Seorang teman baik sedang ada diperbatasan hidup. Biasanya pada saat berada di perbatasan, kita benarbenar harus memilih jalan yang terbaik. Kebanyakan dari kita, biasanya sudah mengetahui jalan yang akan dipilih. Hanya saja, terkadang, kita sebagai manusia tidak pernah yakin dengan pilihan sendiri. Ada kalanya perlu pendapat orang lain untuk melangkah dan memastikan jalan yang telah kita ambil.
Begitu pula dengan teman saya. Setelah saya pinjami sebuah ‘buku yang hidup’ –istilah yang dia pakai- banyak sekali hal yang membuat dia LEBIH berani untuk bertindak. Paling tidak, apa yang tidak terpikir, sekarang mulai terpikirkan. Seperti ada ‘jalur’ yang terbuka.
Sekarang, yang dia butuhkan hanya KEYAKINAN pada diri sendiri. Itu saja. Sebelum dia YAKIN dengan dirinya, maka APAPUN yang dia rancang, sepertinya tidak akan terlaksana.
Tulisan ini dibuat agar sebagian orang bisa sedikit merasa lebih LEGA, dalam menghadapi apapun yang sedang dialami dalam hidup. Setidaknya, hanya ini yang bisa saya lakukan. Sedikit berbagi demi menyembuhkan dunia yang sedang ‘sakit’. Jangan sampai kita juga menjadi sakit hanya karena tinggal dalam dunia yang ‘sakit’. Semoga dunia ini bisa SEMBUH dan SEHAT.
Jika sudah membaca tulisan saya sebelumnya, tentang sebuah buku, maka buku itulah yang disebut oleh teman saya, buku yang hidup. Buku itu memiliki roh sendiri, katanya, melalui pesan singkat. Saya senang sekali mengetahuinya. Jika diantara segala gundah yang sedang dia alami. Dia bisa mendapatkan jawaban dari semua hal, yang dia pikir tidak ada jawabannya.
Bagaimana caranya membuat HAL YANG TIDAK MUNGKIN menjadi MUNGKIN? Jawabannya cuma satu, CINTAILAH DIRIMU LEBIH DAHULU, AMPUNI dan MAAFKANLAH dirimu sendiri. Pada saat saya bicara mengenai hal ini, orang pasti bertanya, maksudnya? Atau HA? Dengan mulut terbuka lebar…hahah..yeap..
Saya bicara dengan dua orang, teman pria, yang bilang bahwa hal diatas tidaklah mudah. Tidak gampang untuk belajar memaafkan diri sendiri, mengampuni lalu mulai mencintai diri sendiri. Nah loh? Benarkah? Bagi sebagian orang yang merasa dirinya penuh dengan dosa, dan sudah berbuat banyak salah dengan orang lain. Hal ini adalah yang paling susah. Karena teman ini pun bukannya tidak sadar atau tidak tahu mengenai teori ini, mereka paham sekali. Namun, untuk mempraktekkan langsung dalam hidupnya sendiri; sepertinya mereka masih memerlukan waktu dan kontemplasi yang cukup mendalam.
Saya tidak bilang ini gampang atau MUNGKIN saya PERNAH bilang ini hal yang mudah. Bagi saya pada saat saya praktekkan secara langsung. Tidak ada kendala sama sekali, karena saya berniat untuk MERUBAH diri saya. Berdasarkan NIAT itu, saya mulai untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh banyak orang, belajar memaafkan diri sendiri dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya, di masa lalu, sekarang juga yang akan datang.
Rasanya begitu luar biasa setelah bisa masuk dalam posisi memaafkan ini. Banyak sekali ‘beban’ yang terangkat dari pundak. Mulai dari sini, akan banyak sekali kebetulan yang memang bukan kebetulan. Dan pelanpelan diri kita akan mulai selaras dengan alam, tidak akan ada lagi hal yang tidak kita inginkan dapat terjadi, jika tidak kita ijinkan.
Ingat, pada posisi ini, kita tidak akan pernah menjadi Tuhan atau sakti mandraguna. Bukan. Justru dari sini, semua hal harus dilandasi dengan welas asih. Bukan dengan kesombongan. Hadapi segala omelan dan ocehan juga teriakan dengan senyum, tanpa ada rasa sakit hati.
Karena segala hal negatif yang dirasakan hanya ada dalam pikiran, apapun yang dirasa diatur dikepala. Oleh sebab itu, berpikirlah positif dalam menghadapi APAPUN. Seperti halnya menjadi seorang anak yang selalu bisa memberi jawaban pada orangtuanya, pada saat diomeli karena melakukan kesalahan. Demikian juga halnya dengan pikiran positif yang SELALU bisa menepis negativitas pikiran.
Jika setiap hari dilatih; maka kita akan terbiasa dengan hal ini…
Awali harimu dengan ucapan syukur, tersenyumlah pada dunia, gerakan badan, rasakan kembali detak jantungmu. Kehidupanmu sudah berjalan hingga detik ini, tidak adakah ungkapan kasih dari diri sendiri? Dibandingkan dengan mengeluh, bukankah lebih baik memikirkan nikmatnya makanan kesukaan? :)
Banyak hal indah dapat terjadi tanpa disangka, jika kamu mau membuka mata hati dan pikiran.
Saya bicara dengan dua orang, teman pria, yang bilang bahwa hal diatas tidaklah mudah. Tidak gampang untuk belajar memaafkan diri sendiri, mengampuni lalu mulai mencintai diri sendiri. Nah loh? Benarkah? Bagi sebagian orang yang merasa dirinya penuh dengan dosa, dan sudah berbuat banyak salah dengan orang lain. Hal ini adalah yang paling susah. Karena teman ini pun bukannya tidak sadar atau tidak tahu mengenai teori ini, mereka paham sekali. Namun, untuk mempraktekkan langsung dalam hidupnya sendiri; sepertinya mereka masih memerlukan waktu dan kontemplasi yang cukup mendalam.
Saya tidak bilang ini gampang atau MUNGKIN saya PERNAH bilang ini hal yang mudah. Bagi saya pada saat saya praktekkan secara langsung. Tidak ada kendala sama sekali, karena saya berniat untuk MERUBAH diri saya. Berdasarkan NIAT itu, saya mulai untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh banyak orang, belajar memaafkan diri sendiri dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya, di masa lalu, sekarang juga yang akan datang.
Rasanya begitu luar biasa setelah bisa masuk dalam posisi memaafkan ini. Banyak sekali ‘beban’ yang terangkat dari pundak. Mulai dari sini, akan banyak sekali kebetulan yang memang bukan kebetulan. Dan pelanpelan diri kita akan mulai selaras dengan alam, tidak akan ada lagi hal yang tidak kita inginkan dapat terjadi, jika tidak kita ijinkan.
ANYTHING IS POSSIBLE
Ingat, pada posisi ini, kita tidak akan pernah menjadi Tuhan atau sakti mandraguna. Bukan. Justru dari sini, semua hal harus dilandasi dengan welas asih. Bukan dengan kesombongan. Hadapi segala omelan dan ocehan juga teriakan dengan senyum, tanpa ada rasa sakit hati.
Karena segala hal negatif yang dirasakan hanya ada dalam pikiran, apapun yang dirasa diatur dikepala. Oleh sebab itu, berpikirlah positif dalam menghadapi APAPUN. Seperti halnya menjadi seorang anak yang selalu bisa memberi jawaban pada orangtuanya, pada saat diomeli karena melakukan kesalahan. Demikian juga halnya dengan pikiran positif yang SELALU bisa menepis negativitas pikiran.
Jika setiap hari dilatih; maka kita akan terbiasa dengan hal ini…
Awali harimu dengan ucapan syukur, tersenyumlah pada dunia, gerakan badan, rasakan kembali detak jantungmu. Kehidupanmu sudah berjalan hingga detik ini, tidak adakah ungkapan kasih dari diri sendiri? Dibandingkan dengan mengeluh, bukankah lebih baik memikirkan nikmatnya makanan kesukaan? :)
Banyak hal indah dapat terjadi tanpa disangka, jika kamu mau membuka mata hati dan pikiran.
Berani mencoba?
Saya menunggumu di ujung pelangi bersama gentonggentong emas. YEAH!!
NB: Gorila, gak boleh binun lagi yah? :D hehehe...
SELAMAT LEBARAN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
Foto diambil dari: Foto