m smiling as I’m writing this now. Remembering all the good and happy times, I had.
According to my opinion, being in love is one of the greatest moments in someone’s life. It’s the wonderful feelings, butterflies, flushes, laughter and togetherness. As the time goes, those tools really work things out. Some people thought being in love is just about all the mushy and juicy. I guess, it's not. Fights, being pissed and sadness are include in the love-package.
Sometimes one just has to realize it again, and start to ask the simple question that usually forgotten.
“Are you happy with your life?”
Of course, the question is referring to life itself. Will one be happy with or without any life partner at one side?
Why don’t you - readers – try to ask the question to yourself? Who knows something really good and great will happen soon to your life.
Don’t complaint, ‘cause whatever that is, not going to make your life easier. But, smile a lot and feel happy, and then the people around you will feel the positive energy and love being around you. You’ll never know if there’s actually someone out there already keep an eye on you, just like one’s prey. Just wait for the right time and the right moment to hit you and BAM!!
I got you! *big grin*
It’s easy dealing with love, if you’d say so,
And it’s hard dealing with it, if you’d say so too.
The choice always comes back to ourselves, whether we want the hard ways or the easy ways. Sometimes people just don’t realize about this. They’re just go blind about everything regarding to love matter. Then, when you try to look back, it’s not necessary have to be the way you wanted too.
Sometimes, it just happens. Either you want it too or not. You just have to accept the feelings –negative or positive – you’ve got. No matter how strange the feeling you feel, it’s there.
Therefore, when it comes to funny feelings and it's kinda make you being silly, just embrace it! Wouldn’t hurt you if it’s not kill you, right? *wink*
So, just don't be afraid to fall in love and being out of love, 'cause it will soon presence itself in front of you. Whenever you're ready to embrace it...
Note:
Happy Birthday, Dhimas aka KulDab! I can't give you anything, just not yet, but this one note definitely a b'day gift for you!
Gambar diambil disini
So, I finished reading ‘em all.
But, I got a confession to make. First time I saw the movie, I didn’t know that it’s taken from a best-selling novel by Stephenie Meyer. Can’t you believe it? *grinning*
Well, it’s true though. I’m interested to watch it because I read the synopsis. The idea about a vampire falls in love with a human, fascinate me. I don't know, IF it’s going to be like one of those teenage movies, complete with all the drama. Yet, it's still interesting, despite the distractions that occurred. *Boss called during the show*
After a while, I realized it. The movie actually based on a novel. So, I'm starting to find the next book to be read. At first, I only got the translation one, so I rented it. Then again, thanks to a wonderful friend that was willing to give me the e-book. *Thanks Cupcake!* I start to downloaded ‘em and can’t stopped reading it after it’s finished.
Now, here I am, trying to find another book to be read again.
I mentioned about reading more than a thousand pages of novel, before. Well, this is it, the novel about the TWILIGHT SAGA. To be honest, I didn't read the first book. Since I already watched the movie, but I still want to buy ALL of the series. I guess, those are pretty good for another books collection.
Or is there anyone out there, would like to buy the book for me? Let's say as a V-day present? *giggles* I think a girl can wish *wide grin*
Any one read ‘em yet? Translation or the English one? Let’s share! :)
Lately, I haven’t been able to write anything. ‘Cause I’m sorta preoccupied with these serial novels *I'll tell it about this one later*. I’m sorry. For the past months, I’ve been using more of my English than I’m using my Indonesian. As usual, this situation kinda makes me ‘lost’ the ability to write in Indonesian, *sound silly? It is!*. I could, but the result will not really as satisfying as I want to.
That’s why I’m writing this one in English :)
It’s the overwhelmed feeling to be able to write again. There are lots that I want to share. But for the moment I’m just going to grasp the feeling of contentment. Feeling of abundance and feeling so good towards everything.
Those are the good feelings, I know. Nothing would make me feel this way again, rather than to think about the future. What I’ve been planning all these time. Finally there’s an answer within myself that really agree with my decision.
I’m thinking going back to the States :)
A friend already offers me to visit her and she’s willing to help me out, when I get there. It’s really fascinating! Even to think that we’re going to see each together again. I don’t know how to describe how I feel this moment, it’s just overwhelming. More like the feeling of falling in love, all over again from the first time you laid eyes on someone you love. I guess, that’s more of the feeling that I have right now. *grinning*
Not to be able to use English for daily basis, really slow me down on the subject. I’m starting to make some mistakes as the first learner. Thanks to JCT that really has the patience helping me a lot with these tenses and grammar. I know that I’m far from perfect and yet life is about learning new things. Some just said I’m really good, I can’t say I’m not though *wink*. It’s just that you need to get over the compliment sometimes, just to give your attention back to what you’re suppose to.
I’m learning it all over gain. Read more than a thousand pages of novels, also helpful. I need to keep the Maryamah Karpov aside for a while. So, when I’m finished with the novels, there’s another book waiting. But, reading English novels were not the only tools, though. But also chatting actively, voice chatting also watching movies without the Indonesian subtitle *grin*. I feel like I’m getting back to the situation where I used to be. Being able to use my English on the daily basis. I’m glad and I’m happy. This is kinda cool, I thought.
Well, this is just a start for the English entry.
I hope there’s many more to come...
Pardon me for the language inconveniences for some of you, doesn’t really means to show off or something. I just need to follow my instinct to write. Something that I’m capable to do and I’ve been putting it off lately.
If you’re all asking do I missed everyone?
Of course, and absolutely!
*smiling*
Enjoy the long weekend and have a wonderful year of the Ox!
Note:
This one is also a special thank you note for you, Chris! *Big smile*
That’s why I’m writing this one in English :)
It’s the overwhelmed feeling to be able to write again. There are lots that I want to share. But for the moment I’m just going to grasp the feeling of contentment. Feeling of abundance and feeling so good towards everything.
Those are the good feelings, I know. Nothing would make me feel this way again, rather than to think about the future. What I’ve been planning all these time. Finally there’s an answer within myself that really agree with my decision.
I’m thinking going back to the States :)
A friend already offers me to visit her and she’s willing to help me out, when I get there. It’s really fascinating! Even to think that we’re going to see each together again. I don’t know how to describe how I feel this moment, it’s just overwhelming. More like the feeling of falling in love, all over again from the first time you laid eyes on someone you love. I guess, that’s more of the feeling that I have right now. *grinning*
Not to be able to use English for daily basis, really slow me down on the subject. I’m starting to make some mistakes as the first learner. Thanks to JCT that really has the patience helping me a lot with these tenses and grammar. I know that I’m far from perfect and yet life is about learning new things. Some just said I’m really good, I can’t say I’m not though *wink*. It’s just that you need to get over the compliment sometimes, just to give your attention back to what you’re suppose to.
I’m learning it all over gain. Read more than a thousand pages of novels, also helpful. I need to keep the Maryamah Karpov aside for a while. So, when I’m finished with the novels, there’s another book waiting. But, reading English novels were not the only tools, though. But also chatting actively, voice chatting also watching movies without the Indonesian subtitle *grin*. I feel like I’m getting back to the situation where I used to be. Being able to use my English on the daily basis. I’m glad and I’m happy. This is kinda cool, I thought.
Well, this is just a start for the English entry.
I hope there’s many more to come...
Pardon me for the language inconveniences for some of you, doesn’t really means to show off or something. I just need to follow my instinct to write. Something that I’m capable to do and I’ve been putting it off lately.
If you’re all asking do I missed everyone?
Of course, and absolutely!
*smiling*
Enjoy the long weekend and have a wonderful year of the Ox!
Note:
This one is also a special thank you note for you, Chris! *Big smile*
Musim hujan adalah salah satu musim yang saya sukai. Belakangan hujan makin ‘menggila’ tapi saya semakin senang. Saya menikmati suasana setelah hujan, sedang hujan dan apapun yang berhubungan dengan hujan.
Entah mengapa. Ada saat dimana pagi buta, hujan mengguyur Bumi begitu deras. Ingin rasanya bangun dari dalam gelungan selimut dan berlari keluar untuk menari bersama hujan. Tapi, hanya menjadi ide gila yang belum terlaksana. Saya masih lebih senang bergelung bersama selimut tebal yang hangat.
Musim hujan juga membuat saya dapat memakai bajubaju tebal dan panjang saya. Menghangatkan badan sambil bergaya dan tidak terlihat salah kostum sama sekali. Seperti halnya orang luar negeri memiliki baju musim dingin, maka saya memiliki baju musim hujan.
Pokoknya menyenangkan deh!
Apa kabar semua? :)
Entah mengapa. Ada saat dimana pagi buta, hujan mengguyur Bumi begitu deras. Ingin rasanya bangun dari dalam gelungan selimut dan berlari keluar untuk menari bersama hujan. Tapi, hanya menjadi ide gila yang belum terlaksana. Saya masih lebih senang bergelung bersama selimut tebal yang hangat.
Musim hujan juga membuat saya dapat memakai bajubaju tebal dan panjang saya. Menghangatkan badan sambil bergaya dan tidak terlihat salah kostum sama sekali. Seperti halnya orang luar negeri memiliki baju musim dingin, maka saya memiliki baju musim hujan.
Pokoknya menyenangkan deh!
Apa kabar semua? :)
Search this blog
ABOUT AUTHOR
This is Meita’s website and you are in a right place to get to know a little bit more about her. She is a dreamer who likes doing digital marketing and been blogging since 2003. She also loves watching TV shows, and movies. Also, passionate about the world. Graduated from the University of Indonesia majoring in Cultural Tourism, taught her a lot about how great Indonesia – country where she is from – in cultural level. Still curious about her? Find out more here ;)
Visitors
FEATURED POST
THE WORLD NOWADAYS
Nowadays, we do live in the world where sincere thank yous are rare. Where sorries and apologies are extinct. Let alone, caring for the sa...