LET'S WRITE SOMETHING

Bagaimana caranya menulis indah yah? Pertanyaan itu sering sekali menghantui saya. Menulis indah dengan katakata yang merayu dan mendayu. Dengan tanda baca dan kosa kata yang benar, tidak ada kesalahan. Bagi saya, sepertinya susah. Bukan berarti tidak bisa, tapi susah. Karena waktu untuk menulis terkadang tidak mendukung. 

Buat saya, menulis itu susah susah gampang. Jika di bilang susah dan banyak alasan pasti akan susah. Untuk merangkai satu kalimat saja sepertinya bisa dua jam sendiri. Tapi jika ada inspirasi,  menulis lima ratus aksara bersambung pun sepertinya sebentar. Gampang saja.

Saat ini pun, saya sedang melakukannya. Sedang berusaha untuk merangkaikan semuanya jadi satu. Tanpa peduli ada kalimat yang janggal atau tanda baca yang salah. Karena jika saya berhenti sejenak untuk berpikir, maka tulisan ini tidak akan selesai. Bisa saja sampai nanti mood menulis berteriak kembali.

Saat ini saya sedang merasa susah untuk menulis. Entah apa yang mengganjal, tapi tentu saja tidak membuat keinginan menulis surut. Kegiatan ini sudah menjadi bagian dari hidup. Oleh sebab itulah blog ini ada. Dimana saya bisa menuangkan segala hal yang saya rasakan, tanpa merasa salah.

Sebuah tempat pelarian yang positif.
Sebuah tempat belajar menulis yang efektif.

Menulis bisa menenangkan saya, juga membahagiakan. Aneh memang, kadang membaca ulang tulisan yang KEREN itu rasanya seperti tidak percaya. Apa benar ini saya yang menulis? Apa yang saya rasakan waktu itu yah? Terkadang saya pun bertanya sendiri. Ingin sekali bisa selalu menulis KEREN. Tapi, memang tidak selalu tulisan bagus itu dapat tercipta dengan gampang.

Bagian dari pengalaman hidup, cerita orang lain, berita, pengalaman pribadi dan masih banyak hal yang bisa membuat kita dapat menulis indah. Hanya tergantung bagaimana meramu semuanya menjadi satu cerita utuh yang dapat dinikmati oleh setiap orang yang membacanya.

Sepertinya, menulis jadi seperti memasak yah? Setuju gak?  

Share:

4 comments

  1. Setuju. Menulis tak ubahnya memasak. Butuh bumbu, garam, dan pemikiran guna mencapai makanan gurih. Menulis tak bisa dilakukan saban waktu, karena berhubungan dengan emosi, bioritmik dan saku.

    Jujur saja, saya juga moody. Saat tak punya duit, entah mengapa inspirasi kabur kemana-mana.

    Ada pula seorang kawan, penulis cerpen, tak mampu menuang apapun ketika libidonya melonjak-lonjak dan ia tak mendapatkan wadah yang layak untuk menuntaskannya.

    Ini fakta.

    BalasHapus
  2. wahhh...komentar langsung dari penulis kawakan.
    makasih yah, mas buat komentarnya...

    aku senang ada yang setuju dengan pendapatku.
    hehehe...

    BalasHapus
  3. iki wonge wis pindah po ya?
    mbaaaakkkkk.. kemana dirimu berada???

    BalasHapus
  4. menulis itu dibuat mudah aja...nulis apaan aja..ntar lama lama juga jadi menikmatinya ! thanks

    BalasHapus