[JejakkakiKu]
  • Home
    • Submenu
  • About Mei
  • Business
  • Analog Mode
  • Say Hey!

Setelah sekian lama, akhirnya ada juga film yang bisa ditulis disini. 

Film ini seperti layaknya film Leonardo DiCaprio, pasti ada hikmah yang dapat diambil. Selain berbagai macam tayangan yang tidak jauh dari alkohol, pornografi dan tentu saja obatobatan. Tapi, film ini layak sekali menjadi pilihan tontonan yang menarik. Sudah sejak lama, sepertinya jika diperhatikan bahwa film-nya tidak hanya mengandalkan tampang ganteng-nya saja. Namun, ada yang lain. Terlebih lagi jika dia sudah bekerjasama dengan Martin Scorsese dalam pembuatan film-nya sendiri.

Tapi menurut saya, sebagai salah seorang pekerja yang pernah menjadi sales dan marketing. Film ini layak sekali ditonton untuk meningkatkan rasa percaya diri dan juga melatih 'bermulut manis'. Tidak ada salahnya untuk mencoba menonton film ini jika ada kesempatan.

Saya juga memberikan nilai 8/10 


Sial! Sial! Sial! Matt menggerutu sejadinya. Kenapa bisa begitu bodoh ya? Perempuan memang mahkluk menakutkan, jika mereka sudah mulai bertingkah seperti detektif.

Masih tak percaya rasanya bahwa segala hal yang dia sembunyikan dengan baik, akhirnya bisa ketauan. Antara kesal dan malu, Matt berusaha memikirkan soal Astrid. Selama ini memang perempuan itu sudah baik sekali bersikap. Salah satu bukti perempuan bodoh yang mudah dipermainkan. Tapi, Matt tidak menyangka bahwa dia bisa sampai mengorek begitu dalam mengenai rahasia mesumnya.

Kesal sekali rasanya! Kesal karena ketauan, dan juga kesal karena tidak dapat berbuat apaapa lagi mengenai hal itu. Toh, Matt masih merasa bahwa dia tidak rugi sama sekali. Perempuan yang selalu datang padanya, tanpa dia meminta koq. Jadi, apa dia salah jika mencoba mencicipi makanan yang tersedia begitu lezatnya, tanpa harus membayar? Slurp...

Disatu sisi, Matt merasa kasihan pada Astrid. Dia memang diberi status, walau dia tau sekali statusnya itu hanya sementara, dan Matt juga cuma memakainya agar Astrid merasa senang. Dengan memberikan label, dia juga secara tidak langsung mencegah Astrid untuk tidak pergi jauh darinya. Tipikal perempuan ini begitu mudah ditebak. Sekali terkena bius dari Matt maka dia tidak akan pergi lagi. Kecuali jika Matt yang memang menginginkan hal tersebut.

Seru juga sebenarnya, punya mainan. Terdengar begitu jahatkah? Memang, tapi itulah dunia lelaki. Tidak ada yang bisa begitu dalam mengetahuinya, tanpa terjerumus kedalamnya. Jika sudah masuk, maka akan banyak sekali halhal luarbiasa yang ajaib dan tak disangka terkuak.

Keluh. Apa yang harus dilakukan sekarang? Meminta maaf? Percuma rasanya. Semua sudah terjadi. Matt tau Astrid PASTI akan memaafkannya. Hanya saja, rasa percaya itu semakin memudar sekarang. Ingin sekali rasanya, berhenti bermain. Tapi, rasanya masih belum cukup. Masih belum waktunya. Masih seru bermain dan dipuja lelaki lain hebat, bisa memiliki 2 pacar, ditambah selingkuhan dan TTM s. Entah mengapa, rasa itu terkadang benarbenar menyenangkan. Tidak semua lelaki bisa seperti ini, dan beberapa teman merasa bahwa, berteman dengan Matt sepertinya keren!

Lalu, Matt melihat Astrid tampak dari kejauhan, dia berjalan menundukkan kepalanya. Terlihat sendu sekali, pasti dia habis menangis. Keluh. Hmm...susah menghadapi perempuan lagi seperti ini. Ditambah lagi, dia sedang menjadi terdakwa sekarang. Bingung.

“Hai” Matt menghampiri Astrid
“Hei” Sambut Astrid lesu

Matt menggenggam tangan mungil itu. Astrid hanya mampu menatap Matt dengan ragu dan penuh kesedihan.

“Hei, jangan menatapku seperti itu”
“Lalu harus seperti apa?”
“Entahlah” Ujar Matt

“Apakah semua itu benar?” Astrid langsung bertanya. Dia memang tidak pernah basabasi mengenai halhal seperti ini. Salah satu hal yang disukai Matt, sebenarnya.
“Iyah. Semua itu benar”
“Kenapa waktu itu ketika aku bertanya malah menjawab lain. Padahal dengan jelas aku tau, bahwa kamu akan melakukan semua itu!” kata Astrid dengan mata berkacakaca 
“Bagaimana mungkin kamu setega itu sama aku?” Astrid pun mulai terisak “dan kamu juga pernah bilang jika kamar adalah ruang paling pribadi, dan hanya orang yang dekat dan penting saja yang bisa masuk kedalamnya. Berarti dia penting? Dia spesial buat kamu? Gitu?”

Matt bingung menjawab semua pertanyaan, perempuan dihadapannya. Karena sepertinya semua itu memang pernah dia ucapkan. Tapi, entah apa yang merasukinya saat itu hingga bisa membawa perempuan lain ke kamar, ia juga tidak mampu menjawabnya. Mungkin napsu, mungkin biar mudah dan juga biar irit, tidak perlu keluar uang lagi untuk biaya hotel.

“Jawab, Matt!” Astrid mulai tak sabar

“Aku gak tau...”

“Selalu begitu! Setiap kali ditanya selalu jawaban itu yang menjadi tameng. Entah gak tau, atau lupa atau gak ingat.!”

Astrid mulai menangis tersedu. Matt memeluknya erat.

“I'm so sorry for everything” Ia pun mengelus kepala mungil dipelukannya.
“Aku sudah pernah bilang sama kamu. I'm a monster!”

“...and I'm just a fool” tandasnya lagi

“You're indeed a fool...”

Astrid membuatnya bersumpah atas nama jiwa tak berdosa, dari keponakannya yang masih belum terlahir. Bahwa dia tidak akan melakukan hal itu lagi, tanpa melepaskan Astrid terlebih dahulu.

“This is for Katleen, that's her name..” dia mengaitkan jari kelingkingnya.

I am a monster, pikir Matt lagi. Bagaimana mungkin tidak bisa menyayangi perempuan dihadapannya dengan sepenuh hati. Padahal dia begitu tulus mencintai Matt apa adanya. Keluh.

Seandainya saja...
Ia mendengar bunyi telepon genggamnya. Tapi karena sedang tanggung menulis surat elektronik penting, maka dia membiarkannya saja. Hingga berhenti berbunyi. Tidak lama kemudian, dia mendengarnya kembali...

What the...

“Halo” dengan nada tidak suka ia mengangkat, tanpa melihat layar teleponnya.
“Huuu...huuu...nggg...ggg” suara isak tangis terdengar.
“Ehmm...halo?” kemudian baru dia melihat nama yang muncul
“As? Kenapa lagi lo?”

Bukan jawaban yang diterimanya, malah suara tangis yang semakin keras dan sesugukkan.
“As, gini yah! Gue lagi ada email penting. Jadi gak bisa dengerin lo nangis doang. Entar aja telpon lagi klo lo dah bisa ngomong. Okay?! Gue tutup telpon yaahh...mwah!”

Tanpa basabasi Alexis, yang lebih suka dipanggil Alex, pun menutup teleponnya. Sedikit merasa terganggu, tapi kemudian dia kembali menatap layar 17” dihadapannya, dan kembali mengetik.

Sudah hampir sejam yang lalu, Astrid menelponnya. Tapi tidak lagi menghubungi kembali.

Tibatiba terdengar ketukan halus di depan pintu apartemennya. Diintipnya melalui lubang kaca kecil, dan dibukanya.

“Heyyy...” belum selesai dia bicara, tamunya sudah berada dalam pelukannya, dan menangis. Yeap, she's here.

“Udahh...ceeeppp...ceppp” sambil memeluk dan mengusap punggungnya, sesugukkan pun mulai memudar.

“Yuks, masuk dulu” ajaknya, digandengnya Astrid dan diberikannya segelas susu coklat panas. Yang tadi dibuatnya buat diminum sendiri. Semoga bisa sedikit menenangkan.

“Jadi? Ada apa? Klo memang belum bisa cerita, nangis dulu sampe kelar. Gue gak ngerti soalnya klo lo cerita sambil nangis keq tadi itu.”

“Matt...” hanya dengan mengeluarkan satu kalimat itu, mata Alex pun berubah.
“Apalagi sekarang? Apalagi yang dilakukan orang itu buat nyakitin lo ha? Lu emang tolol siy!” si cantik yang terlihat manis dihadapan Astrid tibatiba berubah menjadi nenek sihir bahkan merangkap ibu tiri yang kejam.

“Udah berkalikali gue bilang sama lo. Gak gunaaa, As. Lo cuma nyakitin diri lo sendiri. Gue gak mau lagi tau apa yang dia lakuin tapi lo jangan cengeng keq gini dong!”

Lagilagi Astrid cuma bisa diam menunduk, memang salahnya sendiri. Dari awal dia sudah tau resiko menjalin hubungan dengan Matt, yang notabene pria flamboyan yang tebar pesona selalu.

“Kalo sekarang emang lo kesini, mau minta pendapat gue tentang dia, salah! Salah banged! Gue malah makin gregetan sama lo!”

Sambil memperhatikan Astrid yang duduk dihadaapannya.

“Mau berapa kali lagi sih, As? Gila deh, gue sendiri gak abis pikir sama sekali!”

“Tapi Lex, gue sayang banged sama dia”

“Bullshit! Lu sinting kali yah? Iiiihhh begooo banged siy loo!” sambil menoyor Astrid, ia berjalan ke dapur.

“Lex...” panggil Astrid lagi..

Alex cuma bisa menarik napas panjang. Kembali ia terngiang ucapan salah seorang temannya sewaktu di States. Yang menjadikan dirinya seperti sekarang. Seorang yang cukup bisa diandalkan pada saat semua cara sudah tidak lagi didapat dari teman yang biasanya. Uli, namanya. Memang ada darah Indonesia dari buyutnya, tapi tetap saja setelah beberapa generasi, bahasa Indonesia sudah sama sekali tidak dikenalnya seharihari.

Dia kembali teringat rasa sakit yang ditorehkan pria sialan itu, sekian tahun lalu. Bagaimana dia sama sekali tidak berdaya, lebih baik mati rasanya. Tapi, inilah yang dikatakan oleh Uli, “Human beings are not designed to be monogamous, monoamory. So its fucking bullshit if you're with a man and you expect him to fuck only you. and its fucking bullshit if you tell me you don't wanna fuck some other men. Fucking is not about love its about fucking. its variety. No matter how much you absolutely LOVE spaghetti, every once in a while you want nasi padang or steak or seafood same fucking principle. Bitch can sit in, feel sorry for herself or she can put out and be happy both with him and without him”

Katakatanya memang vulgar sekali terdengar. Tapi, entah mengapa saat itu membangunkan sisi dalam Alex yang tidak pernah dia sangka ada. Sepertinya, itulah saatsaat terakhir dia bertemu dengan Uli, sebelum akhirnya kembali pulang ke tanah air.

“Gini deh...” sambil mengaduk minuman yang dibuatnya tadi, Alex pun keluar dari dapur.
“Sekarang gue tanya apa mau lo sama dia?”
“Pengen disayang aja, gak pengen dia sama yang lain...” ujarnya lagi

Alex pun menarik napas panjang..

“Gini deh, duluuu banged pernah ada temen gue yang bilang, lo gak bisa ngarep klo cowo tuh cuma mau sama lo doank. Dulu gue pernah bilang sama lo juga kan? Soal teori gue tentang klo gue dah nikah gue akan kasih hak veto ke laki gue itu buat cari cw lain?”

Astrid pun mengangguk

“Yang lo bilang gue sinting...?”

Sekali lagi ia pun, mengangguk, kemudian tersenyum.

“Abis siapa lagi yang punya ide segila itu selain lo, Lex?” katanya lagi

“Gue mikir tadinya lo siy, As!” kata Alex sambil tertawa

“Sialan lo, masa gue sih?” katanya ragu

“Dulu lo gak keq gini, As. Ceria, supel, banyak ketawa juga seru!”

Kembali teringat perkenalan mereka di sebuah warnet. Saat itu, sepertinya billing Astrid rusak, jadi tidak berfungsi dengan baik. Sehingga, waktu bayar tidak sesuai dengan yang seharusnya. Tapi, dia dituntut untuk bayar sesuai dengan jam yang dipakai. Disinilah Alex, membelanya.

“Eh mas, klo emang billingnya rusak, benerin! Jangan suruh konsumen tanggung jawab dong!”

Kemudian, langsung menarik Astrid keluar, kemudian mereka tertawa terbahak berdua.

“Alexis, tapi panggil aja Alex” dia mengulurkan tangannya dan menggenggam keras jemari yang disodorkan padanya.
“Astrid, tapi panggil saja As”

Kembali mereka berdua tertawa. Ah, seandainya masa itu terulang kembali.


Astrid menatap nanar layar monitor dihadapannya. Degup jantung berdebar lebih kencang dari biasanya dan mulai tidak beraturan. Demikian juga dengan perasaan yang dirasakannya saat ini, kesal, lega dan sebal. Kesal karena lagilagi Matt menipunya. Lega karena segala mimpi tentang dia dan si binal, terbukti. Sebal karena masih tetap ingin bersamanya hingga sekarang.

Peristiwa yang terjadi dua bulan lalu. Pada saat mereka sedang perang dingin.

Bitch (6/28/2010 8:24:27 AM): Cin, aku mau klarifikasi
Matt (6/28/2010 8:24:36 AM): klarifikasi apa?
Bitch (6/28/2010 8:24:56 AM): hari terakhir kita 4x yah?
Matt (6/28/2010 8:25:02 AM): 4x?
Bitch (6/28/2010 8:25:04 AM): Tol
Matt(6/28/2010 8:25:14 AM): 3x koq
Bitch (6/28/2010 8:25:19 AM): Pas baru sampe
Matt(6/28/2010 8:25:22 AM): di tol, sampe trus subuh
Bitch (6/28/2010 8:25:24 AM): waktu mau bobo
Bitch (6/28/2010 8:25:33 AM): trus mnjlang pagi kan?
Matt (6/28/2010 8:25:40 AM): mau bobo kan ga sampe selesai heheheh

Bagaimana mungkin ada orang setega ini pada pasangannya yah? Jika memang banyak pikiran negatif yang bergumul dalam kepala ini, mungkin itulah tanda bahaya yang diberikan oleh hati sebenarnya. Tapi, terkadang memang susah untuk mau mendengarkan kata hati sendiri.

Matt (6/28/2010 3:14:58 PM): ngomong2 kmu pake pil atau kontrasepsi lain ga sih?
Matt(6/28/2010 3:15:03 PM): aku lupa nanya
Bitch(6/28/2010 3:15:10 PM): Ga pake apa2
Matt (6/28/2010 3:15:18 PM): nanti klo jadi junior gimana?
Matt (6/28/2010 3:15:20 PM): terakhir mens kapan?
Bitch(6/28/2010 3:16:15 PM): Cin, aq nggak tahu cara hitung masa subur
Matt (6/28/2010 3:16:27 PM): hehehehe
Matt(6/28/2010 3:17:57 PM): it’s around 14-20days after your period
Bitch (6/28/2010 3:20:22 PM): Wahhh
Bitch (6/28/2010 3:23:45 PM): pas dong klo gitu?
Matt (6/28/2010 3:24:21 PM): aku lupa nanya
Matt (6/28/2010 3:25:46 PM): main keluarin didalem aja saking enaknya *blush

Dari awal Astrid sudah pernah bilang sama Matt, kalau dia tidak bisa menipunya. Pasti ketauan. Saat itu, Matt pun bilang bahwa tidak ada lagi yang perlu disembunyikan dari Astrid. Mungkin, yang menjadi pemikirannya saat itu, tidak mungkin hubungan ini akhirnya akan mempunyai status yang jelas. Bukan status tempelan yang biasa digunakan. HTS atau TTM, misalnya.

Bukti yang terpampang dihadapannya membuat Astrid terdiam. Tidak mampu berbuat apaapa. Itu sudah terjadi, dan entah mengapa hanya kelegaan yang dirasakan saat ini. Bahwa, memang apa yang dimimpikan begitu jelas terlihat, keduanya bercinta bagaikan binatang didalam mobil mesum itu. Kenyataan kedua yang lebih tidak bisa diterima adalah, bahwa benar Matt pernah mengundang perempuan lain tidur di ranjang cinta mereka. Hal ini lebih menyakitkan dibanding mengetahui tentang pergumulan mereka.

Padahal pertanyaan pun pernah terlontar. Memang Matt selalu menjawab pertanyaan Astrid dengan jawaban tidak langsung. Tidak pernah ada jawaban langsung yang didapat, jika memang menyangkut hubungan antar pribadi mereka. Entah mengapa. Tapi, semakin tidak menjawab langsung. Maka Astrid pun semakin yakin, bahwa memang ada yang disembunyikan oleh pria itu.

Saat ini, Astrid hanya mampu merenung dan kontemplasi kembali. Dia memang sudah tau, pria seperti apa yang dipacarinya. Dan semua pengalamannya dengan kaum perempuan. Tapi, saat dia tidak jujur itu lebih menyakitkan. Memang, tidak akan ada orang yang jujur pada saat ditanya dia selingkuh atau tidak. Namun, mengetahui hal ini, secara tidak langsung juga membuatnya lega. Seperti mengatakan You’re busted, man!

Bodoh memang! Masih mencoba untuk menjalin hubungan dengan pria yang lebih menyukai perempuan yang sudah punya pasangan untuk digoda. Atau lebih menyukai tantangan dengan menggaet perempuan lain lewat forum dunia maya. Hingga sekarang, jika pria berkata tidak bisa mengerti perempuan. Maka, Astrid hingga sekarang pun tidak bisa mengerti dunia pria yang satu itu. Bagaimana mungkin bisa mendapat kepuasan bermain dengan perempuan bayaran?

Padahal si binal yang bermain bersama Matt, adalah cerita dari masa lalu, yang kembali terulang. Tapi, memang dasar keduanya memang harus digaruk, biar gak gatel lagi. Bagaimana mungkin, dia bermain tanpa pelindung sama sekali? Tidak pernahkah terpikir dikepalanya bahwa dia juga bisa menulari penyakit? Perempuan itu jelas sudah punya pria lain, dan Matt juga. Tidakkah dia bisa berpikir akan menulari Astrid juga?

Astrid juga bukan tutup mata dengan kebutuhan ragawi Matt yang satu itu. Tapi, tetap saja, bagaimanapun dia melayani Matt, jika pria sudah bosan. Maka, akan selalu ada perempuan lain dalam hidupnya. Jika, memang ini kesalahan dari Astrid maka Matt juga salah. Karena mereka jarang sekali berkomunikasi. Semua perlu variasi dalam hidup. Tapi, jika memang harus ada perempuan lain. Astrid pun pernah berkata pada Matt, lepaskan dia lebih dahulu dari status pacar. Maka, dengan senang hati dia akan pergi mengganggu hidup Matt.

Entah mengapa, Matt tidak pernah mau berkata seperti itu. Dia, lebih memilih Astrid yang memutuskan hal tersebut. Memang, monster yang licik yang patut diacungi jempol. Banyak teman pria yang salut padanya, dan mau belajar darinya. Mungkin, suatu saat dia bisa membuka kursus membohongi pasangan, dengan berbagai cara…

Kangen atau rindu. Hanya dua kalimat itu dalam Bahasa Indonesia populer yang biasa dipakai oleh orang banyak. Dalam Bahasa Inggris diterjemahkan menjadi miss · [verb] feel or suffer from the lack of; "He misses his mother" sebuah rasa atau kehilangan yang sangat. Itu adalah yang diterjemahannya. Kehilangan. Hilang. Saya kehilanganmu. Itu adalah arti dari kalimat I miss you, pada Bahasa Inggris.

Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi; aku merindukanmu, atau aku kangen kamu. Hanya itu. Entah mengapa terasa lebih dramatis diterjemahkan dalam bahasa Inggris yah? Karena rasa kangen adalah ungkapan rasa kehilangan yang dialami seseorang terhadap seseorang atau sesuatu.

Jika diminta untuk menelaah saya tidak bisa. Karena saya tidak pernah mendalami bahasa seperti Mas yang satu ini. Dia memang mengecap bangku kuliah dalam hal bahasa. Terlihat sekali dalam rangkaian tulisan dia bukan? Dia mampu membuat setiap kata menari dengan begitu indah di hadapan para pembacanya.

Terus terang saya salut. Pemilihan kata dan kalimat yang tertata dan teratur dengan rapi, membuat pembaca tidak lelah menelusuri setiap aksara yang tercipta. Saya merindukan tulisannya.

Memiliki rasa kangen itu benarbenar seru yah? Sebuah rasa yang hanya dapat diceritakan pada orang yang pernah mengalaminya. Tidak dapat dikatakan. Hanya dapat dirasakan dan diungkapkan pada waktu yang pas secara langsung.

Rasa yang aneh. Mungkin, itu reaksi mereka yang tidak pernah merasakan perasaan ini. Rindu. Kangen. Terhadap seseorang atau beberapa orang. Terhadap benda atau suatu hal. Ternyata memang rasa yang aneh. Bukan rasa yang dapat terkecap lidah. Tapi rasa yang membuat hati berdenyut dan bergetar.

Pernahkah kau merasakannya, teman?
Luarbiasa, bukan?

Ungkapkanlah rasa dalam hatimu. Jangan pernah kau tahan dan pendam. Karena tidak baik baik kesehatan jantung, pusat kehidupanmu. Pelan tapi pasti katakanlah dengan gayamu. Dengan sikapmu dan dengan ciri khasmu sendiri. Jangan minta bantuan orang lain untuk mengungkapkannya. Ajarkan dan latih dirimu sendiri.

Jika memang bunga dan para penyair dalam surga dapat membantu. Mintalah bantuan mereka. Saya percaya dengan senang hati mereka akan membantumu. Ungkapan rindu yang tak tertahankan dapat menjadi penyakit. Entah apapun penyakit malarindu itu, tapi susah sekali disembuhkan dengan berbagai macam bantuan campuran kimia yang beredar di pasar bebas.

Mungkin, siapapun atau apapun itu, dapat menghargai usahamu. Jika minta bantuan bunga berarti memberitahukan padanya bahwa bagian dari dunia ini juga punya rasa rindu pada dirinya. Apalagi kau? Ya toh?

Jika akhirnya kau putuskan untuk meminta bantuan para pujangga dari surga, berarti tidak ada lagi batasan dalam dirimu untuk berusaha. Hingga rela mengganggu mereka dari dalam kubur demi dirinya. *waduh!*

Luarbiasa memang!

Tapi apa yang dapat saya lakukan pada saat saya merindu?

Saya hanya mampu bercinta dengan aksara. Berharap dia yang saya rindukan mengerti apa yang saya rasakan. Tidak. Tidak dapat diungkapkan secara langsung. Karena ini adalah rasa terlarang. Hanya mampu terangkai disini. Jangan ceritakan pada dunia lain. Hal ini hanya dapat terungkapkan disini.

Rindu terlarang redface

Itu adalah rasa paling luarbiasa yang pernah dirasakan oleh siapapun. Tak tertahan dan tak terucapkan. Hanya mampu memandang dan tersenyum. Terlampiaskan melalui untaian doa dan tarikan napas panjang.

Jika kau mengira ini adalah tentang dirimu. Ini memang tentangmu. Iya. Kamu!

[Selasa, 24 Juni 2008]

Sudah sejak lama aku pindah di gedung baru ini, tidak dapat lagi menikmati perempuan senja yang selalu menjadi pelega rasa jenuh harian menjelang sore. Entah dimana dia sekarang. Masihkah dia termangu di boulevard itu setiap senja? Sudah hampir 2 bulan, sejak terakhir kulihat senyum manisnya.

Terus terang aku merindukan sosoknya. Kepulan asap rokok yang dihisapnya, membuatku pernah berharap bisa menjadi rokok-rokok itu. Aku ingin dihisapnya. Hingga lepas jiwa ini dari raga pun aku rela. Entah sejak kapan, rasa ini begitu membuncah. Namun, seiring berjalannya waktu, dan kesibukan yang menjerat. Aku terlupa. Pada sosoknya, pada senyumnya dan juga pada rasa yang ada dalam hatiku.

Pada senja kali ini, aku kembali teringat akan rasa waktu itu. Ada apakah gerangan? Bahagiakah dirimu, perempuan? Terus terang detik ini aku merindukan tawa manismu. Pernahkah kamu merasakan rasa rindu yang tak terperikan? Aku hanyalah Pria Angin yang hanya bisa berlalu dihadapanmu. Maaf, jika saat itu aku pernah memberikan asa pada sosokmu. Walau hanya sesaat, aku pun ingin sekali merengkuhmu dan tidak kulepaskan lagi. Even only for one night with you. I’m sure its going to be an unforgettable moment.

Sekarang di tempat ini, sepi. Tidak ada lagi pemandangan seperti waktu lalu. Dinding kaca tempatku melamunkan dirimu dan menatapmu dikejauhan sudah digantikan dengan tembok dinding yang dingin. Sedingin angin buatan yang tertiup mesin pendingin. Tapi, tahukah kau? Sedingin apapun hawa yang tercipta, tak mampu kalahkan dingin malam alami yang tercipta, setelah sore itu kita bertemu. Malam itu kota ini diguyur hujan dengan lebat. Guntur meraung dan kilat berteriak bergema di seluruh jagat raya.

Ternyata hujan itu adalah pertanda. Karena esok hari aku mendengar kabar bahwa kantor ini akan dipindahkan ke gedung yang baru. Maaf, perempuan senja. Jika masih ada sumur di ladang tandus, maka kita PASTI akan bertemu kembali. Jangan lupakan aku, karena hingga saat ini sosokmu tetap terpatri dalam memoriku. Hangat genggaman tanganmu, senyum manis yang tersungging.

Ahhh! Aku merindukanmu. Sial!

Malam ini, hujan kembali mengguyur. Membuatku melamun akan dirimu. Teringat kembali akan sore pertemuan kita. Kepulan asap rokok tidak mampu mengusir ingatan akanmu. Tidak untuk malam ini, sepertinya. Bayanganmu hadir begitu lekat dalam benakku. Sepertinya aku kembali meretas dalam dingin malam. Hanya bayanganmu dan ingatan akan suara tawamu, menggema dan menusuk hingga sanubari terdalam. Rasa itu lebih dasyat dibandingkan udara dingin yang terbawa angin malam.

‘Maaf, Pak. Sudah mau saya kunci’ seorang juru kunci datang mengganggu lamunanku.

‘Oh, silakan duluan, Pak. Saya punya kunci. Masih ada yang harus saya kerjakan’ ujarku padanya.

‘Baiklah. Selamat malam, Pak!’

‘Malam’ balasku

Kembali kutatap meja kerjaku dan layar monitor dihadapanku. Tiba-tiba keinginan untuk tetap dikantor ini lenyap. Hilang bersama berlalunya sang juru kunci tadi. Ingin rasanya memanggilnya kembali. tapi, sudahlah. Sepertinya dia lebih butuh pulang untuk istirahat ditengah hujan badai ini, dibandingkan diriku yang tiba-tiba lelah karena hadirnya ingatan akan seorang perempuan di suatu senja yang indah.

***

Jangan berhenti mencintaiku,
Meski mentari berhenti bersinar,
Jangan berubah sedikit pun,

Di dalam cintamu, kutemukan bahagia..

- Jangan Berhenti Mencintaiku - Titi Dj -


Percintaan yang begitu menggebu. Walau semua tulang sudah berderik kecapaian, tetap saja tidak menghalangi. Nama yang tersebut diantara lenguhan panjang. Teriakan yang tercekat di leher. Pria pun ikut melenguh.

Napasnya masih terengah disebelahku. Peluhnya membasahi hampir sekujur tubuhnya. Tatapan mesranya membuatku berpikir. Apakah yang ada dibenaknya, saat ini? Senyum yang terkuak. Aku tak pernah tau apa maksudnya.

Perasaanku melebur dalam segala rupa. Dalam erangan penuh cinta dan wewangian tubuh yang menguap. Cinta terbagi.

Aku hanya menginginkanmu, Pria

Dalam setiap tarikan napas yang tak disadari, kau selalu hadir. Pernah kah kau juga menyadari kehadiranku dalam setiap harimu. Pada saat kau sibuk bekerja, ditengah keramaian, dan keruwetan hal yang terjadi disekelilingmu?

Kadang aku hanya mampu berharap. Masih bolehkah?

Pada saat bulan tersenyum dan awan berdansa bersama gemintang, adakah aku dalam benakmu?

Matamu kembali terpejam. Tanganmu tetap memelukku erat. Gelisah ini hanya kusampaikan pada angin berdesir yang lewat, melalui kisi-kisi jendela kamar, terbawa oleh tiupan kipas angin. Entah kemana.

Semoga apa yang menjadi gelisahku tidak menjadi gelisahmu. Malam ini, aku hanya ingin menikmati hembusan nafasmu, disampingku. Merasakan kulit polosmu menyentuh badanku. Peluh yang meleleh oleh hawa panas. Hanya rasamu, malam ini. Itu sudah lebih dari cukup.

“Aku mencintaimu, Pria” bisikku pelan

Dan dalam pelukan eratnya, aku pun terlelap.

Wahai Pria, maukah kau mendengarkan ceritaku? Cerita yang tidak masuk akal, mungkin. Tapi kau mau kan mendengarkanku? Dia tersenyum mendengarkan permintaan anehku.

Taukah kau, Pria? Bahwa ada batu yang bisa menangis? Iya. Batu menangis. Aku juga tak tau tadinya, ada batu yang bisa menangis. Tapi tadi malam aku membaca buku itu, dan dari sanalah aku tau cerita ini. Jangan tertawa dulu. Dengarkan saja aku.

Sudah sejak lama ia termangu di sebuah pulau terpencil. Yang hanya ditinggali oleh seorang Permaisuri dan putrinya. Seorang Permaisuri cantik yang membuat bintang dan bulan tersenyum dibalik awan. Ia menjadi saksi bisu keceriaan dan kesedihan mereka. Seorang Permaisuri dan putri yang terbuang dari negaranya sendiri, dan terpisah dari cinta. Cinta yang menggelora dan penuh dengan getar rindu yang meraung.

Hingga batu pun menangis…

Kadang kala ia hanya mampu melihat Permaisuri duduk termenung di tepi tebing itu. Sambil memandang debur ombak dikejauhan. Matanya penuh dengan binar rindu dan harapan. Kadang dipejamkan matanya dan seperti sedang memohon sesuatu. Lalu, dia berbisik hanya pada angin yang bertiup kencang dari bawah tebing, membumbung ke angkasa.

Tersampaikankah permohonannya?

PRIA! Mengapa kau memejamkan matamu? Ceritaku membosankan kah? Kembali dia tersenyum. Tidak, sayang. Aku hanya mencoba meresapi ceritamu. Bah! Aku tau jika dia bosan mendengarkan ceritaku. Tapi, tak mengapa. Toh, dia masih tetap disini, mendengarkan celotehku! Selalu.

Permaisuri itu sudah menunggu hampir seribu tahun atau sepuluh ribu tahun, katanya. Wah, aku tak menyangka ada yang bisa hidup selama itu. Tapi, ternyata itu hanya bahasa kiasan yang dipakainya. Dia sedang menunggu Raja, menjemputnya. Entah kapan, tapi dia percaya, bahwa Raja akan menjemputnya.

Hingga pada suatu malam, saat bintang tak berkelip. Namun, bulan menampakkan diri dengan gagahnya. Seperti ingin menyampaikan suatu pesan. Angin menderu dengan tegas, namun terasa lembut menghembus.

RAJA TELAH DATANG!

Sang Putri kebingungan, melihat Permaisuri menundukkan wajah dengan hormat. Sosok dihadapannya sungguh tampan dan besar. Tapi mengapa wajahnya sedih? Mengapa Permaisuri meneteskan airmata?

“Permaisuri…ku..”

Akhirnya bisa kusebutkan dengan bibirku, dan kurasakan kembali harum wewangian cinta darinya. Raja memeluknya erat.

“Permaisuriku…”

Lalu, Raja melihat Tuan Putri. Memeluknya erat…

“Putri..ku”

Akhirnya…

Setelah seribu tahun dan sepuluh ribu tahun menanti. Hari ini datang juga, disaksikan oleh bulan yang tersenyum gagah, dan gemintang yang tibatiba bersorak ramai, memenuhi angkasa raya.

Batu pun kembali menangis. Kali ini penuh kebahagiaan, mendengarkan cerita yang dibawa oleh angin bertiup dari pesisir pantai ke tempatnya.

...Selesai...

Aku selalu senang cerita dengan akhir penuh kebahagiaan.

Pria sudah terlelap disampingku, napasnya sudah begitu teratur. Ahh…belaian sayang pada rambut halusnya, dan kecupan ringan pada bibirnya. Membuatku ingin masuk dalam pelukan hangatnya. Selimut yang tak teratur akan menutupi kami, lagi. Menikmati malam hangat dan dingin. Kudekati kehangatan itu, dan otomatis tangannya memelukku masuk kedalam dunia mimpinya.

Selamat bermimpi, semuanya…

=====

Have a wonderful weekend, darlings!

Don’t go far off, not even for a day,
because –
because — I don’t know how to say it:
a day is long and I will be waiting for you,
as in an empty station when the trains are parked off somewhere else, asleep.

Don’t leave me, even for an hour,
because then the little drops of anguish will all run together, the smoke that roams looking for a home will drift into me, choking my lost heart

Oh, may your silhouette never dissolve on the beach; may your eyelids never flutter into the empty distance.
Don’t leave me for a second, my dearest,

because in that moment you’ll have gone so far
I’ll wander mazily over all the
earth, asking,
Will you come back? Will you leave me
here, dying?

-Pablo Neruda-

Jangan pergi jauh, sayang. Walaupun untuk sehari. Karena, aku tak tau bagaimana harus mengungkapkannya. Hari semakin panjang dan aku menantimu, seperti layaknya stasiun kosong dengan keretakereta yang terdiam, seperti sedang tidur. Setelah lelah menunggu penumpang yang .akan datang, tapi tak kunjung juga ada. Hanya segelintir penjual asongan yang duduk dan tertidur. Beberapa orang ikut berteduh didalam gerbong yang sejuk karena terik matahari terlalu menyilaukan mata.

Kondisi gerbong yang kosong itu seperti hatiku yang kosong. Jika kau pergi meninggalkanku, walau hanya sehari saja. Susah untuk diungkapkan dengan katakata yang terangkai indah, sayangku.

Masih ingat tentang malam jahanam itu? Pada saat hujan dan guntur bertalu seakan tidak merelakan kebersamaan kita yang najis? Airmata tersamar oleh derasnya hujan mengguyur. Hanya teriakanteriakan kita terdengar berusaha melawan kemarahan langit. Pelukan erat yang seharusnya menghangatkan, malah semakin menggetarkan tubuh.

Jangan lagi tinggalkan aku walau hanya satu jam, karena sedikit saja tetes kesakitan akan meluluhkan kita. Semakin lama rasa sakit itu kita tahan, maka akan semakin keropos jati diri kita. Bagaikan asap yang berkejaran mencari tempat yang dapat membawanya padaku, sehingga dapat mencekik hatiku yang sedang kehilangan. Asap itu memenuhi seluruh jalur hisap oksigenku, sehingga tidak ada lagi oksigen yang mampu kuhirup. Aku benarbenar tercekik, tidak mampu lagi bernafas. Terlebih hatiku, tak mampu lagi merasa.

Namun, hanya bersamamu. Semua rasa tak enak akan hilang, lenyap. Aku seperti terbangun dari mimpi panjang yang begitu melelahkan, hingga sekujur tubuhku penuh dengan peluh. Seperti layaknya peluh cinta yang terkuras di tempat tidur yang berderit dan menjerit. Tidak mampu lagi menopang ayunan percintaan kita yang semakin bergairah, setiap hari.

Semoga bayanganmu tidak akan pernah hilang diatas pantai. Semoga matamu tak pernah berkedip dan melayang kekedalaman imaji kosong. Karena saat seperti inilah keindahan itu tercipta. Menatap dalam bola matamu. Bibirmu yang bercerita penuh tawaria, tapi matamu penuh dengan kilau. Membuatku semakin tidak ingin kehilanganmu. Jangan tinggalkan aku, walau hanya sedetik pun, cinta.

Tidak mampu lagi kukatakan tentang rasa yang terungkap dalam hati dan sekujur tubuhku ini. Hanya berharap suatu saat kau mengerti apa yang kurasakan. Terkadang, kamu bisa mengungkapkan apapun tanpa sepatah kata terucap. Ciumanmu tanda kau hadir dalam hidupku setiap saat...

Dan jika pada saatnya kau akan pergi jauh, maka aku akan berjalan kebingungan mencarimu diseluruh dunia ini, seperti pesawat yang kehilangan arah. Dan bertanya akankah kau kembali? Karena sudah pernah ku katakan padamu, jauh sebelumnya. Kau adalah hidupku. Jika kau pergi maka lebih baik aku mati dan meninggalkan semuanya. Karena tidak adalagi gunanya aku hidup. Terdengar bagaikan orang bodoh yang sedang mabuk kepayang akan cinta? MEMANG.

Karena kau telah membuatku mabuk. Tegakah kau meninggalkanku disini, setengah mati?


Disadur secara bebas oleh SiMunGiL dari puisi indah karya PABLO NERUDA
Foto diambil dari sini

======

PS: Selamat Ultah Bang Toga, hanya sepenggal puisi dan saduran yang bisa diberikan sebagai hadiah untuk hari bersejarah dalam hidupmu. Semoga segala sesuatu yang terbaik selalu hadir dalam hidupmu yang penuh dengan warna warni cinta sejati..

Aku mendengar daun berdesir mengatakan tentang cinta, pada angin yang berlalu. Entah apa yang membuat angin hanya berlalu tanpa jawaban...

Terperangah bukanlah kata yang tepat jika kehalusan perasaan terdengar dalam hati yang lain. Aku hanya mampu menatap indah bulan dan mendengarkan mereka memadu kasih tanpa kata.

Bisikan hati yang sudah terucapkan tidak mungkin dapat terulang lagi. Oleh sebab itu aku benarbenar menikmati malam dalam diam dan mendengarkan alam bicara.

Sayupsayup terdengar dering telepon genggam dikejauhan, dan menjawab...

'Halo'

'Hai sayang, kamu lagi apa?'

'Sedang mendengarkan alam bicara'

'Ha?'

Kemudian aku terlelap dan bercengkrama dengan alam, lagi.

*Tiba saatnya kita saling bicara

Tentang perasaan yang kian menyiksa
Tentang rindu yang menggebu
Tentang cinta yang tak terungkap

Sudah terlalu lama kita berdiam

Tenggelam dalam gelisah yang tak teredam
Memenuhi mimpi-mimpi malam kita




Waktu bergulir dengan diam meninggalkan semua hal yang tidak penting dan penting. Tidak peduli apakah kita sudah menggunakannya dengan baik atau tidak, dia tetap akan berlalu seperti angin dan juga badai.

Badai dalam dadaku masih bergemuruh, entah bagaimana caranya mengartikan gemuruh ini, tapi aku hanya mampu berdiam diri, sampai pada akhirnya gemuruh ini akan reda dengan sendirinya.

Seakan mengerti, jagat raya pun berkumandang menggetarkan langit, bersamaan dengan bergetarnya diriku karena tak sanggup kehilangan dirinya. Tidak pernah terpikir bahwa hari ini akan datang juga, hari tanpa dirimu.

Mungkin inilah yang disebut dengan manusia, kita tidak pernah mengira apapun yang akan terjadi dalam beberapa detik ke depan. Dalam kekagetan, aku hanya mampu terdiam, dan berusaha merelakanmu.

Tidak ada lagi yang mampu kulakukan

Tak lama sesudah itu butiran bening itu jatuh dari langit membasahi bumi, tercium olehku harum tanah basah. Menyenangkan rasanya dapat berdiri dibawah curahan air yang jatuh dari langit, karena mereka menyamarkan mutiara yang jatuh dari mataku...

Bagaikan memutar kembali film yang telah usai ditonton, semuanya kembali bergulir dalam kenangan,

“Tahukah kamu?”
Tanganmu membelai rambutku begitu pelan

"Apa?"

"Kalau kamu itu bercahaya?"

"Aku? Bercahaya?"

"Iyah! Saking bercahayanya, aku kira kamu bintang jatuh"

Aku kembali teringat akan obrolan itu. Membuatku tersenyum memandang langit yang tanpa bintang. Musim hujan sudah datang, cinta. Musim kesukaan ku, apakah kau juga merasakannya?

“Tapi aku juga bisa melihat kamu bercahaya” Kataku tak mau kalah

“Ha? Masa sih?”

“Iyah, keren sekali! Seperti matahari!”

Ia memasang muka sok terkejut, lengkap dengan mulut menganga.

“Hmmm…kalau gitu kamu seperti pelangi yang muncul sehabis hujan”

“Waaa…curanggg…!” Teriak ku sambil merengut manja, kukatakan padanya,

“Tapi kan, pelangi cuma dateng sebentar aja, setelah itu hilang”

“Akh kamu ini, memang gak tau yah? Pelangi dalam hatiku senantiasa bersinar terus loh!"

Memang cuma dia yang bisa dan mampu membuat hatiku bergetar tidak menentu, kadang penuh bunga, kadang hilang dan kemudian tibatiba bergemuruh.

Yang hilang adalah bayanganku,
Yang kering adalah airmataku,
Yang hancur adalah hatiku,
Dan yang pasrah adalah hidupku...



*Duhai cintaku, sayangku, lepaskanlah
Perasaanmu, rindumu, seluruh cintamu

dan kini hanya ada aku dan dirimu

Sesaat di keabadian

Jika sang waktu kita hentikan
dan segala mimpi-mimpi jadi kenyataan

Meleburkan semua batas

Antara kau dan aku, kita



Aku hanya mampu berharap bahwa kita akan tetap senantiasa abadi, seabadi jagat raya yang tetap terus bertahan. Karena jiwa yang sudah mengakar tidak begitu mudah tercerabut hanya dengan kuasa takdir yang tak sejalan. Hanya karena perbedaan bumi yang berputar dan angkasa yang berwarna jingga. Tidak. Bukan hanya karena itu dan hingga sampai saatnya nanti pun, aku percaya bahwa kita akan bersatu kembali.

Biarkan hati dan jiwa kita berkelana mencari raga kita masingmasing, karena wujud yang sekarang tidak akan mampu elakkan takdir yang sudah tergoreskan dalam kitab hidup surgawi. Kepasrahanmu menghadapi gelisah hidup kan selalu menjadi bagian di sanubari terdalam yang tidak akan pernah terkoyak oleh apapun juga. Hanya kau yang mampu melihat kedalaman lubuk yang tak terperi ini.

You know it is love, when all you want is the person to be happy, even if you’re not part of their happiness
[Unknown]



*Judul Lagu: Aku dan dirimu ~ Ari Lasso Feat Bunga Citra Lestari
Foto diambil dari film before sunset & sunrise

PS: Unai, hope you're ok with this one :d
Postingan Lama Beranda

Search this blog

ABOUT AUTHOR

This is Meita’s website and you are in a right place to get to know a little bit more about her. She is a dreamer who likes doing digital marketing and been blogging since 2003. She also loves watching TV shows, and movies. Also, passionate about the world. Graduated from the University of Indonesia majoring in Cultural Tourism, taught her a lot about how great Indonesia – country where she is from – in cultural level. Still curious about her? Find out more here ;)

come find me

Visitors

FEATURED POST

THE WORLD NOWADAYS

Nowadays, we do live in the world where sincere thank yous are rare. Where sorries and apologies are extinct. Let alone, caring for the sa...

THE MOMENTS

  • ▼  2018 (11)
    • ▼  September (1)
      • THE WORLD NOWADAYS
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2017 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2016 (8)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2015 (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2014 (10)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (11)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (5)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2011 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2010 (16)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2009 (12)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2008 (70)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (14)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2007 (108)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (22)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  September (11)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (9)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (8)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2006 (130)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (14)
    • ►  Oktober (14)
    • ►  September (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (21)
    • ►  April (14)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2005 (102)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (10)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (20)
    • ►  April (16)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2004 (82)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (15)
    • ►  Maret (18)
    • ►  Februari (16)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2003 (22)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (7)
    • ►  Agustus (1)

FOLLOW ME @ MEITAWIN

ABOUT ME

Hanya seorang perempuan mungil yang masih terus berusaha meraih mimpi terbaik yang ditawarkan dunia. Lalu, berusaha juga untuk membangun dunia yang lebih baik dari sekarang. Entah bagaimana caranya, tetapi harus mulai dari memperbaiki diri sendiri. Menjadi manusia yang LEBIH baik hingga mempunyai rasa BANGGA terhadap diri sendiri, hingga perasaan tersebut lebur dan akan tetap tinggal tak lekang oleh waktu. Semoga [JEJAKKAKIKU] akan menjadi bagian terindah dalam kehidupan ini. Karena yang tertinggal hanya akan menghilang suatu saat nanti, namun jejak-jejak itu akan tetap membekas dibeberapa tempat yang pernah disinggahi. Meski tak terlihat dengan kasat mata.

POPULAR POSTS

  • LAMUNAN SENJA
    Sudah lama aku termenung di sisi jalan. Di kejauhan terdengar suara terompet kapal di pelabuhan dan decit burung-burung manyar. Kembali...
  • BOOK REVIEW
    Masih ada 2 buku yang tertunda, untuk dibaca. Saat ini saya masih belum mendapatkan versi buku aslinya. Hanya bisa mendapatkan dari buku ele...
  • THE KARTINI DAY
    BUNGA Aku mendapat bunga hari ini meski hari ini bukan hari istimewa dan bukan hari ulangtahunku. Semalam untuk pertama kalinya kami b...

Copyright © 2016 [JejakkakiKu]. Created by Meita Winarto