IT'S FUCKIN'TIME, DARLING

Saya berharap dan tidak akan pernah berhenti. Karena harapan membuat hidup saya semangat, dan kembali berpikir positif. Seperti layaknya semua orang yang merayakan hari Kasih Sayang pada hari ini, saya juga ingin merasakannya. Tapi, partner sepertinya sudah lebih dahulu dipesan sama yang lain. Kadang saya berpikir, bahwa dalam sebuah hubungan keinginan untuk membahagiakan pasangan dan pengorbanan harus seiring sejalan. Jika tidak ada keinginan maka pengorbanan pun tidak dapat dilakukan.


Terlebih lagi, keinginan tersebut harus datang dari dalam hati. Keingingan untuk melihat wajah pasangan tersenyum bahagia, dan matanya berbinar penuh cinta pada saat diberikan kejutan. Bagi saya itu adalah sebuah momen indah dan penting dalam hidup.

Sudah sering kali, saya mengajarkan partner saya untuk bisa langsung melihat apa yang saya lakukan terhadapnya. Bagi saya terkadang mempelajari apa yang orang lakukan terhadap orang lain, jauh lebih berkesan dibandingkan belajar teorinya dan tidak pernah dipraktekkan. Karena, pada dasarnya saya orang yang romantis, saya sering memberikan kejutan pada pasangan saya. Hanya saja, pria memang suka kurang peka terhadap situasi yang seperti ini, terlebih lagi jika dia sudah ‘terbiasa’ diperlakukan seperti itu. Maka, tidak ada lagi yang spesial baginya.

Tapi, buat saya apapun yang dilakukan oleh partner, jika memang itu dari hati dan dengan niat, seculun apapun yang dikatakan dan dilakukan, saya menghargainya sepenuh hati. Mungkin, bisa terharu sampai menangis. Saya berharap suatu saat ada yang bisa membuat saya merasakan hal seperti itu.

Tulisan kali ini, saya khususkan untuk partner saya. Tentu saja, hari Kasih Sayang toh? Tapi, terus terang bukan sebuah tulisan yang romantis..hahaha…tetapi tulisan mengenai harapan. Semoga semua harapan ini dapat terkabul dikemudian hari. Amin.

Baginya, mungkin saya adalah seseorang yang selalu ada pada saat dia butuhkan saja. Seperti jika dia merasa ada yang kurang dalam hidup, baru dia mencari dimana saya. Baginya, mungkin saya adalah pengisi waktu luang yang membosankan, menjadi tidak.

Saya mengerti sekali sejak awal bahwa waktunya tidak bisa sepenuhnya diberikan pada saya, terutama pada momenmomen penting. Dia bukan seutuhnya bisa saya miliki, mungkin selama ini pun yang memberikan status secara penuh, hanya saya saja. Sedangkan, baginya status yang diberikan pada saya hanya sekedarnya. Karena, melalui ucapan dan perlakuan terkadang lebih banyak terlihat seperti sekedarnya, dibanding status yang sesungguhnya.

Saya berharap, jika dia memang suatu saat dia membaca ini, dia bisa menyadari apa yang saya harapkan darinya. Bukan, sesuatu yang besar koq, dan seringkali saya bilang pada orang bahwa saya ‘murahan’ dalam arti gampang dibuat senang. Karena, saya jarang sekali mendapat perhatian dari orang lain terutama mereka yang katanya ‘sayang’ dan ‘perhatian’. Saya berharap, dalam waktu dekat hal ini dapat terbantahkan, saya bisa mendapatkan sayang dan perhatian yang sesungguhnya dari orang yang saya harapkan, tanpa perlu lagi meminta atau memohon dan mencari perhatiannya.

Merengek atau apapun itu, sebenarnya tidak ada dalam kamus saya. Tidak pernah suka mendengar perempuan melakukan hal tersebut. Itu adalah senjata terakhir saya. Tapi, biasanya ujungujungnya saya merelakan perasaan tersebut. Tidak mau ditahan, tapi dipasrahkan.

Semoga suatu saat dia menyadari:
• jika saya juga mencintainya dengan setulus hati;
• jika saya juga pasangannya yang butuh perhatian yang sama
• jika saya juga perempuan yang bisa sedih dan ngambeg
• jika saya juga bisa marah, kesal dan cemburu
• jika saya juga ingin dia mengerti semua hal tersebut
• jika saya juga ingin sekali diajak kencan, bukan mengajak
• jika saya juga ingin sekali dicumbui
• jika saya juga ingin sekali diberikan kejutan manis
• jika saya juga ingin sekali diberikan hadiah
• jika saya juga ingin bercanda mesra tanpa gangguan
• jika saya juga ingin pergi bersamanya, jalanjalan
• jika saya juga ingin dia berkorban waktu, demi saya lebih sering
• jika saya juga ingin bertemu dengannya sesering mungkin

Tapi, biasanya jawabannya selalu ‘tidak mungkin’ atau ‘tidak bisa’ seperti yang saya bilang dari awal, bahwa keinginan dan pengorbanan darinya untuk MAU bersama saya, itu sedikit sekali. Bukan, tidak ada. Ada. Tapi, kemauan untuk mengorbankan waktunya itu yang tidak ada atau malas. *menghela napas* Karena bagi saya, tidak ada yang mustahil, selama keinginan dari dalam hati yang tulus.

Saya mengerti situasinya. Dia sudah berada dalam keadaan yang sangat nyaman. Cenderung monoton malah, menurut saya. Kemudian, saya datang dalam hidupnya. Memberikan segala macam hal yang membuat hidupnya yang teratur, jadi tidak teratur. Kemudian, dia bingung. Bagaimana ini? Apa yang harus saya lakukan? Hahah…situasi yang mungkin pernah ada dulu, tapi sekarang sudah beda bebannya.

Semoga semua harapan saya didengarnya. Kadang, ingin sekali bisa ngobrol tentang hidup, tentang hubungan kita, tentang banyak hal. Tapi, pria memang tidak peka, pulang kerja yang dicari adalah laptop lagi. Atau bermain dengan segala peralatan elektronik yang dikamar, entah nonton TV atau DVD. Selesai itu, ngantuk terus tidur. Ngobrol atau menanyakan apa yang dilakukan pasangan pun tidak. Mungkin, bicara pun tidak lebih dari 50 kata. Lagilagi, saya berusaha mengerti keadaan tersebut. Sedih kadang. Tapi, saya berusaha membiarkan dia dengan ritmenya, tanpa saya harus mengoceh dan protes padanya.

Kemudian kembali berpikir, jika gak diomongin, kapan sadarnya? Hahaha…sepertinya tidak akan. Karena, dia sendiri bilang, dia akan ingat apa yang mau dia ingat. Dan melupakan apa yang tidak perlu. Jadi, berulang kali saya omongin hal yang sama pun, jika dia sendiri tidak punya keinginan untuk merubah anggapan dirinya untuk saya, maka tidak akan pernah terjadi harapan yang saya inginkan.

Tapi, saya PERCAYA sepenuh hati, dengan doa dan kesabaran, harapan saya pasti terkabul. Karena, beberapa sudah terbukti, tidak ada hal yang mustahil dalam hidup ini, jika KAMU PERCAYA! Amin.

Bagi saya dia adalah pria yang sangat beruntung. Pria yang disayang oleh kehidupan ini. Saya hanya berharap dia menyadari hal tersebut dan belajar untuk lebih sering bersyukur. Pria yang tampan, senyum yang memesona perempuan, teman yang perhatian, pacarpacar yang mencintainya, orang tua yang harmonis, kerjaan yang bagus dan kehidupan yang luarbiasa. Semoga dia menyadari hal ini secepatnya. Karena, waktu tidak akan pernah kembali, setiap detik yang terbuang jadikanlah ucapan syukur atas karunia terindah yang sudah diberikan.

Sayang, kamu adalah pria yang luar biasa, jangan memandang rendah dirimu sendiri, dan jangan biarkan orang lain bicara sebaliknya. Aku mencintaimu hingga saat ini, walaupun…

Itu adalah bukti bahwa kamu memang luarbiasa!

Happy Fuckin'time and Vagina Day, Darling!

Te Amo :*
MWAH!


Share:

2 comments

  1. posting yang bagus,salut atas postingnya yang sampai pada akhir kata saya baca,jujur saja saya belum mengerti ini fiksi ataukah nonfiksi. Meski dalam hati saya berdo'a semoga saja ini fiksi.

    Andai ini memang apa yang anda rasa,alami dan jalani, saya cuma bisa berkata anda orang yang hebat. Terima kasih.salam kenal

    BalasHapus
  2. @ahmadfauzi,
    wahh..terimakasih sekali! Saya tidak tau bahwa blog ini masih bisa 'hidup' dan ada yang berkomentar lagi :)

    Sudah lama rasanya tidak ada yang mampir untuk berkomentar...

    Fiksi atau nonfiksi, silakan dipilih yang enak aja, Mas :) Saya sudah cukup senang dengan komentar yang diberikan...

    Salam hangat!

    BalasHapus