Something always brings me back to you.
It never takes too long.
No matter what I say or do I'll still feel you here 'til the moment I'm gone.
You hold me without touch.
You keep me without chains.
I never wanted anything so much than to drown in your love and not feel your rain.
Kau adalah racun yang pelanpelan menggerogoti hati yang rapuh. Hati yang pasrah dan meranggas karena perhatianmu. Hati yang menggebu diawal pertemuan menyambut dahaga selayaknya musafir di padang tandus.
Setiap kecupan bercampur racun cinta, kau berikan setiap detik waktu berlalu. Aku merasakan keanehan pada hatiku, namun tidak pernah menyangka jika hal tersebut adalah racun. Kau berikan adiksi tak terbantahkan pada akal dan hatiku.
Kau berikan rasa gamang, saat kau tak disisi. Kau biarkan debar hangat mengalir hampa. Kau lepaskan pegangan eratmu, tanpa menoleh lagi.
Apa yang harus kulakukan saat ini, tanpamu?
Kamu adalah senyum dikala aku cemberut dan manyun, karena hari yang melelahkan.
Kamu ada tawa yang berdentang, bergaung hingga ke lubuk hati yang sedang gundah gulana.
Kamu hantarkan senyum pada wajah dikala tatapan sunyi bergelayut.
Kamu adalah pelukan hangat disaat tubuh memerlukan asupan serotonin tingkat tinggi.
Kamu adalah segala ada dalam duniaku, disetiap saatku dan detik berlalu...
Terimakasih atas hadirmu dikala ada dan saat tiada pun...
...kamu terasa
Foto diambil dari sini
Saya sedang kebetulan bertugas di sebuah apartemen di bilangan selatan Jakarta. Melihat pemandangan polusi kabut mengambang di atas horison. Membuat saya ingin mengabadikannya.
Dengan kaki bergetar, saya beranikan diri pelanpelan melangkah menuju pinggir balkon. Lalu, mencoba mengambil gambar ini, kemudian saya berpikir lagi. Betapa menakjubkan pemandangan malam hari dari atas sini. Selanjutnya, dalam benak saya malah terlintas adegan film Spiderman yang sering sekali terjun dari pinggiran gedunggedung tinggi.
Saya bergidik kemudian mundur teratur, menjauh dari tepian pembatas.
Buat saya, lebih baik memiliki rumah dengan pekarangan besar dan menginjakkan kaki di Bumi pertiwi, dibandingkan tinggal dalam kotak beton besar tanpa tanah untuk berpijak.
Call me old fashioned, but that's just me.
Kamu sendiri, gimana?
Saya baru saja mengenalmu. Melalui seorang teman lama yang iseng. Kamu hadir dalam daftar pertemanan di Blackberry saya.
Seperti yang sudahsudah saya tau, teman saya itu selalu punya maksud tertentu jika mengenalkan seorang lawan jenis. Entah mengapa, kali ini saya pasrah dan tidak banyak bertanya. Mungkin karena saya juga lagi iseng meladeni keisengannya. Mungkin juga saya butuh teman baru yang bisa diajak bicara, tentang apapun.
Hadirlah, kamu.
Kamu tidak mengisi keseharian saya, tapi melalui potongan obrolan dan juga jenis musik yang kita dengar. Berbagi sedikit potongan jiwa dan hidup, sewajarnya manusia yang baru saling mengenal. Kita pun bertukar informasi. Ungkapan selamat pagi dan selamat tidur pun menjadi bagian kebiasaan kita.
Belahan bumi yang berbeda, membuat percakapan kita terbatas. Jarak sempit dalam rangkaian kalimat terbaca pada layar jendela obrolan. Memungkinkan kita untuk tetap menjaga komunikasi, walau kadang hanya beberapa kalimat tak penting.
Kangen kalian.
Kangen menulis disini.
Perasaan itu membuat saya kembali berada disini. Banyak sekali hal yang terlewatkan, banyak sekali hal yang mau dibagikan. Namun, sepertinya harus menunggu sesaat lebih lama untuk kembali mulai menulis disini. Terlalu banyak kenangan indah nan menyenangkan juga yang seru menyakitkan. Tapi, semua itu bagi saya adalah bumbu dalam hidup yang penuh dengan warna. Hanya kita yang dapat menentukan warna seperti apa yang akan membuat hidup lebih cerah. Walau barisan warna kelabu pasti akan senantiasa ada sebagai penyeimbang.
Harapan.
Entah itu palsu atau hanya mimpi belaka, namun tetap menjadi penguat semua orang yang sedang cemas akan sesuatu. Entah apapun bentuk kecemasan masingmasing dari kalian. Namun, harapan bisa membuat sejarah bahkan legenda banyak orang. Bahkan, ketika kotak Pandora terbuka pun, harapan menjadi bagian terpenting didalamnya.
Harapan menemukan kebahagiaan sejati.
Harapan menemukan secercah kehidupan di padang gersang.
Harapan menemukan jawaban atas pertanyaan dalam hidup.
Jika memang hanya itu yang mampu dilakukan, jangan pernah berhenti berharap. Karena ada saat dimana harapan memberikan jawaban terbaik dalam hidup. Percayalah!
Sekarang, pertanyaannya adalah...
...sejauh apa mampu untuk bertahan dan percaya?
Silakan dijawab sendiri...
:) hope we will have an amazing September!