WHEN PROMISE IS JUST A PROMISE
Ada saat dimana kala sang surya tenggelam aku termenung membuat pikiranku mengembara…
Banyak hal yang terjadi dalam satu hari, terkadang mencoba mengingat tentang hari yang telah menjelang membuat diri ini bisa sedikit introspeksi.
Adakah kesalahan yang dilakukan?
Adakah kesakitan yang dirasa?
Adakah amarah yang terlontar?
Adakah kebaikan yang terbagi?
Adakah harapan yang terkabul?
Adakah hal yang menyenangkan?
Adakah sedih yang terasakan?
Mungkin jika sering melakukan hal seperti ini, jiwa dan diri ini bisa lebih maju lagi untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Mungkin juga malah menjadi orang yang menyedihkan, jika isi kepala hanya penuh dengan pikiran negative.
Tapi seorang sahabat pernah melontarkan pikiranpikiran aneh penuh dengan filsafat, bahwa hidup ini adalah tentang mengumpulkan memori indah. Sempet banyak orang bertanya memang hanya itu? Dan dia mengatakan klo kita bisa ada sekarang hanya berdasarkan segala memori yang dah pernah kita alamin. Dan juga semua pengalaman yang sudah kita alami, semuanya ada dalam benak kita bukan?
Adu argumen tentang hal ini dapat ditanyakan langsung sama orangnya nanti klo memang ada pertanyaan lanjutan yah :D heheh…
Tapi apapun teori tentang kehidupan ini, secara pribadi aku percaya bahwa semuanya sudah digariskan tinggal bagaimana diri menyikapi dan menjalaninya saja.
Kadang memiliki rasa sensitifitas yang tinggi ada enaknya, ada juga tidaknya. Yang paling tidak enak adalah pada saat empati itu terasa sampai kehati pada saat seorang sahabat sedang sedih. Mungkin tidak akan ada yang percaya jika bertemu dambaan hati di dunia maya itu adalah imaji semu, tapi di dunia seperti sekarang ini. Rasanya tidak ada hal yang tidak mungkin. rasa empati yang terasa pada saat seorang sahabat kecewa karena tidak dapat bertemu dengan dambaan hatinya
Katakata indah yang tertulis diakhir ceritanya adalah:
kala janji tak lagi seindah mimpi
mungkin begitu juga yang dinamakan janji tinggal janji. Tapi entah kenapa pada saat jatuh cinta semua itu adalah bagian dari rasa sakit yang dirasakan dalam hati, karena banyak orang yang bilang, jika cinta maka apapun yang dilakukan akan ada rasa sakit, jika tidak maka tidak akan sakit. Tapi ada juga yang bilang, seharusnya cinta itu menyenangkan dan membahagiakan, bukan malah menyakitkan dan mengesalkan.
Entahlah!
Mungkin diantara kalian ada yang lebih tau mengenai hal tersebut? Aku sendiri menjalani keduanya, ada kalanya menyenangkan ada kalanya tidak. Yang paling tidak menyenangkan mungkin pada saat mencoba mendalami karakter pasangan yang berbeda dengan diri kita. Biasanya disitulah timbul gejolak dan penolakan atas sikap dari karakter masingmasing.
Terutama jika sosok tersebut adalah seseorang yang tidak peka dan mungkin sedang belajar untuk mendalami sosok baru dalam hidupnya. Memang susah untuk mengerti orang lain yah?
Kayaknya tidak terlalu susah juga deh, jika memang mau serius untuk belajar mengenal sosok orang lain itu, apalagi kalau memang ada embelembel ’perasaan lain’ :) tapi memang tidak bisa juga mencoba minta bantuan orang lain juga orang tersebut tidak niat untuk membantu, terutama jika rasa malas malah lebih besar dari pada ’perasaan lain’ yang timbul :)
Duh, loe ngemeng apa seh, Mei?
Sepertinya sudah saatnya pulang...
Lelah!
0 comments