Biarkan saya untuk kali ini. Biarkan saya bercumbu dengan aksara yang bersambung. Karena saya begitu merindu untuk merangkainya. Sudah sekian waktu tidak mampu untuk merangkainya. Jadi kali ini biarkan saya melepaskan rindu. Agar aksara yang terangkai mampu berlari menuju benakmu.
Kali ini setiap huruf yang tercipta adalah untaian rindu, pribadi. Tidak mampu lagi untuk merangkai buat yang lain, karena rasa rindu terhadap aksara begitu menggebu. Jadi, biarkanlah saya, untuk kali ini saja, menjadi sosok yang egois.
Menulis adalah ‘pergi sebentar’. Melepas segala hal yang terjadi disekeliling. Entah apapun yang dirasa pada saat menulis. Semua tidak terasa. Hanya mendengarkan apa yang ada dikepala dan tangan akan secara otomatis merangkaikan semua rasa dan asa menjadi aksara. Apakah itu akan menjadi sebuah makna atau tidak. Semua hanya dapat dinilai setelah tulisan ini selesai. Ditulis dan dibaca.
Lama sekali rasanya. Yang seharusnya bisa tiap hari, kini sudah tidak bisa lagi. Yang harusnya bisa menulis setiap kali merasakan rindu, kini tak bisa lagi. Hanya bisa menulis pada saat semua perasaan menggelegak dan berontak juga berteriak untuk menulis.
Saya berusaha sekali. Mengumpulkan segala daya untuk melakukan ini. Saat ini, saya tidak lagi perduli dengan segala hal yang sedang terjadi disekeliling saya. saat ini, saya hanya ingin melampiaskan rasa rindu saya pada untaian kata yang sedang saya tuliskan. Saya tidak perduli lagi dengan segala hal yang tidak pantas dan pantas. Saya hanya ingin bercumbu dengan untaian huruf ini satu per satu.
Jika sudah terlampiaskan dengan pasti, maka kalian boleh menceramahi dengan segala hal yang baik dan buruk mengenai tulisan ini. Tapi saya meragukan cacian akan terlontar. Karena setiap rangkaian kalimat yang terjalin saat ini adalah untaian rindu. Dan saya tau, kalian yang membacanya dapat merasakan setiap butir aksara yang tercipta ada cinta yang terungkap. Ada rindu yang terasa.
Maaf, saya tidak dapat mengendalikan lagi rasa ini. Karena sudah terbelenggu begitu lama. Jadi untuk kali ini saja, saya inginkan semuanya tercurah.
Saya merindukan kalian semua!
Kali ini setiap huruf yang tercipta adalah untaian rindu, pribadi. Tidak mampu lagi untuk merangkai buat yang lain, karena rasa rindu terhadap aksara begitu menggebu. Jadi, biarkanlah saya, untuk kali ini saja, menjadi sosok yang egois.
Menulis adalah ‘pergi sebentar’. Melepas segala hal yang terjadi disekeliling. Entah apapun yang dirasa pada saat menulis. Semua tidak terasa. Hanya mendengarkan apa yang ada dikepala dan tangan akan secara otomatis merangkaikan semua rasa dan asa menjadi aksara. Apakah itu akan menjadi sebuah makna atau tidak. Semua hanya dapat dinilai setelah tulisan ini selesai. Ditulis dan dibaca.
Lama sekali rasanya. Yang seharusnya bisa tiap hari, kini sudah tidak bisa lagi. Yang harusnya bisa menulis setiap kali merasakan rindu, kini tak bisa lagi. Hanya bisa menulis pada saat semua perasaan menggelegak dan berontak juga berteriak untuk menulis.
Saya berusaha sekali. Mengumpulkan segala daya untuk melakukan ini. Saat ini, saya tidak lagi perduli dengan segala hal yang sedang terjadi disekeliling saya. saat ini, saya hanya ingin melampiaskan rasa rindu saya pada untaian kata yang sedang saya tuliskan. Saya tidak perduli lagi dengan segala hal yang tidak pantas dan pantas. Saya hanya ingin bercumbu dengan untaian huruf ini satu per satu.
Jika sudah terlampiaskan dengan pasti, maka kalian boleh menceramahi dengan segala hal yang baik dan buruk mengenai tulisan ini. Tapi saya meragukan cacian akan terlontar. Karena setiap rangkaian kalimat yang terjalin saat ini adalah untaian rindu. Dan saya tau, kalian yang membacanya dapat merasakan setiap butir aksara yang tercipta ada cinta yang terungkap. Ada rindu yang terasa.
Maaf, saya tidak dapat mengendalikan lagi rasa ini. Karena sudah terbelenggu begitu lama. Jadi untuk kali ini saja, saya inginkan semuanya tercurah.
Saya merindukan kalian semua!
Sebentar lagi yah! Sebentar lagi saya dapat melampiaskan segala rasa ini kapan saja dan dimana saja. Tunggu saja sebentar lagi...
....hanya mampu bersabar...