Sepertinya kebiasaan saya menulis rutin di blog ini, sudah kembali. Mungkin sebentar lagi akan lebih sering lagi. Karena saya berniat untuk memiliki perangkat canggih yang sudah lama saya idamkan. Laptop! hahaha..Yeap! Banyak orang tidak percaya, jika saya tidak memiliki perangkat ini.
Tapi, memang itu kenyataannya. Perangkat elektronik paling canggih, hanya kipas angin dan telepon genggam saya.
Buseeeddd, hareee genneeee...gak punya laptop? Hehehe...well, banyak hal yang menjadi kebutuhan, dan LEBIH penting. Membuat keinginan saya jadi tertunda. Saya adalah tipikal orang yang membeli dengan pemikiran, jika memang barang itu setidaknya BERHARGA. Dan bisa dipakai dalam waktu yang cukup lama, bukan seperti layaknya membeli baju atau makanan. Itu pasti beda lagi.
Loh? Ceritanya jadi berantakan nih. Maaf, emang sengaja sih. Biar gak sesuai sama judul. hahaha...sebenarnya ini, bukan kebiasaan saya menulis tentang objek tertentu, terutama tentang orang. Kali ini, saya sendiri menyadari, jika saya kembali menulis akan dia. *malu*
Blog ini bukan khusus buat bercerita tentang dia, tapi tentang ruparupa hal yang terjadi dalam hidup. Yang menarik dan tidak, tapi berharap bahwa akan selalu ada hal menarik dalam hidup yang sebentar.
Akhirnya, saya hanya mau bercerita bahwa sebuah telepon kejutan membuat jantung saya berdetak lebih kencang, dan membuat saya curiga. DIA MENELPON DI AKHIR PEKAN. Melihat fotonya terpampang pada layar telepon genggam membuat saya kaget luar biasa. Bukan kebiasaan, tapi membuat hati bergetar.
Terimakasih atas kejutan luarbiasa yang sudah membuat jantung saya tidak berhenti, tapi berdetak lebih kencang dari biasanya. Hingga sekarang, dan semoga akan selalu ada kejutan menyenangkan seperti ini, selalu...Terimakasih sudah memberikan insprirasi buat saya untuk menulis kembali...
Kamu memang selalu bisa membuat saya tersipu malu, entah bagaimana pun caranya...I feel like Seventeen again, everytime you're near...
MWAH! love you, diggy!
I believe there's a hero in all of us, that keeps us honest, gives us strength, makes us noble. And finally gets us to die with pride. Even though sometimes we have to be steady and give up the thing we want most, even our dreams.
Jika saya boleh berandai dalam hidup, maka akan banyak sekali khayalan yang tertumpah. Salah satunya adalah kamu. Sosok khayalan dalam hidup yang sederhana. Sosok yang tidak pernah terlintas bisa menjadi kenyataan. Boleh dibilang, Kamu adalah Pinokio saya. Masih ingat cerita tentang Pinokio, bukan?
Dalam dunia khayal di kehidupan nyata, yang sedang saya alami sekarang. Kamu, adalah lelaki impian. Boleh saja besar kepala, tapi saya yakin kamu sudah terbiasa dipuja oleh saya. Memang itu sudah menjadi sebuah kebiasaan 'buruk', menurut sebagian teman yang mengenal siapa saya. Tapi, namanya kebiasaan tidak gampang dirubah.
Bukan saya tidak pernah mencoba. Hanya saja, seiring berjalannya waktu akan kembali pada pola dasar saya.
Apakah salah jika memanjakan seseorang yang disayang? Tidak, sama sekali. Hanya saja, porsinya. Itu jawaban mereka yang biasa menasehati saya. Oh well...*nyengir*
Keras kepalakah saya? Mungkin. Tapi, selama saya merasa apa yang dilakukan adalah positif, mengapa harus dihilangkan? Itu sudah menjadi salah satu karakter saya. Jika memang ada yang merasa bahwa yang saya lakukan tidak baik, mungkin itu bukan masalah saya. Ya toh? Itu masalah mereka yang berpikir atau merasa seperti itu. Tapi, saya benarbenar menghargai pendapat mereka. Saya tau mereka sayang pada sosok mungil ini, apa adanya.
Terimakasih temans atas segala hal yang membuat saya semakin bertumbuh, setiap saat..mwah!
Sedangkan buat kamu, sepertinya cerita saya tidak akan pernah habis. Semua orang akan tampak dan bertingkah bodoh pada saat mereka jatuh cinta. Begitu pun saya. Mungkin, banyak yang bilang kelewatan. Begitu pun kamu yang berkata, bahwa saya senang menyakiti diri sendiri. Mungkin pendapat mereka dan kamu benar, dan saya keras kepala. Tapi, hati saya tidak bisa bohong. Saya tidak terbiasa untuk berbohong, ada yang aneh rasanya.
Karena pada dasarnya, tidak ada orang yang suka dibohongi. Siapa pun itu. Bukan berarti tidak pernah loh! Pernah banged. Tapi, berusaha dilakukan seminimal mungkin...bahkan berusaha untuk lebih banyak menabur kejujuran. Bukan untuk orang lain, tapi untuk ketenangan batin.
Seringkali saya berpikir wajar saja, jika sosok boneka kayu menjadi hidup. Banyak hal yang belum pernah dilakukan, dan penasaran untuk mencobanya. Begitu pun dirimu. Pinokio pun tidak luput dari godaan itu. Apalagi dirimu? Tapi, terus terang semua punya batas toleransi dalam menghadapi setiap individu yang hadir dalam hidupnya. Begitu pun, saya. Hanya saja, karena tingkat toleransi dan rasa cinta juga kebodohan bisa berbeda tipis, saya selalu bisa menaikkan kadar toleransi itu. Entah bagaimana caranya. Terdengar bodoh bukan?
Maaf, tapi inilah saya.
Wahai kamu, tanggung jawablah! Sudah membuat saya seperti ini. *terbahak* naaaaaa...bukan koq. Tidak akan pernah menuduh siapapun. Dari awal, ini adalah salah satu pilihan hidup yang tidak akan pernah saya sesali sedikit pun. Saya memang serius menyayangi kamu. Siapa pun dan bagaimana pun kamu akan menjadi. Tidak akan ada penyesalan. Semoga begitu pun dengan dirimu.
It's my own problem strapping myself into the time bomb. It's ticking now. Just hoping, the clock somehow stuck. So, it doesn't have to blow at the end.
Thanks for hanging here with me now. I appreciate your presence very much, even I'm living in a dream. At least, I have you within mine...
PS: Ai Ni, Wo Te Ai Ren, Diggy
Xie xie ni te ai...
Saya selesai menangis pada saat menulis ini. Entah mengapa jadi tertular untuk menangis. Tadi siang padahal baru saja menenangkan seorang teman yang sedang bersedih. Saat seperti ini, memang tidak ada yang bisa menenangkan hati dan pikiran kita. Kecuali diri sendiri. Hanya berpaling pada Yang Esa, biasanya bisa menenangkan, itupun terjadi pada sebagian orang.
Sedih rasanya pada saat ada orang menuduh, tanpa alasan yang jelas. Dan orang tersebut menghindar tidak dapat di klarifikasi kebenarannya. Hanya pembicaraan antara dua individu yang berbeda karakter. Sedangkan yang lain cemburu akan hal yang belum jelas. Entah mengapa, saya sepertinya mudah terjebak dalam situasi seperti ini. Saya bosan. Jadi orang yang dicemburui atau ada yang sirik. Hanya karena saya berusaha menjadi diri sendiri, terutama dari teman sendiri atau dari istri orang lain. hiks.
Ada saatnya koq, pada saat saya ingin menjadi sosok orang lain. Dan juga sebagai manusia, saya sadar bahwa saya juga pernah merasa seperti yang orangorang itu rasakan pada saya. Tapi, pada porsi yang berbeda tentunya. Saya menyadari sekali perasaan itu, tidak baik bagi diri saya. Antara menyadari dan tidak, tentu saja 2 hal yang berbeda. Ada yang pernah bilang, lebih baik sadar diri sedang merasakan apa, sehingga bisa tau apa yang akan diperbuat. Dibandingkan tidak tau apapun sama sekali, walaupun bisa merasakan...
Maaf, buat kamu yang sekarang sedang merasakan hati yang panas, hanya karena kesalahpahaman. Kami berjanji untuk memulihkan hubungan ini lagi. Karena sepertinya tidak seru jika hanya karena salah cara pandang, trus kita jadinya memendam rasa tidak enak. Saya tidak punya banyak teman perempuan yang seru. Sehingga jangan jadikan hal tersebut beban bagimu. Saya berharap dengan menjelang hari yang baru, hatimu bisa lebih tentram lagi.
Saya juga berkata hal yang sama pada hati yang sedang menggebu karena tidak suka dituduh. Sekarang, sudah lebih mendingan. Tidak lagi kepanasan seperti tadi, karena punya perasaan mengganjal itu tidak enak dan tidak baik...
Tidak ada orang yang suka dituduh. Saya yakin kamu juga seperti itu, ya kan? Oleh sebab itu, mari kita perjelas hal ini, semoga secepatnya! Walau pada saat saya selesai menuliskan ini pun, saya pasti sudah lega....:)
Maafkan, jika memang keberadaan saya membuat ancaman bagimu untuk bisa menyukainya. Tapi, bukankah kamu sudah mempunyai orang yang kamu sayangi. Mengapa tidak berbahagia saja bersamanya? Tapi, ya sudahlah. Saya berharap agar kamu bisa berbahagia, dengan siapapun pilihanmu. Semoga yang terbaik yang menjadi pilihanmu...