Rumah tangga, adalah sebuah dunia yang dibuat oleh 2 orang individu. Dimana yang terjadi didalamnya hanya mereka berdua yang tau. Bagaimana hidup yang sedang mereka bangun dan akan mereka tempuh. Bagi saya itu adalah wilayah sakral. Tidak ada yang bisa mencampuri urusan mereka, tanpa undangan dari pasangan didalam dunia itu.
Peran Suami/Istri, merupakan peran lain yang ada didalam dunia itu. Bagaimana masingmasing pihak, mengetahui peran itu dengan baik, atau hanya terpaksa bahkan terjerumus, tidak pernah ada yang tau. Kecuali masingmasing dari mereka yang bercerita. Salah seorang perempuan yang menjadi istri, tersebut mengirimkan pesan singkat beberapa hari lalu. Seseorang yang sekarang bisa saya akui sebagai teman tanpa wajah, karena terus terang belum pernah bertatap muka langsung. Dia bercerita tentang derita lahir dan batin yang dialaminya sejak berperan menjadi seorang Istri.
Sebagai perempuan, saya prihatin dengan keadaannya. Biar segala bilur luka yang tertoreh, DISEMBUHKAN oleh cinta kasih Yesus yang luar biasa. Saya hanya mampu bedoa bagi keselamatan mereka - istri dan anak - Semoga ada jalan terbaik yang dipilih olehnya dalam menghadapi segala situasi yang terjadi. Saya berharap yang terbaik selalu buat mereka.
I know that we can make it right,
It's gonna take a little time,
Lets not leave ourselves with no way out,
lets not cross that line,(that line)
I don't wanna fight no more,
-Westlife-
Saya tetap bersyukur sampai saat ini, memiliki dirinya. Walau banyak hal yang membuat kami, terutama saya terguncang. Tapi, entah mengapa saya merasa bahwa setiap hal yang terjadi itu berarti saya sedang diingatkan, dan kami sedang dicobai. Saya tau bahwa merasa rendah diri itu salah sama sekali, setiap kali saya merasa seperti itu, saya selalu mencoba untuk bisa membangkitkan diri kembali. Tidak gampang, memang perlu latihan panjang untuk bisa menerima siapa diri sendiri, tapi saya selalu berusaha yang terbaik.
Dengan segala hal yang sudah pernah dilakukannya, dan segala hal yang membuat saya curiga terhadapnya, saya selalu tetap inginkan yang terbaik baginya. Saya bosan dengan segala airmata, dengan segala nada tinggi, dengan segala ungkapan kasar yang tercetus. Setiap kalimat yang terucap adalah silet bagi hati saya. Belum sembuh dengan yang satu, sudah muncul lagi yang lain. Saya tidak mau menyerah dengan segala hasutan jahat yang sedang berusaha memecah belah kami. Seorang teman pernah mengingatkan tentang masalah ini, bahwa kekuatan jahat sedang mencoba menghasut manusia mulai dari yang kecil. Contohnya pasangan, entah pacar atau suami/istri.
Semoga apapun yang kamu lakukan selalu dalam lindungannya, sayangku. Amin!
Setelah luka paling hebat yang tertoreh, merasa terusir dan tak dibutuhkan, dan itupun masih belum sembuh total. Saya merasa bahwa, kami memang membutuhkan waktu untuk bisa menerima kesendirian. Sebagai pribadi dewasa, dan hubungan yang sehat, memerlukan waktu senggang. Dia dengan segala mainan, film porno dan juga komiknya. Saya dengan novel, tulisan dan juga pikiran akan dia :) Semoga dengan kesadaran ini membuat kita semakin bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Amin.
Sudah berulang kali saya bilang, bahwa saya tidak mau lagi menangis. Terus terang sudah lelah rasanya. Sesekali nangis mungkin menyehatkan hati, tapi kalau setiap kali, rasanya menguras hati. Saya menyayanginya sepenuh hati, tanpa praduga, tanpa rencana dan tanpa keinginan membuatnya merasa tidak nyaman, atas apapun. Segala kesalahan yang terjadi, sudah lewat dan sudah terjadi. Tidak bisa lagi diputarbalik, hanya saja bagaimana mencoba tetap mempertahankan janji yang sudah dibuat. Itu saja yang saya minta saat ini.
Sudah dibilang, bahwa saya gampangan, betulkan? :p :p
Ingat, segala kawatir hanya ada bagi mereka yang tidak percaya! Jadi pada saat rasa kawatir datang, berdoa dan percayalah! Maka kamu akan dibebaskan!
PS: Biar Tuhan jaga kita semua selalu ya? Sayang kamu Diggy! Mwah!
If we could sit together a moment
And talk forever just to pass the time
I would smile as the shivers and chills run down my spine
With your eyes are locked on mine
=Owl City=
Situasi sepertinya sedang tidak bersahabat. Seharusnya kita kembali prihatin terhadap segala hal yang sedang terjadi disekeliling kita. Banyak sekali hal yang ingin memecah belah, membuat berantem, dan segala hal negatif lain yang menyerang manusia. Tapi, percayalah, bahwa tidak akan ada yang dapat memecahbelah kita jika tidak kita ijinkan segala hal tersebut meracuni kita.
Hanya dengan KuasaNya kita dapat bertahan menghadapi segala macam hal negatif yang sedang menggoda kita sekarang ini. Kalian anakanak terang, berpegangan eratlah!
Kenapa tulisan awalnya jadi melantur tak jelas ya? Hahaha..mungkin lagi kerasukan sesuatu. Saya sedang merasa kawatir. Entah terhadap apa, tapi saya kembali diingatkan, bahwa siapa yang percaya bahwa Tuhan ada, seharusnya malu jika sempat merasa kawatir. Tulisan keren dari Mahatma Gandhi. Manusia memang mahkluk lemah, yang gampang tertipu daya dan terkena hasutan. Tapi, jika secara sadar dia dapat mengerti kelemahannya, maka dia akan belajar sebisa mungkin untuk melindungi dirinya dari segala hal tersebut.
Saya pun demikian, banyak hal terjadi dalam hubungan dengan yang tersayang, tapi sebisa mungkin saya berusaha untuk bisa tetap menjadi diri sendiri. Segala kebodohan yang terjadi, semua airmata, dan segala pengorbanan adalah untuk bisa menjadikan kita -berdua- pribadi utuh yang saling mengenal diri masingmasing. Bukan malah menutupi diri dari pasangannya atau merasa malu mengakui diri sesungguhnya dihadapan pasangan sendiri.
Setiap kali berganti pasangan dalam perjalanan hidup ini, kita pasti belajar sesuatu yang berharga. Banyak kenangan manis dan juga pahit yang telah dibagi. Tapi, semua itu bisa menjadikan siapa diri kita sekarang. Seharusnya pengalaman membuat kita lebih dewasa dalam menghadapi segala masalah dalam hidup, terutama menghadapi diri sendiri. Yang terkadang malah lebih susah untuk bisa dihadapi, dibandingkan dengan pasangan yang marah. Tapi, seiring berjalannya waktu, kita juga belajar mengerti diri sendiri melalui orang lain.
Ingin sekali rasanya punya pasangan yang bisa mengerti bahwa saya adalah seorang perempuan mungil yang manja, juga romantis. Tidak mengharuskannya untuk setiap hari membawakan bunga atau apapun itu, hanya saja SMS manis yang menandakan dia peduli bahwa saya ada dalam hidupnya, itu saja kadang sudah cukup. Saya memang 'gampangan' hahaha...gampang sekali terbujuk dengan sikap manis pasangan saya. Sifat yang kadang bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri, karena terlalu mudah memaafkan orang lain.
Orang banyak bilang, iri tanda tak mampu. Itu memang yang sering saya alami, bukan cemburu. Saya iri karena saya merasa bahwa saat ini mungkin tidak dapat bersaing dengan sehat. Lawan saya disini adalah waktu. Saya juga tidak menuntut untuk diperlakukan sama dan seimbang, karena tidak ada yang dapat bertindak adil di dunia ini, kecuali Tuhan. Hanya saja, saya ingin sekalisekali, merasa diperlakukan selayaknya seseorang yang memang punya arti dalam hidupnya. Saya sudah menuliskan tuntutan saya, entah akan ada artinya atau tidak. Tapi, itulah upaya terakhir saya.
Entah kapan jika waktu mengijinkan kita bertemu, mungkin pada saat dirinya merindukan saya. Hahaha...semoga saja kata rindu ada dalam kamus hatinya, karena saat ini saya hanya ingin memeluknya penuh sayang, dan melihat senyum dan mendengarkan suara tawanya...:) Saya merindukan semua tentangnya...
PS: Semoga Tuhan menjaga dan melindungi kita selalu yah, gembulitan :D?
MWAH!
Ia mendengar bunyi telepon genggamnya. Tapi karena sedang tanggung menulis surat elektronik penting, maka dia membiarkannya saja. Hingga berhenti berbunyi. Tidak lama kemudian, dia mendengarnya kembali...
What the...
“Halo” dengan nada tidak suka ia mengangkat, tanpa melihat layar teleponnya.
“Huuu...huuu...nggg...ggg” suara isak tangis terdengar.
“Ehmm...halo?” kemudian baru dia melihat nama yang muncul
“As? Kenapa lagi lo?”
Bukan jawaban yang diterimanya, malah suara tangis yang semakin keras dan sesugukkan.
“As, gini yah! Gue lagi ada email penting. Jadi gak bisa dengerin lo nangis doang. Entar aja telpon lagi klo lo dah bisa ngomong. Okay?! Gue tutup telpon yaahh...mwah!”
Tanpa basabasi Alexis, yang lebih suka dipanggil Alex, pun menutup teleponnya. Sedikit merasa terganggu, tapi kemudian dia kembali menatap layar 17” dihadapannya, dan kembali mengetik.
Sudah hampir sejam yang lalu, Astrid menelponnya. Tapi tidak lagi menghubungi kembali.
Tibatiba terdengar ketukan halus di depan pintu apartemennya. Diintipnya melalui lubang kaca kecil, dan dibukanya.
“Heyyy...” belum selesai dia bicara, tamunya sudah berada dalam pelukannya, dan menangis. Yeap, she's here.
“Udahh...ceeeppp...ceppp” sambil memeluk dan mengusap punggungnya, sesugukkan pun mulai memudar.
“Yuks, masuk dulu” ajaknya, digandengnya Astrid dan diberikannya segelas susu coklat panas. Yang tadi dibuatnya buat diminum sendiri. Semoga bisa sedikit menenangkan.
“Jadi? Ada apa? Klo memang belum bisa cerita, nangis dulu sampe kelar. Gue gak ngerti soalnya klo lo cerita sambil nangis keq tadi itu.”
“Matt...” hanya dengan mengeluarkan satu kalimat itu, mata Alex pun berubah.
“Apalagi sekarang? Apalagi yang dilakukan orang itu buat nyakitin lo ha? Lu emang tolol siy!” si cantik yang terlihat manis dihadapan Astrid tibatiba berubah menjadi nenek sihir bahkan merangkap ibu tiri yang kejam.
“Udah berkalikali gue bilang sama lo. Gak gunaaa, As. Lo cuma nyakitin diri lo sendiri. Gue gak mau lagi tau apa yang dia lakuin tapi lo jangan cengeng keq gini dong!”
Lagilagi Astrid cuma bisa diam menunduk, memang salahnya sendiri. Dari awal dia sudah tau resiko menjalin hubungan dengan Matt, yang notabene pria flamboyan yang tebar pesona selalu.
“Kalo sekarang emang lo kesini, mau minta pendapat gue tentang dia, salah! Salah banged! Gue malah makin gregetan sama lo!”
Sambil memperhatikan Astrid yang duduk dihadaapannya.
“Mau berapa kali lagi sih, As? Gila deh, gue sendiri gak abis pikir sama sekali!”
“Tapi Lex, gue sayang banged sama dia”
“Bullshit! Lu sinting kali yah? Iiiihhh begooo banged siy loo!” sambil menoyor Astrid, ia berjalan ke dapur.
“Lex...” panggil Astrid lagi..
Alex cuma bisa menarik napas panjang. Kembali ia terngiang ucapan salah seorang temannya sewaktu di States. Yang menjadikan dirinya seperti sekarang. Seorang yang cukup bisa diandalkan pada saat semua cara sudah tidak lagi didapat dari teman yang biasanya. Uli, namanya. Memang ada darah Indonesia dari buyutnya, tapi tetap saja setelah beberapa generasi, bahasa Indonesia sudah sama sekali tidak dikenalnya seharihari.
Dia kembali teringat rasa sakit yang ditorehkan pria sialan itu, sekian tahun lalu. Bagaimana dia sama sekali tidak berdaya, lebih baik mati rasanya. Tapi, inilah yang dikatakan oleh Uli, “Human beings are not designed to be monogamous, monoamory. So its fucking bullshit if you're with a man and you expect him to fuck only you. and its fucking bullshit if you tell me you don't wanna fuck some other men. Fucking is not about love its about fucking. its variety. No matter how much you absolutely LOVE spaghetti, every once in a while you want nasi padang or steak or seafood same fucking principle. Bitch can sit in, feel sorry for herself or she can put out and be happy both with him and without him”
Katakatanya memang vulgar sekali terdengar. Tapi, entah mengapa saat itu membangunkan sisi dalam Alex yang tidak pernah dia sangka ada. Sepertinya, itulah saatsaat terakhir dia bertemu dengan Uli, sebelum akhirnya kembali pulang ke tanah air.
“Gini deh...” sambil mengaduk minuman yang dibuatnya tadi, Alex pun keluar dari dapur.
“Sekarang gue tanya apa mau lo sama dia?”
“Pengen disayang aja, gak pengen dia sama yang lain...” ujarnya lagi
Alex pun menarik napas panjang..
“Gini deh, duluuu banged pernah ada temen gue yang bilang, lo gak bisa ngarep klo cowo tuh cuma mau sama lo doank. Dulu gue pernah bilang sama lo juga kan? Soal teori gue tentang klo gue dah nikah gue akan kasih hak veto ke laki gue itu buat cari cw lain?”
Astrid pun mengangguk
“Yang lo bilang gue sinting...?”
Sekali lagi ia pun, mengangguk, kemudian tersenyum.
“Abis siapa lagi yang punya ide segila itu selain lo, Lex?” katanya lagi
“Gue mikir tadinya lo siy, As!” kata Alex sambil tertawa
“Sialan lo, masa gue sih?” katanya ragu
“Dulu lo gak keq gini, As. Ceria, supel, banyak ketawa juga seru!”
Kembali teringat perkenalan mereka di sebuah warnet. Saat itu, sepertinya billing Astrid rusak, jadi tidak berfungsi dengan baik. Sehingga, waktu bayar tidak sesuai dengan yang seharusnya. Tapi, dia dituntut untuk bayar sesuai dengan jam yang dipakai. Disinilah Alex, membelanya.
“Eh mas, klo emang billingnya rusak, benerin! Jangan suruh konsumen tanggung jawab dong!”
Kemudian, langsung menarik Astrid keluar, kemudian mereka tertawa terbahak berdua.
“Alexis, tapi panggil aja Alex” dia mengulurkan tangannya dan menggenggam keras jemari yang disodorkan padanya.
“Astrid, tapi panggil saja As”
Kembali mereka berdua tertawa. Ah, seandainya masa itu terulang kembali.
Astrid menatap nanar layar monitor dihadapannya. Degup jantung berdebar lebih kencang dari biasanya dan mulai tidak beraturan. Demikian juga dengan perasaan yang dirasakannya saat ini, kesal, lega dan sebal. Kesal karena lagilagi Matt menipunya. Lega karena segala mimpi tentang dia dan si binal, terbukti. Sebal karena masih tetap ingin bersamanya hingga sekarang.
Peristiwa yang terjadi dua bulan lalu. Pada saat mereka sedang perang dingin.
Bitch (6/28/2010 8:24:27 AM): Cin, aku mau klarifikasi
Matt (6/28/2010 8:24:36 AM): klarifikasi apa?
Bitch (6/28/2010 8:24:56 AM): hari terakhir kita 4x yah?
Matt (6/28/2010 8:25:02 AM): 4x?
Bitch (6/28/2010 8:25:04 AM): Tol
Matt(6/28/2010 8:25:14 AM): 3x koq
Bitch (6/28/2010 8:25:19 AM): Pas baru sampe
Matt(6/28/2010 8:25:22 AM): di tol, sampe trus subuh
Bitch (6/28/2010 8:25:24 AM): waktu mau bobo
Bitch (6/28/2010 8:25:33 AM): trus mnjlang pagi kan?
Matt (6/28/2010 8:25:40 AM): mau bobo kan ga sampe selesai heheheh
Bagaimana mungkin ada orang setega ini pada pasangannya yah? Jika memang banyak pikiran negatif yang bergumul dalam kepala ini, mungkin itulah tanda bahaya yang diberikan oleh hati sebenarnya. Tapi, terkadang memang susah untuk mau mendengarkan kata hati sendiri.
Matt (6/28/2010 3:14:58 PM): ngomong2 kmu pake pil atau kontrasepsi lain ga sih?
Matt(6/28/2010 3:15:03 PM): aku lupa nanya
Bitch(6/28/2010 3:15:10 PM): Ga pake apa2
Matt (6/28/2010 3:15:18 PM): nanti klo jadi junior gimana?
Matt (6/28/2010 3:15:20 PM): terakhir mens kapan?
Bitch(6/28/2010 3:16:15 PM): Cin, aq nggak tahu cara hitung masa subur
Matt (6/28/2010 3:16:27 PM): hehehehe
Matt(6/28/2010 3:17:57 PM): it’s around 14-20days after your period
Bitch (6/28/2010 3:20:22 PM): Wahhh
Bitch (6/28/2010 3:23:45 PM): pas dong klo gitu?
Matt (6/28/2010 3:24:21 PM): aku lupa nanya
Matt (6/28/2010 3:25:46 PM): main keluarin didalem aja saking enaknya *blush
Dari awal Astrid sudah pernah bilang sama Matt, kalau dia tidak bisa menipunya. Pasti ketauan. Saat itu, Matt pun bilang bahwa tidak ada lagi yang perlu disembunyikan dari Astrid. Mungkin, yang menjadi pemikirannya saat itu, tidak mungkin hubungan ini akhirnya akan mempunyai status yang jelas. Bukan status tempelan yang biasa digunakan. HTS atau TTM, misalnya.
Bukti yang terpampang dihadapannya membuat Astrid terdiam. Tidak mampu berbuat apaapa. Itu sudah terjadi, dan entah mengapa hanya kelegaan yang dirasakan saat ini. Bahwa, memang apa yang dimimpikan begitu jelas terlihat, keduanya bercinta bagaikan binatang didalam mobil mesum itu. Kenyataan kedua yang lebih tidak bisa diterima adalah, bahwa benar Matt pernah mengundang perempuan lain tidur di ranjang cinta mereka. Hal ini lebih menyakitkan dibanding mengetahui tentang pergumulan mereka.
Padahal pertanyaan pun pernah terlontar. Memang Matt selalu menjawab pertanyaan Astrid dengan jawaban tidak langsung. Tidak pernah ada jawaban langsung yang didapat, jika memang menyangkut hubungan antar pribadi mereka. Entah mengapa. Tapi, semakin tidak menjawab langsung. Maka Astrid pun semakin yakin, bahwa memang ada yang disembunyikan oleh pria itu.
Saat ini, Astrid hanya mampu merenung dan kontemplasi kembali. Dia memang sudah tau, pria seperti apa yang dipacarinya. Dan semua pengalamannya dengan kaum perempuan. Tapi, saat dia tidak jujur itu lebih menyakitkan. Memang, tidak akan ada orang yang jujur pada saat ditanya dia selingkuh atau tidak. Namun, mengetahui hal ini, secara tidak langsung juga membuatnya lega. Seperti mengatakan You’re busted, man!
Bodoh memang! Masih mencoba untuk menjalin hubungan dengan pria yang lebih menyukai perempuan yang sudah punya pasangan untuk digoda. Atau lebih menyukai tantangan dengan menggaet perempuan lain lewat forum dunia maya. Hingga sekarang, jika pria berkata tidak bisa mengerti perempuan. Maka, Astrid hingga sekarang pun tidak bisa mengerti dunia pria yang satu itu. Bagaimana mungkin bisa mendapat kepuasan bermain dengan perempuan bayaran?
Padahal si binal yang bermain bersama Matt, adalah cerita dari masa lalu, yang kembali terulang. Tapi, memang dasar keduanya memang harus digaruk, biar gak gatel lagi. Bagaimana mungkin, dia bermain tanpa pelindung sama sekali? Tidak pernahkah terpikir dikepalanya bahwa dia juga bisa menulari penyakit? Perempuan itu jelas sudah punya pria lain, dan Matt juga. Tidakkah dia bisa berpikir akan menulari Astrid juga?
Astrid juga bukan tutup mata dengan kebutuhan ragawi Matt yang satu itu. Tapi, tetap saja, bagaimanapun dia melayani Matt, jika pria sudah bosan. Maka, akan selalu ada perempuan lain dalam hidupnya. Jika, memang ini kesalahan dari Astrid maka Matt juga salah. Karena mereka jarang sekali berkomunikasi. Semua perlu variasi dalam hidup. Tapi, jika memang harus ada perempuan lain. Astrid pun pernah berkata pada Matt, lepaskan dia lebih dahulu dari status pacar. Maka, dengan senang hati dia akan pergi mengganggu hidup Matt.
Entah mengapa, Matt tidak pernah mau berkata seperti itu. Dia, lebih memilih Astrid yang memutuskan hal tersebut. Memang, monster yang licik yang patut diacungi jempol. Banyak teman pria yang salut padanya, dan mau belajar darinya. Mungkin, suatu saat dia bisa membuka kursus membohongi pasangan, dengan berbagai cara…
Akan ada hal yang berubah,
Tapi ada juga yang tidak,
Malah semakin berkembang, yaitu
Tentang perasaan dan kita...
Ada saat dimana semua hal melebur menjadi sebuah sinergi utuh yang tidak berbeda. Ada kalanya semua sama sekali berubah, menjadi bentuk yang sama sekali anomali. Tak terdeteksi hati ataupun raga.
Entah apa yang berkecamuk saat suasana tersebut datang, hanyalah diam yang sanggup menemani sunyi. Diantara gemerisik desau angin dan gerimis, kemudian termenung dalam temaram lampu teplok.
Sebentar lagi kunangkunang akan datang menemani, bersama dengan gerombolan temantemannya. Membawa suasana senyap menjadi lebih bercahaya. Melihat mereka bercengkrama dengan malam, serta bunyi jangkrik. Sungguh membuat iri.
Bercahayalah terus, teman! Karena cahayamu membahagiakan sekelilingmu.
Mungkin mereka yang pernah merasa hidup, akan selalu terpesona dengan suasana alam yang memang selalu mendukung dan seirama dengan keinginan mahkluk yang ada didalamnya. Saat seperti ini, mungkin hanya sosokmu yang berpendar dalam hati dan menjelma dalam pikiran.
Entah apa yang sedang kau pikir dan lakukan, dibelahan wilayah lain. Semoga pikiranmu tetap menyisakan ingatan tentang sosok mungil yang tidak sabar menunggu kabar tentangmu.
Tersenyum dan kembali tertegun. Hanya itu yang mampu dilakukan.
Saya tidak pernah mengeluh pada saat akhir minggu datang. Entah mengapa, ada saat dimana saya berharap bahwa mereka tidak pernah datang. Tapi, tidak adil rasanya. Mereka yang bersama keluarga akan mengharapkan akhir pekan, jangan pernah berlalu.
Ada saat dimana, hidup terlihat dan terasa tidak adil. Tapi, dilain waktu, sepertinya hidup begitu adil.
Bintang kembali berkedip dalam temaram. Seakan mengerti resah gelisah, yang terasa mencekam malam ini. Terimakasih karena sudah menemani dalam diam, dan mendengarkan suara hati yang berkecamuk. Saya percaya, bahwa alam raya akan menyampaikan rasa hati yang merindu sosok tercinta.
Wahai jagad raya yang luarbiasa,
Tolong sampaikan padanya, jika cinta mencari dan menantinya, selalu.
Dalam setiap detik yang berlalu dalam diam dan tanpa ragu…