Saat saya menuliskan ini, rasanya seperti baru tersadar dari mimpi buruk. Saat terbangun dari kenyataan, bahwa apa yang selama ini saya alami adalah mimpi belaka. Rasanya, tidak dapat diterima sama sekali oleh akal sehat saya. Sudah berulang kali mencoba untuk menarik napas, agar beban hati dan pikiran tidak terlalu penuh, oleh rasa yang aneh ini. Tapi, tetap tidak bisa. Hanya dengan menuliskan ini, dan menuangkannya disini, mungkin bisa sedikit mengurangi beban hati.
Semuanya hanya garagara, artikel yang tidak perlu dibaca, sebenarnya. Namun, entah mengapa, akhirnya memang harus dibaca juga, mungkin agar saya bisa memastikan lagi, perasaan yang selama ini menggantung. Sudah ada pertanda, namun selalu dianggap tiada, karena masih belum mau menerima kenyataan.
Sudah tau, kirakira saya bicara tentang apa? Ya masalah hati lah! Masa perlu diperjelas lagi sih?
Terus terang, saya merasa saya sudah jatuh cinta dengannya, bertahun lalu. Namun, karena masalah dengan jarak, maka dirasa tidak perlu untuk diperpanjang. Kemudian, sejak tahun lalu, entah mengapa kami jadi 'dekat' kembali, dengan adanya perangkat komunikasi yang sudah semakin canggih sekarang ini, jadinya lebih mudah untuk berkomunikasi. Akan tetapi, karena ini pula saya akhirnya semakin sadar, bahwa saya tidak ada dalam 'hidupnya', saya hanya sebagai pengagum no.1 bagi dirinya.
Semuanya hanya garagara, artikel yang tidak perlu dibaca, sebenarnya. Namun, entah mengapa, akhirnya memang harus dibaca juga, mungkin agar saya bisa memastikan lagi, perasaan yang selama ini menggantung. Sudah ada pertanda, namun selalu dianggap tiada, karena masih belum mau menerima kenyataan.
Sudah tau, kirakira saya bicara tentang apa? Ya masalah hati lah! Masa perlu diperjelas lagi sih?
Terus terang, saya merasa saya sudah jatuh cinta dengannya, bertahun lalu. Namun, karena masalah dengan jarak, maka dirasa tidak perlu untuk diperpanjang. Kemudian, sejak tahun lalu, entah mengapa kami jadi 'dekat' kembali, dengan adanya perangkat komunikasi yang sudah semakin canggih sekarang ini, jadinya lebih mudah untuk berkomunikasi. Akan tetapi, karena ini pula saya akhirnya semakin sadar, bahwa saya tidak ada dalam 'hidupnya', saya hanya sebagai pengagum no.1 bagi dirinya.